Show simple item record

dc.contributor.authorIrawan, Ade
dc.date.accessioned2010-05-04T12:10:15Z
dc.date.available2010-05-04T12:10:15Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11406
dc.description.abstractPenelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan emisi CO2 dari permukaan tanah dengan faktor lingkungan iklim mikro yaitu suhu tanah, suhu permukaan tanah, suhu udara, kelembaban tanah dan bahan organik tanah pada beberapa tutupan kanopi yang berbeda kerapatannya : kanopi tertutup (high canopy cover), kanopi menengah (medium canopy cover), dan kanopi terbuka (low canopy cover) hutan alam Babahaleka Taman Nasional Lore Lindu. Pengukuran emisi CO2 dari permukaan tanah dilakukan dengan menggunakan closed chamber method. Pengambilan contoh udara dilakukan sebelum ruang pengambilan gas ditutup (0 menit) dan setelah ditutup 6 menit. Dari hasil pengukuran, rata-rata emisi CO2 yang dilepaskan permukaan tanah hutan alam Babahaleka pada berbagai tipe tutupan kanopi sebesar 299.15 mgCO2m-2h-1 atau 7.14 tonCm-2yr-1. Hasil pengukuran menunjukkan adanya perbedaan emisi CO2 yang dilepaskan permukaan tanah pada masing-masing kerapatan kanopi. Pada tutupan kanopi terbuka emisi CO2 dari permukaan tanah lebih tinggi (329.33-375.77 mgCO2m-2h-1) jika dibandingkan dengan kanopi menengah (213.30-403.08 mgCO2m-2h-1) dan kanopi tertutup (209.24-304.18 mgCO2m-2h-1). Berdasarkan hasil analisis korelasi dan regresi, faktor lingkungan iklim mikro yaitu suhu tanah, suhu permukaan tanah, kelembaban tanah dan suhu udara berpengaruh terhadap laju emisi CO2 yang dilepaskan dari permukaan tanah pada masing-masing kerapatan kanopi. Nilai korelasi dan regresi dari hubungan laju emisi CO2 dari permukaan tanah dengan suhu tanah pada pengukuran multy potitions diperoleh (r2=0.09, p=0.43) pada kanopi tertutup high altitude, (r2=0.12, 0.08) kanopi tertutup low altitude, (r2=0.64, p=0.05) kanopi menengah, dan (r2=0.41, p=0.17) pada kanopi terbuka, dengan nilai korelasi positif masing-masing (0.40; 0.75; 0.81; 0.64). Suhu permukaan tanah pengukuran multy potitions berpengaruh sebesar (r2=0.73, p<0.05) pada kanopi tertutup high altitude, (r2 =0.49, p=0.12) kanopi tertutup low altitude, (r2=0.56, p=0.09) kanopi menengah, (r2=0.54, p=0.08) kanopi terbuka, dengan nilai korelasi positif masing-masing (0.84; 0.70; 0.74; 0.75). Suhu udara hasil pengukuran diurnal 24 jam berpengaruh sebesar (r2=0.50, p<0.05) pada kanopi tertutup, (r2=0.07, p=0.08) kanopi menengah, dan (r2=0.22, p<0.05) kanopi tertutup, dengan nilai korelasi positif masing-masing (0.47; 0.26; 0.71). Kelembaban tanah berpengaruh sebesar (r2=0.18, p=0.01; r2=0.02, p=0.27; dan r2=0.15, p<0.05) dengan nilai korelasi negatif masing-masing (-0.39; -0.17; -0.43) untuk kanopi tertutup, kanopi menengah dan kanopi tertutup. Faktor kandungan bahan organik tidak terlihat berpengaruh terhadap besarnya emisi CO2 dari permukaan tanah (r2=0.15, p=0.53; -0.15) pada tutupan kanopi tertutup, (r2=0.02, p=0.37; -0.51) kanopi menengah, dan (r2 = 0.18, p = 0.64; 0.02) pada kanopi terbuka.id
dc.titleHubungan Iklim Mikro dan Bahan Organik Tanah dengan Emisi CO2 dari Permukaan Tanah (Studi Kasus Hutan Alam Babahaleka Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah).id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record