Eksplorasi Komponen Bioaktif Tiram Crassostrea angulata Dari Estuari Batu Karas
Date
2022-10-13Author
Hastuti K, Rr. Puji
Zamani, Neviaty Putri
Soedharma, Dedi
Nurjanah
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki potensi budidaya dan pemanfaatan tiram dari berbagai spesies yang cukup besar. Tiram konsumsi dari genus Crassostrea, Saccostrea, dan Ostrea masih diambil dari alam. Salah satu daerah penghasil tiram estuarin yang memiliki nilai ekonomis di wilayah pesisir Selatan Jawa adalah Desa Batu Karas yang terletak di Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Bivalvia filter feeder seperti tiram merupakan organisme bentik dan cara hidup organisme tiram yang menetap (immobile/sessil) dapat meningkatkan risiko infeksi patogen, sehingga untuk melawan serangan potensial tersebut, organisme tiram membutuhkan sistem pertahanan efektif. Di antara invertebrata laut, moluska laut merupakan salah satu sumber metabolit bioaktif yang baik.
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu: belum banyak diketahui secara ilmiah karakteristik ekologi tiram estuari Batu Karas Crassostrea angulata; belum diketahui secara ilmiah potensi dan karakteristik senyawa bioaktif tiram estuari Batu Karas C. angulata; belum diketahui hubungan (korelasi) antara kondisi ekologi tiram estuari Batu Karas C. angulata berpengaruh terhadap karakteristik kandungan senyawa aktif tiram estuari C. angulata. Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian atau riset ini adalah: mengeksplorasi karakteristik habitat tiram C. angulata di perairan estuari Batu Karas; mengeksplorasi karakteristik senyawa bioaktif tiram estuari Batu Karas Crassostrea angulata; mengkaji korelasi antara bioekologi dan kandungan senyawa bioaktif tiram estuari Batu Karas C. angulata. Hipotesis penelitian yang dapat diambil berdasarkan tujuan adalah: Ekologi habitat tiram estuari Batu Karas Crassostrea angulata. memengaruhi karakteristik kandungan senyawa bioaktif yang terkandung. Novelty atau kebaruan dari penelitian desertasi ini adalah riset yang berhubungan dengan tiram estuari Indonesia dari pesisir selatan Pulau Jawa, yaitu: Karakteristik senyawa biosktif tiram estuari Batu Karas C. angulata; Korelasi antara bioekologi dan karakteristik kandungan senyawa aktif tiram estuari Batu Karas C. angulata,
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap studi bioekologi, karakterisasi senyawa biokimia dan ekstrak aktif tiram, dan uji aktivitas senyawa bioaktif sebagai antibakteri. Penelitian tahap studi bioekologi meliputi pengukuran beberapa parameter fisika kimia perairan yaitu salinitas, suhu, DO, pH, kedalaman dan lebar sungai, serta kelimpahan dan morfometrik tiram. Penentuan stasiun sampling yang dilakukan terdiri dari tiga stasiun sampling. Analisis terhadap karakteristik kandungan komponen biokimia dilakukan dengan uji proksimat untuk mengetahui komposisi komponen biokimia tiram portugis ini. Analisis terhadap karakteristik ekstrak kasar tiram dilakukan dengan uji fitokimia kualitatif untuk mengetahui macam-macam golongan senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak kasar tiram. Analisis bioaktivitas yang diuji dilakukan terhadap potensi antibakteri komponen bioaktif ekstrak kasar tiram menggunakan metode Kirby-Bauer (difusi paper disc) terhadap bakteri S. aureus (Gram positif) dan E. coli (Gram negatif).
Estuari Sungai Panireuman Batu Karas memiliki perbedaan tingkat salinitas yang memengaruhi jumlah populasi dan morfometrik tiram estuari Crassostrea angulata. Jumlah populasi dan ukuran dimensi morfometrik tiram sangat dipengaruhi oleh salinitas. Semakin jauh dari pantai ke arah hulu (stasiun 1), salinitas semakin turun, populasi semakin kecil, dimensi ukuran morfometrik semakin besar. Semakin dekat dengan laut (stasiun 3), salinitas makin tinggi atau sama dengan salinitas air laut, jumlah populasi makin besar, dan dimensi ukuran morfometrik makin kecil. Salinitas menjadi faktor pembatas pertumbuhan tiram. Hal ini menunjukkan bahwa, fase perkembangbiakan tiram ditentukan oleh salinitas tertentu, yaitu salinitas laut.
Tiram estuari Batu Karas memiliki potensi besar sebagai sumber protein, mineral, lemak, dan kalsium. Komposisi kandungan komponen biokimia tiram ini rata-rata dari ketiga stasiun adalah 80.28% air, 4.88% abu, 12.34% protein, 1.44% lipid, 0.42% serat kasar, 0.64% karbohidrat, dan 0.22% kalsium. Ekstrak tiram estuari ini memiliki karakteristik fitokimia kualitatif yang cukup baik, dengan adanya indikasi kandungan senyawa bioaktif yang bervariasi yaitu alkaloid, flavonoid, dan fenol. Hasil analisis biaktivitas antibakteri ekstrak aktif tiram menunjukkan bahwa ekstrak kasar tiram ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 25%, 50%, dan 75%; serta bakteri E. coli pada konsentrasi 75% saja.
Kandungan senyawa komponen dalam tiram terkait dengan interaksi kompleks dari kedua parameter biologis dan parameter lingkungan. Korelasi erat antara salinitas di lingkungan perairan memengaruhi metabolisme, dan menghasilkan senyawa komponen yang berbeda. Salinitas air dan pH berpengaruh pada variasi senyawa yang berbeda. Pada salinitas stasiun 3 yang merupakan salinitas tertinggi dari ketiga stasiun dan yang paling dekat dengan laut, mengasilkan kadar abu yang tertinggi yang terkandung dalam tiram bila dibandingkan tiram dari stasiun 1 dan 2. Semakin jauh ke arah hulu seiring dengan menurunnya salinitas, kadar abu yang terkandung dalam tiram juga semakin menurun.
Collections
- DT - Fisheries [725]