Show simple item record

dc.contributor.advisorBoediono, Arief
dc.contributor.advisorSumantri, Cece
dc.contributor.advisorMaheshwari, Hera
dc.contributor.authorWidyastuti, Rini
dc.date.accessioned2022-09-02T06:50:08Z
dc.date.available2022-09-02T06:50:08Z
dc.date.issued2022-08-23
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114303
dc.description.abstractSeparasi sperma adalah suatu proses untuk memisahkan sperma X dan sperma Y menggunakan metode spesifik sehingga diharapkan dapat memperoleh keturunan sesuai dengan jenis kelamin yang diinginkan. Beberapa metode yang telah dikembangkan untuk separasi sperma diantaranya adalah: coloumn albumin, densitas gradien, elektroforesis, antigen H-Y, filtrasi dengan kolom Sephadex dan flow cytometry. Metode yang memiliki akurasi 85-95% sampai saat ini adalah flow cytometry. Aplikasi metode flow cytometry sangat mahal, memerlukan waktu lama dan terjadinya kerusakan selama proses separasi yang menyebabkan berkurangnya fertilitas sperma serta abnormalitas pada embrio. Metode separasi berdasarkan pada sifat alami yang mampu memisahkan sperma X dan sperma Y dikembangkan. Ilmuwan meyakini bahwa sperma X dan sperma Y dapat dipisahkan berdasarkan pada perbedaan ketahanan pada media asam dan basa. pH vagina yag cukup extrem yaitu antara 3,8-4 kemungkinan berperan penting dalam pengaturan seleksi sperma X atau sperma Y sehingga berpengaruh terhadap jenis kelamin keturunan yang dihasilkan. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa sperma Y tidak dapat bertahan lama pada media asam, suhu tinggi, ataupun lingkungan yang mengandung reactive oxygen species (ROS) tinggi. Pada penelitian ini dilakukan separasi sperma berdasarkan pada hipotesis perbedaan ketahanan dan sifat fisiologis sperma pada media yang memiliki pH asam dan basa ekstrem. Proses separasi tersebut diharapkan dapat memisahkan sperma X dan sperma Y secara akurat. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian komprehenship secara seluler dan molekuler serta fertilitas sperma hasil separasi dengan metode inkubasi menggunakan media pH ekstrem. Penelitian dibagi menjadi tiga tahap: (1) Karakteristik sperma pada media dengan pH yang berbeda, (2) Kajian seluler dan molekuler sperma pada inkubasi menggunakan media asam dan basa ekstrem, (3) Separasi sperma dan uji fertilitas serta potensi perkembangan embrio. Pada tahap pertama, dilakukan penelitian untuk mengevaluasi kisaran nilai pH media yang dapat ditoleransi oleh sperma dan pengaruhnya terhadap kualitas sperma. Sejumlah 250 x 106 sperma beku Sapi Pasundan di thawing dan dibagi menjadi 10 bagian yang sama. HCL atau NaOH ditambahkan ke dalam media bufer untuk membuat media asam dengan pH 3,4,5,6 kontrol 7,2-7,4 dan media basa dengan pH 8,9,10,11,12. Sampel diinkubasi dalam media dengan nilai pH yang spesifik selama 5 menit pada suhu ruang, selanjutnya segera ditambahkan larutan bufer untuk mengembalikan ke pH 7,2-7,4. Evaluasi dilakukan setelah 10 menit inkubasi di suhu ruang. Penelitian tahap dua, metode thawing dan preparasi media dilakukan sesuai dengan penelitian tahap 1. Media yang digunakan memiliki pH 4 untuk asam ekstrem, kontrol memiliki pH 7,2-7,2 dan pH 11 untuk basa ekstrem. Sperma diinkubasi di dalam media yang memiliki pH spesifik selama 5 menit pada suhu ruang, kemudian segera ditambahkan larutan buffer mengembalikan ke pH 7,2-7,4 dan diinkubasi selama 10 menit di suhu ruang. Evaluasi terhadap motilitas, viabilitas, membran utuh, akrosom utuh, morfologi dan DNA utuh pada menit ke 0, 15 dan 30 pasca 10 menit inkubasi di suhu ruang. Level H2O2, aktivitas mitokondria, dan level Ca2+intraseluler dianalisa dengan menggunakan confocal laser scanning microscope (CLSM). Produksi embrio in vitro dilakukan dengan metode intracytoplasmic sperm injection (ICSI) menggunakan sperma yang diinkubasi pada media pH 4 dan pH 11 dibandingkan dengan kontrol. qPCR dilakukan untuk menganalisa ekspresi gen PLP, ZFY, BAX dan PLC ζ pada sperma dan PLP, ZFY dan GLUT 3 pada embrio hasil fertilisasi dengan metode ICSI menggunakan sperma hasil separasi. Hasil menunjukkan menunjukkan bahwa kisaran nilai pH yang masih dapat ditoleransi (motilitas lebih dari 10%) oleh sperma adalah 4-11, dengan kualitas