Show simple item record

dc.contributor.advisorSupriyono, Eddy
dc.contributor.authorLasima, Wisriati
dc.date.accessioned2022-08-26T08:26:29Z
dc.date.available2022-08-26T08:26:29Z
dc.date.issued2022-08-11
dc.identifier.citation11(3): 504-512. http://dx.doi.org/10.29244/jpsl.11.3.504-512id
dc.identifier.issnE-ISSN: 2460-5824
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114127
dc.description.abstractProduksi perikanan budidaya saat ini semakin menjadi penyumbang terbesar pasokan ikan untuk konsumsi masyarakat secara global. Dibutuhkan pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan, dan salah satu pendekatan yang diyakini dapat mendukung tercapainya kondisi tersebut adalah pendekatan berbasis ekosistem pada perikanan budidaya atau Ecosystem Approach to Aquaculture (EAA). Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi penerapan EAA pada perikanan budidaya udang windu di Kabupaten Pinrang, sebagai salah satu sentra produksi tidak hanya bagi Provinsi Sulawesi Selatan, namun juga nasional. Penelitian menggunakan berbagai metode sesuai dengan tujuannya, yaitu analisis kelayakan lingkungan tambak untuk mengevaluasi tingkat kelayakan lingkungan kawasan tersebut bagi pembangunan perikanan budidaya tambak udang, analisis kelayakan finansial untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha perikanan budidaya udang pada skala unit, analisis Multidimensional Scaling (MDS) terhadap nilai indikator peubah pada lima dimensi (dimensi ekologi, dimensi teknologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial dan dimensi kelembagaan) dan analisis pairwise comparison untuk mengetahui status keberlanjutan perikanan budidaya berbasis EAA pada skala kawasan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan analisis leverage untuk mengetahui faktor-faktor kritis yang berkontribusi besar terhadap peningkatan kinerja perikanan budidaya udang berbasis EAA, dan analisis skenario untuk mendapatkan strategi pelaksanaan kebijakan perikanan budidaya udang berbasis EAA di Kabupaten Pinrang. Hasil analisis kelayakan lingkungan tambak udang menunjukkan bahwa kawasan Minapolitan budidaya udang di Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang termasuk kategori “Sangat Sesuai” (S1) dengan nilai 9,50 pada saat musim hujan, sedangkan pada musim kemarau termasuk kategori “Cukup Sesuai” (S2) dengan nilai 8,30. Adapun hasil analisis finansial usaha perikanan budidaya udang pada skala unit menunjukkan hasil yang layak dan diharapkan menjadi usaha yang berkelanjutan. Pada tingkat bunga komersial 12,5% per tahun, budidaya udang windu selama lima tahun dengan penerapan Phronima suppa diproyeksikan lebih layak secara finansial (B/C Ratio = 1,61; NPV = Rp. 68.590.138,00; IRR = 140,53%) dibandingkan tanpa aplikasi dari Phronima suppa (B/C Ratio = 1,01; NPV = Rp. 857.051,00; IRR = 14,55%). Pembiayaan yang lebih besar Rp. 884.000,00 jika dibandingkan tanpa aplikasi Phronima suppa, mampu meningkatkan pendapatan Rp 111.225.000,00. Tingginya pendapatan perikanan budidaya udang windu ini dipicu oleh tingginya tingkat sintasan (lebih dari 20%) udang windu dan relatif lebih besarnya ukuran udang windu yang diproduksi (ukuran 1/30) pada tambak yang menerapkan budidaya udang windu secara tradisional berbasis lingkungan, dalam hal ini penumbuhan pakan alami Phronima suppa dibandingkan tanpa aplikasi Phronima suppa (sintasan kurang dari 20%, dan ukuran 1/40). Namun demikian, hasil analisis MDS dan pairwise comparison menunjukkan bahwa pengelolaan perikanan budidaya udang berdasarkan pendekatan EAA di Kabupaten