dc.description.abstract | TNGHS merupakan salah satu kawasan hutan tropis di Jawa Barat yang
memiliki potensi keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tergolong tinggi
serta memiliki fungsi sebagai sistem penyangga kehidupan. TNGHS menyediakan
habitat substansial bagi pelestarian dan penyelamatan satwa langka. TNGHS
menjadi habitat penting bagi salah satu spesies endemik Jawa yang statusnya saat
ini terancam punah dan terdaftar dalam Appendix I CITES yaitu macan tutul jawa.
Macan tutul jawa merupakan satwa karnivora endemik terbesar di pulau Jawa.
Spesies ini memiliki peran penting bagi ekosistem sebagai spesies kunci dan
predator tertinggi dalam suatu siklus rantai makanan. Akan tetapi, dari waktu ke
waktu kondisi populasi satwa ini semakin menurun dan mengkhawatirkan karena
penurunan kualitas hutan. Penurunan kualitas hutan disebabkan oleh banyak
faktor seperti kebakaran hutan, penebangan liar, perburuan liar, dan perambahan
yang berdampak pula pada menurunnya kualitas habitat macan tutul jawa.
Pentingnya keberadaan macan tutul di alam maka keberadaannya
khususnya di TNGHS perlu dijaga dan terus dilestarikan agar spesies langka ini
tidak punah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan
keberadaan spesies ini yaitu dengan melakukan pemantauan dan studi kepadatan
populasi macan tutul jawa dan satwa mangsa potensialnya di beberapa kawasan
potensial di TNGHS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepadatan
populasi macan tutul jawa menggunakan analisis SECR dan satwa mangsa
potensialnya. Pengambilan data dilakukan menggunakan camera trap pada bulan
Februari – April 2021 di Cikaniki, Star Energy (SE), dan Koridor TNGHS.
Individu macan tutul jawa yang teridentifikasi berjumlah 4 individu
dengan perbandingan jenis kelamin 3 jantan : 1 betina dan hanya memiliki satu
kelas umur yaitu dewasa. Estimasi kepadatan macan tutul jawa dengan SECR
adalah 11,19 ind/100 km2
. Setidaknya terdapat 11 individu dalam area seluas 100
km2
atau 0,011 ind/km2
yang artinya sama dengan satu individu per 8,9 km2
.
Ditemukan 18 jenis satwa mangsa potensial macan tutul jawa yaitu babi hutan,
kancil, linsang, musang luwak, kijang, tikus, tupai, surili, owa jawa, lutung jawa,
biul, garangan jawa, anjing biasa, meninting kecil, delimukan zamrud, puyuh
gonggong biasa, punglor hitam dan ayam hutan merah. Jenis satwa mangsa
potensial dengan kelimpahan relatif tertinggi yaitu musang luwak dan kijang.
Implikasi pengelolaan yaitu pengintegrasian di SE antara kawasan kerja dan lalu
lintas kendaraan operasional dengan kawasan habitat satwa, monitoring berkala
khususnya potensi ancaman terhadap satwa seperti perburuan dan pembukaan
lahan di Cikaniki, pengayaan habitat di koridor dengan menanam tanaman
kehutanan sehingga mampu mendukung ketersediaan pakan bagi satwa mangsa
macan tutul jawa, patroli berkala dan penyuluhan kepada masyarakat terk | id |