sperma yang mengalami penurunan seiring dengan kenaikan level keasaman dan level alkali media inkubasi. Separasi sperma menggunakan media pH 4 dan pH 11 menyebabkan penurunan persentase motilitas, viabilitas, membran utuh, akrosom utuh, morfologi normal, kenaikan level H2O2, menginduksi apoptosis, kenaikan aktivitas mitokondria, kenaikan level Ca2+ dan kerusakan DNA. Sperma yang diinkubasi pada pH 11, menunjukkan peningkatan level ekspresi gen PLC ζ. Inkubasi sperma ke dalam media dengan pH 4 efektif mengisolasi sperma X sedangkan media pH 11 efektif untuk mengisolasi sperma Y. Berdasarkan ekspresi gen GLUT3, oosit yang difertilisasi dengan metode ICSI menggunakan sperma yang diinkubasi pada pH 4 dan pH 11 memiliki kapasitas yang sama dengan kelompok kontrol untuk berkembang ke tahap blastosis. Perubahan pH selama inkubasi, menginduksi level H2O2 yang merupakan salah satu jenis ROS yang bersifat menghambat motilitas dan menyebabkan gangguan pada sintesis ATP. Peningkatan ROS yang eksesif menginduksi terjadinya stress oksidatif sehingga merusak membran sperma, gangguan motilitas dan terjadi kerusakan pada morfologi. Lebih lanjut terjadi induksi apoptosis oleh aktivasi gen BAX yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada DNA dan induksi mitokondria untuk mensekresikan faktor-faktor pro apoptosis yang menyebabkan kenaikan aktivitas mitokondria dan kenaikan level Ca2+ intraseluler via Catsperm channel. Kenaikan level Ca2+ dan aktivitas mitokondria menyebabkan perubahan pola motilitas pada sperma sehingga terjadi hiperaktivasi, kapasitasi dan reaksi akrosom spontan pada sperma yang diinkubasi media pH 4 dan pH 11. Penurunan tingkat pembelahan pada embrio hasil fertilisasi menggunakan sperma hasil separasi kemungkinan disebabkan oleh terjadinya fragmentasi pada DNA sperma. Namun demikian, embrio tersebut memiliki potensi untuk berkembang menjadi blastosis karena telah melewati tahap sel blok yang terjadi pada tahap 8-16 sel. Separasi sperma dengan inkubasi pada media pH 4 dan pH 11 dapat diaplikasikan untuk Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) melalui metode fertilisasi ICSI karena keterbatasan persentase motilitas sperma yang diperoleh.id
dc.description.abstractSperm separation is the process of altering the proportion of sperm obtained with X or Y chromosomes using a specific method to determine the sex outcome of the offspring. There have been several sperm separation methods developed. It includes albumin columns, density gradient centrifugation, electrophoresis, H-Y antigen, filtration with a Sephadex column, and flow cytometry. Flow cytometry is the only method with an accuracy 85%-95%. This flow cytometry technique is reasonably expensive, takes a long time, and damages the separated sperm, which causes a decrease in sperm fertility and abnormalities in the fertilized embryo. Therefore, there is still a need to develop recognized techniques for a successful natural strategy for sorting X- and Y-chromosome-bearing sperm. Scientists believed X and Y sperm could be selected based on different migration rates in acidic and basic media. The vagina has a moderately acidic pH that ranges from 3.8 to 4, which may play a role in the selection of X- or Y-bearing sperm and thus affect the sex of the offspring. Furthermore, the previous research reported that Y sperm could not survive long in acidic media, high temperatures, or environments with a high reactive oxygen species (ROS) content. Our study employed to perform sperm sexing based on the hypothetical existence of physiological differences between X- and Y-bearing sperm in extreme pH media, as well as the idea that these differences are significant enough to allow sperm separation. This research aims to provide comprehensive information on cellular and molecular changes affecting sperm separation by incubating extreme pH media and the fertilizing of the selected sperm. The study was divided into three steps: (1) Sperm characteristics in different pH media (2) Sperm cellular and molecular investigations in incubation using extremely acidic and alkaline medium (3) Sperm separation and sperm fertility and embryo development potential. For the first step, we determine the range