Pinrang memiliki nilai sebesar 48,63 atau termasuk kondisi “Belum Berkelanjutan”, yaitu apabila tidak dilakukan intervensi kebijakan dan program yang komprehensif dan integratif akan mengakibatkan usaha perikanan budidaya di kawasan tersebut tidak akan berkelanjutan. Hasil analisis leverage menunjukkan indikator yang mempengaruhi keberlanjutan adalah : 1) Dimensi Ekologi (kualitas air dan ketersediaan air); 2) Dimensi teknologi (kelayakan lokasi, kelengkapan sarana dan prasarana, pengelolaan pakan, pasca panen); 3) Dimensi Ekonomi (akses pasar, pendapatan rumah tangga perikanan dan biaya eksternal); 4) Dimensi sosial (tanggung jawab sosial, kepuasan kerja; pendidikan); 5) Dimensi kelembagaan (sistem jaminan sosial, penegakkan sanksi, partisipasi masyarakat, mekanisme pengambilan keputusan). Beberapa indikator tidak diintervensi karena sifatnya yang menjadi dampak turunan dari berbagai indikator pengungkit yang diintervensi. Leverage factor yang tidak diintervensi adalah : 1) Ketersediaan air; 2) Pendapatan rumah tangga perikanan; 3) Biaya eksternal; 4) Pendidikan; 5) Mekanisme pengambilan keputusan. Pendekatan ekosistem untuk akuakultur (EAA) menekankan pentingnya menjaga jasa ekosistem, tetapi tidak memberikan kerangka konseptual atau tipologis untuk mengintegrasikan dan menilai hasil integrasi tersebut. Masalah ini diselesaikan melalui strategi intervensi penerapan EAA berdasarkan berbagai indikator penerapan EAA yang mempengaruhi keberlanjutan budidaya udang. Prioritas strategi untuk budidaya yang berkelanjutan adalah: (1) Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam; (2) Pengembangan budidaya udang berdasarkan sumberdaya lingkungan; (3) Peningkatan kapasitas kelompok kerja. Pelaksanaan strategi ini memerlukan perubahan struktur dan susunan kepengurusan Badan Koordinasi Pengelolaan Kawasan Minapolitan dan Industrialisasi Perikanan Kabupaten Pinrang, sehingga dapat menjadi wadah dan sarana untuk membangun konsensus di antara para pemangku kepentingan dari berbagai sektor serta komitmen pembudidaya udang sebagai salah satu kebutuhan kritis untuk mempromosikan keberlanjutan dalam konteks pembangunan multi stakeholder. Capaian penerapan skenario strategi ini dapat meningkatkan status keberlanjutan budidaya udang berdasarkan pendekatan ekosistem menjadi 58,91 (Cukup Berkelanjutan), atau kondisi siap untuk diintervensi dengan kebijakan dan program yang integratif dan komprehensif untuk daerah tersebut agar dapat mengembangkan perikanan budidaya yang berkelanjutan. Analisis finansiil yang layak tidak menjamin keberlanjutan usaha budidaya udang windu, sehingga model penilaian budidaya udang yang berkelanjutan berperan sangat penting karena tanpa model kita tidak bisa menilai keberlanjutan, tanpa model kita tidak bisa merumuskan strategi peningkatkan keberlanjutan perikanan budidaya udang dan pada akhirnya dampaknya sudah terlambat untuk diselamatkan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.relation.ispartofseriesJournal of Natural Resources and Environmental Management;Volume 11 Edisi 3 Halaman 5040512
dc.titleStrategi Penerapan Akuakultur dengan Pendekatan Ekosistem Pada Komoditas Udang Windu di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatanid
dc.title.alternativeStrategy for the Implementation of Ecosystem Approach to Aquaculture (EAA) for Tiger Shrimp Commodities in Pinrang Regency South Sulawesiid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordEAA,Berkelanjutan, MDS, Phronima suppa, strategi, udangid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record