Show simple item record

dc.contributor.advisorGiyanto
dc.contributor.authorBudi, Muchamad Bayu Setiyo
dc.date.accessioned2022-08-29T13:05:36Z
dc.date.available2022-08-29T13:05:36Z
dc.date.issued2022-08-23
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114189
dc.description.abstractSalah satu penyakit utama yang mempunyai pengaruh besar dalam menurunkan produktivitas kelapa sawit adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh G. boninense. Penyakit ini mampu menurunkan produksi tanaman sebesar 50% sampai 80%. Gejala infeksi diantaranya tanaman menjadi layu, helai daun tidak terbentuk sempurna, kelapa sawit tidak menghasilkan tandan dan bahkan menyebabkan kematian tanaman. Tingginya tingkat kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh penyakit BPB mengakibatkan pengendalian terhadap penyakit ini sangat penting untuk dilakukan. Berbagai teknik pengendalian yang telah dilakukan untuk menekan intensitas penyakit BPB telah banyak dilakukan mulai dari pengendalian secara kimiawi, perlakuan fisik, pengendalian kultur teknis, penanaman galur tahan, hingga integrasi beberapa metode pengendalian Salah satu alternatif pengendalian yaitu dengan menggunakan kombinasi bakteri aktinomiset dan cendawan Trichoderma spp. Aktinomiset mampu menghasilkan senyawa antibiotik yang mampu menekan perkembangan G. boninense. Mekanisme tersebut juga didukung dengan kemampuan Trichoderma spp. diantaranya dengan mikoparasitik, menghasilkan senyawa antibiosis dan menginduksi ketahanan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dan menentukan potensi aktinomiset dan Trichoderma spp serta kombinasinya dalam menekan serangan penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh G. boninense pada kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Bakteriologi Tumbuhan Proteksi Tanaman dan Screen House di Desa Sinar sari, Dramaga Bogor. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi penyediaan isolat aktinomiset, Trichoderma spp. dan juga G. boninense. Pengujian penekanan pertumbuhan G. boninense oleh aktinomiset melalui pengujian daya hambat, uji pengaruh senyawa VOC, pengujian senyawa bioaktif melalui peracunan media untuk menghambat pertumbuhan G. boninense. Uji konsentrasi senyawa bioaktif isolat aktinomiset terseleksi terhadap biomassa G. boninense. Uji kemampuan dalam menghasilkan enzim kitinase, glukanase, selulase, fosfatase, penambatan nitrogen dan produksi IAA. Uji kompatibilitas antara aktinomiset dan Trichoderma spp. dilakukan dengan dual culture. Uji in vivo dilakukan dengan aplikasi agens antagonis terhadap bibit kelapa sawit. Sebanyak 7 isolat koleksi aktinomiset yaitu isolat AKTb, AKT19, AKT28, AKT41, AKT52, AKT56 dan AKT57 mampu menghambat pertumbuhan G. boninense sebesar 33,33% - 100,00%. Pengaruh senyawa bioaktif dan senyawa VOC masing masing menghambat dari 27,50% - 89,17% dan 2,87% - 20,23%. Konsentrasi senyawa bioaktif 3% mampu menghambat dan menurunkan biomassa G. boninense. Semua isolat aktinomiset mampu menghasilkan enzim glukanase dengan indeks 0,27 - 1,41, kitinase dengan indeks 0,14 – 0,31 dan selulase dengan indeks 1,09 - 1,98. Isolat AKTb menunjukkan indeks pelarutan fosfat paling tinggi yaitu 2,71. Semua isolat dapat menghasilkan hormon IAA dan isolat yang tidak bisa melarutkan nitrogen hanya terdapat pada isolat AKT19 dan AKT52. Berdasarkan hasil identifikasi molekuler dengan menggunakan primer spesifk 27F dan 16Sact1114R isolat aktinomiset yang potensial menekan pertumbuhan G. boninense yaitu AKT19, AKT28 dan AKT52 memiliki homologi tertinggi dengan Streptomyces gelaticus strain NRRL B-2928. Dua isolat Trichoderma spp. terpilih mampu menghambat G. boninense 90,9 - 93,9 % dan hambatan senyawa VOC sebesar 55,2 - 70,56%. Indeks kitinase dan glukanase yang dihasilkan sebesar 0,29 - 0,89 dan 0,74 - 1,07. Kedua isolat tidak melarutkan fosfat namun mampu menghasilkan IAA. Identifikasi molekuler dengan menggunakan primer ITS 1 dan ITS 4 menunjukkan Trichoderma TGLP mempunyai kedekatan homologi tertinggi dengan Trichoderma asperelum dan Trichoderma TSU mempunyai kedekatan homologi tertinggi dengan Trichoderma yunnanense. Uji kompatibilitas menunjukkan bahwa Trichoderma asperelum dan Trichoderma yunnanense menunjukkan tidak kompatibel dengan semua isolat aktinomiset, ditandai dengan adanya hambatan pertumbuhan sebesar 8,33 - 76,67% pada Trichoderma yunnanense dan 25,3 - 72,97% pada Trichoderma asperelum. Parameter pertumbuhan bibit kelapa sawit menunjukkan bahwa isolat Trichoderma asperelum menunjukkan pertumbuhan paling tinggi dengan nilai 102,17 cm sedangkan perlakuan kontrol sebesar 92,40 cm. Diameter batang tanaman paling tinggi ditunjukan oleh kombinasi isolat AKT19 dengan Trichoderma yunanense dengan 30,28 mm sedangkan kontrol 27,68 mm. Berat kering tanaman paling tinggi ditunjukkan oleh perlakuan isolat Trichoderma yunanense dengan 11,92 gr dan 11,07 gr pada perlakuan kontrol. Pada parameter berat basah nilai paling tinggi ditunjukan oleh kombinasi isolat AKT19 dengan Trichoderma yunansense dengan nilai 29,84 sedangkan pada perlakuan kontrol sebesar 28,25 gr. Insidensi penyakit dan keparahan penyakit paling rendah ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi isolat AKT19 dengan Trichoderma asperelum dengan nilai 33,33% dan 8,33 % sedangkan pada perlakuan kontrol yaitu sebesar 100% dan 61,11%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKajian Aktinomiset dan Trichoderma spp. sebagai Agens Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal Batang Ganoderma boninense pada Kelapa Sawit.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAgens hayatiid
dc.subject.keywordAntagonisid
dc.subject.keywordHiperparasitismeid
dc.subject.keywordKompatibilitasid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record