dc.description.abstract | Peningkatan jumlah penduduk yang menyebabkan semakin bertambahnya jumlah
sampah merupakan sebuah persoalan lingkungan yang terjadi baik di tingkat nasional
maupun internasional. Salah satu permasalahan yang terjadi di Kabupaten Malaka adalah
belum adanya TPA sampah di kabupaten tersebut sehingga sampah-sampah yang
dihasilkan baik oleh pemerintah maupun kelompok atau perorangan langsung dibuang ke
beberapa lokasi yang bukan merupakan lokasi pembuangan sampah. Tumpukan sampahsampah
tersebut dibiarkan selama bertahun-tahun sejak Kabupaten Malaka terbentuk yaitu
tahun 2013 hingga saat ini tahun 2022.
Tujuan utama penelitian ini adalah membuat model perencanaan Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) sampah berkelanjutan dan arahan kebijakan pengelolaan sampah di
Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tujuan antara dalam penelitian
ini adalah menganalisis faktor demografis yang mempengaruhi besaran timbulan sampah,
menganalisis kualitas lingkungan di lokasi-lokasi tumpukan sampah dan menganalisis
ketersediaan lahan yang sesuai dan tersedia untuk pemilihan alternatif lokasi pembangunan
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah, dan membuat model perencanaan TPA sampah
berkelanjutan di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Metode yang digunakan adalah penimbangan sampah dilakukan dengan sampling
sampah di semua kecamatan di Kabupaten Malaka dan dianalisis menggunakan regresi
linear berganda. Analisis kualitas lingkungan di lokasi sampah yaitu analisis laboratorium
(analisis logam berat) menggunakan Spectrometer Serapan Atom (SSA). Analisis
kesesuaian lahan yang tersedia untuk lokasi TPA dilakukan menggunakan metode
pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM), Analytical Hierarchy Process (AHP) dan
analisa spasial (Geographic Information System), serta pembuatan model dengan sistem
dinamik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Usia, pendapatan, dan jumlah anggota
keluarga bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
timbulan sampah. Pendapatan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap timbulan
sampah di Kabupaten Malaka, (2) Kandungan logam berat Pb paling tinggi terletak di
lokasi 9 (Desa Lakekun, Kecamatan Kobalima) yaitu 1,290.17 ppm. Kandungan logam
berat Cd paling besar terletak di lokasi 4 (Desa Kateri, Kecamatan Malaka Tengah) yaitu
25.82 ppm. Kandungan logam berat Hg paling tinggi terletak di lokasi 9 (Desa Lakekun,
Kecamatan Kobalima) yaitu 0.46 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH tanah
merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kandungan logam
berat timbal (Pb), Kadmium (Cd) dan Merkuri (Hg) pada tanah di lokasi-lokasi
pembuangan sampah di Kabupaten Malaka, (3) Hasil analisis menunjukkan bahwa lahan
yang “Sangat Sesuai”/(S1) untuk TPA sampah di Kabupaten Malaka adalah seluas 203.37
ha atau 1.73% dari lahan di Kabupaten Malaka, lahan yang “Cukup Sesuai”/ (S2)
mempunyai luas 6,873.08 Ha, lahan yang “Sesuai Marjinal”/(S3) mempunyai luas
4,027.42 ha dan lahan yang “Tidak Sesuai”/(N) mempunyai luas 651.98 ha. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa lahan yang tersedia untuk lokasi TPA sampah di
Kabupaten Malaka adalah 11,781.05 ha dengan presentasi 10.27%. (4) Hasil skenario
moderat merupakan skenario yang paling mudah dicapai dalam rencana pengelolaan TPA
sampah berkelanjutan karena hanya dengan program KB 0.25% per tahun, perubahan
iii
penggunaan kantong plastik 1 kg/jiwa/tahun, bank sampah sebesar 15%/tahun dan
komposting sebesar 7%/tahun maka dapat mengurangi total sampah, kebutuhan lahan TPA
dan penghematan biaya pengelolaan TPA di Kabupaten Malaka. | id |