Evaluasi kesesuaian lahan dan strategi rehabilitasi lahan mangrove di Desa Cemara, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Date
2022-12-15Author
Safira, Doani Anggi
Rusdiana, Omo
Kusmana, Cecep
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyediaan data dan informasi mengenai kondisi fisik dan biologi lahan serta
kondisi masyarakat sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan penanaman
mangrove. Data dan informasi tersebut diharapkan dapat menjadi acuan
pengalokasian dana dari pemerintah yang proporsional dan optimal. Beberapa
kegiatan rehabilitasi telah dilakukan oleh pemerintah di Kabupaten Indramayu,
namun hampir semuanya belum memperhatikan aspek biofisik dan masyarakat,
akibatnya program rehabilitasi belum mampu mengembalikan keadaan hutan
mangrove. Berdasarkan alasan tersebut maka, perlu dilakukan penelitian yang
berjudul evaluasi kesesuaian lahan dan strategi rehabilitasi lahan mangrove di
Desa Cemara, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi luas dan letak kawasan yang potensial
(tersedia) untuk rehabilitasi mangrove, menentukan jenis-jenis mangrove yang
sesuai dan cocok untuk ditanam di Desa Cemara Kabupaten Indramayu dan
menyusun strategi rehabilitasi mangrove di Desa Cemara Kabupaten Indramayu.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2022. Penelitian ini
dilaksanakan di Desa Cemara, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Lokasi
analisis vegetasi dilakukan berdasarkan metode stratified sampling dengan
keterwakilan kerapatan mangrove yaitu kerapatan vegetasi rapat, sedang, dan
jarang. Metode analisis yang digunakan meliputi luas dan sebaran kawasan yang
potensial (tersedia) untuk direhabilitasi serta luas dan sebaran mangrove
(kerapatan lebat, sedang, jarang) dengan Sistem Informasi Geografis, analisis
vegetasi dan tanah, analisis luasan dan sebaran mangrove, strategi rehabilitasi
mangrove secara teknis dan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil penelitian, hutan mangrove di Desa Cemara terdiri dari 5
jenis mangrove. Jenis yang dominan adalah Rhizophora mucronata pada tingkat
pertumbuhan pohon, tiang, dan semai. Hal ini menunjukkan bahwa jenis
mangrove tersebut cukup beradaptasi dengan baik dengan kondisi lingkungan
tempat tumbuhnya sehingga dapat dijadikan sebagai rekomendasi jenis untuk
program rehabilitasi mangrove di Desa Cemara. Luas areal yang berpotensi untuk
direhabilitasi di Desa Cemara adalah 1.012,020 ha, yang terdiri dari 285,390 ha
(28,2%) area bervegetasi dan 726,630 ha (71,8%) tidak bervegetasi. Rekomendasi
untuk rehabilitasi hutan mangrove pada lahan dengan kerapatan mangrove rendah
dan lahan timbul dengan melakukan penanaman intensif, pada lahan tambak
dengan melakukan penanaman sylvofishery, pada lahan dengan kerapatan
mangrove sedang dengan penanaman pengayaan dan pada lahan dengan kerapatan
mangrove tinggi dengan melakukan pemeliharaan. untuk fungsi pelindung.
Berdasarkan diagram dan matriks SWOT, rehabilitasi mangrove di Desa
Cemara berada pada kuadran I pada area kekuatan dan peluang, yang merupakan
strategi agresif. Posisi kuadran 1 adalah posisi yang menguntungkan, kegiatan
rehabilitasi mangrove dilakukan dengan menghindari faktor-faktor yang
mengancam, memanfaatkan sepenuhnya peluang yang ada dan mengeluarkan
potensinya secara maksimal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu melestarikan
hutan mangrove, mengembangkan Desa Cemara menjadi kawasan eduwisata, dan
pemberdayaan masyarakat untuk mengelola hasil hutan non kayu. The provision of data and information regarding the physical and biological
conditions of the land as well as the condition of the community is very necessary in
supporting the success of mangrove planting. The data and information is expected to
be a reference for the allocation of funds from the government that is proportional and
optimal. Several rehabilitation activities have been carried out by the government in
Indramayu Regency, but almost all of them have not paid attention to the biophysical
and community, as a result the rehabilitation program has not been able to restore the
condition of the mangrove forest. Therefore, it is necessary to conduct a study entitled
evaluation of land suitability and strategies for the rehabilitation of mangrove land in
Cemara Village, Cantigi District, Indramayu Regency, West Java. This study aims
were to identify the area and location of potential (available) areas for mangrove
rehabilitation, determine suitable mangrove species for rehabilitation in Cemara
Village, Indramayu Regency and develop a mangrove rehabilitation strategy in
Cemara Village, Indramayu Regency.
The research was conducted from March to June 2022. This research was
conducted in Cemara Village, Indramayu Regency, West Java Province. The location
of the vegetation analysis was carried out based on the purposive sampling method
with the representativeness of the mangrove density, namely dense, medium, and rare
vegetation density. The analytical methods used include the area and distribution of
potential (available) areas for rehabilitation as well as the extent and distribution of
mangroves (density, medium, rare) with Geographic Information Systems (GIS),
vegetation and soil analysis, analysis of mangrove area and distribution, technical
mangrove rehabilitation strategies and SWOT analysis.
Based on the results of the study, the mangrove forest in Cemara Village
consists of five types of mangroves. The dominant species was Rhizophora
mucronata at the growth rate of trees, poles, and seedlings. This shows that the
mangrove species is quite well adapted to the environmental conditions where it
grows so that it can be used as a type recommendation for the mangrove rehabilitation
program in Cemara Village. The area that has the potential to be rehabilitated in
Cemara Village is 1,012,020 ha, consisting of 285,390 ha (28.2%) vegetated and
726,630 ha (71.8%) not vegetated. Recommendations for the rehabilitation of
mangrove forests on land with low mangrove density and emergent land by intensive
planting, on pond land by planting sylvofishery, on land with medium mangrove
density with enrichment planting, and on land with high mangrove density by
carrying out maintenance for a protective function.
Based on the SWOT diagram and matrix, mangrove rehabilitation in Cemara
Village is in quadrant I in the area of strengths and opportunities, which is an
aggressive strategy. Quadrant 1 position is a profitable position, mangrove
rehabilitation activities are carried out by avoiding threatening factors, taking full
advantage of existing opportunities and bringing out their potential to the fullest.
Strategies that can be carried out are conserving mangrove forests, developing
Cemara Village into an edutourism area, and empowering communities to manage
non-timber forest products.
Collections
- MT - Forestry [1376]