of pH values tolerable for sperm and the effect on sperm quality. The 250 x 106 sperm/ml frozen-thawed Pasundan Cattle sperm was divided into ten equal aliquots, and each was diluted in the medium within a particular pH value. HCL or NaOH was added to buffer media to create ten different solutions with varying pH values of 3, 4, 5, 6 as acidic, 7.2-7.4 as a control, and 8, 9, 10, 11, 12 as alkali. Furthermore, the samples were incubated for 5 minutes at room temperature within a particular pH medium before being immediately supplemented with a buffered medium to achieve a pH of 7.2-7.4. After 10 minutes of incubation at room temperature, all of the parameters were assessed. For the second step, we do the same procedure for thawing and preparing the incubation media as in the first research step. The sperm were exposed to acid (pH: 4), alkali (pH: 11), and control medium (pH: 7.2 – 7.4) for 5 minutes, then returned to physiological media and incubated for 10 minutes at room temperature. Later, sperm motility, sperm viability, membrane integrity, acrosome intact, morphology, and DNA integrity were observed at 0, 15, and 30 minutes after incubation at room temperature. The level of H2O2, mitochondrial activity, and intracellular Ca2+ was analyzed by using CLSM. The fertility of sperm was evaluated by the ICSI method using a selected sperm exposed to pH 4 and pH 11 compared to control. In addition, the qPCR was used to analyze the mRNA abundance of PLP, ZFY, BAX, and PLC ζ for sperm and PLP, ZFY and GLUT3 for embryos resulting from ICSI for sperm fertility. The results showed that sperm is still tolerable in pH 4-pH 11, but the sperm quality degrades as the acidity or alkaline level increases. The sperm separation by incubated bovine sperm in pH 4 and pH 11 media decreases sperm motility, viability, membrane integrity, acrosome intactness, normal morphology, induced apoptosis, and DNA damage. Furthermore, it also impaired the mitochondrial activity and intracellular Ca2+, which reduced sperm fertility leading to low cleavage rate and zygote arrest. The incubation of sperm in pH 4 seems effective to separate X-chromosome-bearing sperm, while pH 11 media seems effective in separating Y-chromosome-bearing sperm. According to the abundance level of the GLUT3 gene, the fertilized oocytes using selected sperm incubated in both pH 4 and pH 11 media have the same capacity to develop into blastocyst as the control group. H2O2, one ROS that slows motility and interferes with ATP synthesis, is generated when pH changes arise during incubation. The excessive rise in ROS induces oxidative stress that damages the sperm membrane, disturbance of motility, and alters sperm morphology. Furthermore, apoptosis is carried on by the activation of the BAX gene, which damages sperm DNA, and the stimulation of mitochondria to release pro-apoptotic substances that enhance mitochondrial activity and raise intracellular Ca2+ levels via the Catsperm channel. Sperm treated in pH 4 or pH 11 environments reveal hyperactivation, capacitation, and spontaneous acrosomal responses due to alterations in sperm motility patterns due to elevated Ca2+ and mitochondrial activity. The lower cleavage rate in embryos fertilized with separated sperm may be due to the fragmentation of sperm DNA. The embryo, however, can develop into a blastocyst because it has passed the cell block stage, which takes place during the 8–16 cell stage. Due to the low percentage of sperm motility obtained, sperm separation by incubation in pH 4 and pH 11 medium can be used in assisted reproductive technology (ART) through the ICSI procedure.id
dc.description.sponsorshipSEAMEO-SEARCAid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKajian seluler dan molekuler separasi sperma X dan Y berdasarkan viabilitas sperma pada media asam dan basa ekstremid
dc.title.alternativeThe cellular and molecular studies of sperm X and sperm Y separation based on viability on extremely acidic and alkaline mediaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordasamid
dc.subject.keywordbasaid
dc.subject.keywordspermaid
dc.subject.keywordembrioid
dc.subject.keywordseparasiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record