Show simple item record

dc.contributor.advisorArdiansyah, Firman
dc.contributor.authorSalsabila, Hana
dc.date.accessioned2022-09-24T04:02:34Z
dc.date.available2022-09-24T04:02:34Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114643
dc.description.abstractDisabilitas rungu adalah gangguan pendengaran di mana seseorang tidak dapat mendengar suara sebagian atau keseluruhan. Orang dengan disabilitas rungu atau lebih sering disebut teman Tuli di Indonesia berkomunikasi dengan mengandalkan kemampuan visualnya. Bahasa isyarat menjadi media penghubung komunikasi antara teman Tuli dengan teman dengar. Teman Tuli di Indonesia menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) untuk berkomunikasi. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah jumlah teman dengar yang dapat memahami Bisindo masih sangat minim karena kurangnya akses pembelajaran dan sosialisasi Bisindo kepada masyarakat. Permasalahan tersebut mengurangi kesempatan teman Tuli memenuhi hak linguistiknya untuk menggunakan bahasa isyarat dengan status yang sama dengan bahasa lisan yang biasa digunakan oleh teman dengar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memetakan kebutuhan teman dengar dalam melakukan pembelajaran Bisindo. Proses analisis kebutuhan ini dilakukan dengan metode design thinking. Hasil akhir dari penelitian ini adalah analisis kebutuhan teman dengar yang diimplementasikan dalam bentuk empathy map, user persona, customer journey map, how might we question, dan implikasi desain yang nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan solusi pada fase solution space.id
dc.description.abstractDeafness is a hearing loss in which a person can’t hear partially or completely. Deaf person or more often called deaf friends in Indonesia communicate by relying on their visual abilities. Sign language is a communication link between deaf friends and hearing friends. Deaf friends in Indonesia use Indonesian Sign Language (Bisindo) to communicate. The problem faced nowaday is that the number of hearing friends who can understand Bisindo is still very minimal due to lack of access to learning and socialization of Bisindo to the community. This problem reduces the opportunity for deaf friends to fulfill their linguistic rights to use sign language with the same status as the spoken language commonly used by hearing friends. Therefore, this research was conducted to map the needs of hearing friends in doing Bisindo learning. This process is carried out using the design thinking method. The final result of this research is an analysis needs of hearing friends which is implemented in the form of an empathy map, user persona, customer journey map, how might we question, and design implications which can be used to develop solutions in the solution space phase.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleRiset Pengalaman Pengguna Aplikasi Pembelajaran Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) untuk Teman Dengarid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBisindoid
dc.subject.keyworddesign thinkingid
dc.subject.keywordriset penggunaid
dc.subject.keywordteman dengarid
dc.subject.keywordteman tuliid
dc.subject.keyworddeaf friendsid
dc.subject.keywordhearing friendsid
dc.subject.keywordindonesian sign languageid
dc.subject.keyworduser researchid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record