Show simple item record

dc.contributor.advisorRahman, Dede Aulia
dc.contributor.advisorSetiawan, Yudi
dc.contributor.authorMartiyani, Trisna Rizky
dc.date.accessioned2022-12-19T23:59:22Z
dc.date.available2022-12-19T23:59:22Z
dc.date.issued2022-12-19
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115595
dc.description-id
dc.description.abstractTNGHS merupakan salah satu kawasan hutan tropis di Jawa Barat yang memiliki potensi keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tergolong tinggi serta memiliki fungsi sebagai sistem penyangga kehidupan. TNGHS menyediakan habitat substansial bagi pelestarian dan penyelamatan satwa langka. TNGHS menjadi habitat penting bagi salah satu spesies endemik Jawa yang statusnya saat ini terancam punah dan terdaftar dalam Appendix I CITES yaitu macan tutul jawa. Macan tutul jawa merupakan satwa karnivora endemik terbesar di pulau Jawa. Spesies ini memiliki peran penting bagi ekosistem sebagai spesies kunci dan predator tertinggi dalam suatu siklus rantai makanan. Akan tetapi, dari waktu ke waktu kondisi populasi satwa ini semakin menurun dan mengkhawatirkan karena penurunan kualitas hutan. Penurunan kualitas hutan disebabkan oleh banyak faktor seperti kebakaran hutan, penebangan liar, perburuan liar, dan perambahan yang berdampak pula pada menurunnya kualitas habitat macan tutul jawa. Pentingnya keberadaan macan tutul di alam maka keberadaannya khususnya di TNGHS perlu dijaga dan terus dilestarikan agar spesies langka ini tidak punah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan keberadaan spesies ini yaitu dengan melakukan pemantauan dan studi kepadatan populasi macan tutul jawa dan satwa mangsa potensialnya di beberapa kawasan potensial di TNGHS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepadatan populasi macan tutul jawa menggunakan analisis SECR dan satwa mangsa potensialnya. Pengambilan data dilakukan menggunakan camera trap pada bulan Februari – April 2021 di Cikaniki, Star Energy (SE), dan Koridor TNGHS. Individu macan tutul jawa yang teridentifikasi berjumlah 4 individu dengan perbandingan jenis kelamin 3 jantan : 1 betina dan hanya memiliki satu kelas umur yaitu dewasa. Estimasi kepadatan macan tutul jawa dengan SECR adalah 11,19 ind/100 km2 . Setidaknya terdapat 11 individu dalam area seluas 100 km2 atau 0,011 ind/km2 yang artinya sama dengan satu individu per 8,9 km2 . Ditemukan 18 jenis satwa mangsa potensial macan tutul jawa yaitu babi hutan, kancil, linsang, musang luwak, kijang, tikus, tupai, surili, owa jawa, lutung jawa, biul, garangan jawa, anjing biasa, meninting kecil, delimukan zamrud, puyuh gonggong biasa, punglor hitam dan ayam hutan merah. Jenis satwa mangsa potensial dengan kelimpahan relatif tertinggi yaitu musang luwak dan kijang. Implikasi pengelolaan yaitu pengintegrasian di SE antara kawasan kerja dan lalu lintas kendaraan operasional dengan kawasan habitat satwa, monitoring berkala khususnya potensi ancaman terhadap satwa seperti perburuan dan pembukaan lahan di Cikaniki, pengayaan habitat di koridor dengan menanam tanaman kehutanan sehingga mampu mendukung ketersediaan pakan bagi satwa mangsa macan tutul jawa, patroli berkala dan penyuluhan kepada masyarakat terkid
dc.description.sponsorship-id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStudi Populasi Macan Tutul Jawa dan Satwa Mangsa Potensial di Taman Nasional Gunung Halimun Salakid
dc.title.alternativeStudy of Javan Leopard Population and Potential Prey in Mount Halimun Salak National Parkid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordjavan leopardid
dc.subject.keywordmanagementid
dc.subject.keywordpopulation densityid
dc.subject.keywordpotential prey animalsid
dc.subject.keywordSECRid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record