dc.description.abstract | Isu sosial ketimpangan gender telah dipelajari secara ekstensif di berbagai
disiplin ilmu (Minasyan et al, 2019). Perlu dicatat bahwa masuknya perempuan
dalam angkatan kerja merupakan sumber daya yang dapat menjadi pendorong
pembangunan suatu negara. Inilah kunci keberhasilan Sustainable Development
Goals (SDGs) dalam mencapai kesetaraan gender. Penelitian yang dilakukan oleh
Atacan et al (2020) menyebutkan bahwa peran perempuan dalam partisipasi
angkatan kerja akan berdampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi. Perempuan yang berpartisipasi dalam pasar kerja berpotensi
meningkatkan pendapatan total rumah tangga sehingga mengurangi kemiskinan.
Studi ini membahas hasil ekonomi dari kesetaraan gender dari beberapa
perspektif, yang diwakili oleh pertumbuhan ekonomi. Literatur ini menyelidiki efek
dari tiga aspek (pekerjaan, kesehatan, pendidikan) dari kesetaraan gender. Literatur
tentang ekonomi feminis setuju bahwa kesetaraan gender sangat penting untuk
pertumbuhan ekonomi (Braunstein et al, 2019).Secara khusus, perbaikan dalam
kesetaraan gender dapat meningkatkan modal manusia melalui jalur yang berbeda,
seperti kemampuan tenaga kerja, kemampuan dalam produktivitas, penurunan
tingkat fertilitas, penurunan tingkat kematian anak, dan perbaikan dalam reproduksi
sosial (Braunstein et al, 2019). Pada saat yang sama, peningkatan sumber daya
manusia merupakan pendorong ekonomi yang penting (Zhu dan Li, 2017).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara bias gender dan
variabel makro terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif dan analisis kuadran untuk melihat kondisi bias
gender dengan menggunakan indikator pendidikan, tenaga kerja, kesehatan, dan
ekonomi serta regresi data panel untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan
ekonomi di 26 kabupaten/kota selama periode 2013- 2020.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan Indeks Pembangunan
Gender belum mampu mengurangi kesenjangan secara signifikan dalam
pencapaian kemampuan dasar antara laki-laki dan perempuan. Kesenjangan masih
terlihat tetap dan cenderung tidak berubah, masih terdapat bias pada sektor
ketenagakerjaan, pendidikan, dan ekonomi. Hasil estimasi model, pengaruh bias
pada sektor ketenagakerjaan, kesehatan, dan pendapatan berpengaruh negatif dan
signifikan, sedangkan variabel pertumbuhan penduduk, tingkat partisipasi angkatan
kerja, dan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Upaya serius diperlukan bagi pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat agar
seluruh komponen pembangunan, baik dari sektor ketenagakerjaan, pendidikan,
maupun kesehatan, menjadi responsif gender. Misalnya peningkatan jurusan yang
meningkatkan kreativitas bagi perempuan sehingga berdampak pada peningkatan
kapasitas perempuan memasuki pasar kerja, adanya pelatihan teknologi dan
keterampilan bagi perempuan. | id |