Show simple item record

dc.contributor.advisorKartodihardjo, Hariadi
dc.contributor.advisorSujito, Arie
dc.contributor.authorRosalina, Linda
dc.date.accessioned2022-08-25T00:04:44Z
dc.date.available2022-08-25T00:04:44Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114005
dc.description.abstractKeuangan berkelanjutan adalah bentuk pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) kepada debitur dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan kedalam keputusannya. Keuangan berkelanjutan belum menjadi perhatian serius dan orientasi LJK dalam pemberian kredit atau pembiayaan kepada debitur. Pembiayaan bermasalah mencerminkan adanya masalah dua pelaku ekonomi yang saling bertentangan (keagenan). Dengan melakukan analisis capaian keuangan berkelanjutan dan analisis hubungan keagenan ditemukan bahwa menilai kinerja keberlanjutan satu perusahaan (debitur) diperlukan kedetailan kriteria dan indikator keuangan berkelanjutan. Ketika menyalurkan kredit, perbankan tidak bisa hanya melihat dari aspek kesehatan keuangan dan kemapanan satu perusahaan. Sebab, perusahaan yang telah memiliki sertifikasi keberlanjutan dan memenuhi aspek administrasi, masih memiliki persoalan Lingkungan, Sosial, dan Tatakelola (LST) yang belum terselesaikan. Pelibatan para pihak dalam membangun “Informasi Hub” (forum koordinasi) terkait praktik LST yang berpusat di daerah menjadi penting.id
dc.description.abstractSustainable finance is a form of financing provided by Financial Institutions (FIs) to debtors by considering sustainability aspects into their decisions. Sustainable finance has not become a serious concern and orientation of FIs in providing credit or financing to debtors. Problem financing reflects the problem of two conflicting economic actors (agency). By conducting an analysis of sustainable financial performance and agency relationship analysis, this study shows that assessing the sustainability performance of a company (the debtor) required detail criteria and indicators of sustainable finance. When disbursing credit, banks cannot only look at the financial health and stability of a company. This is because companies that already have sustainability certification and fulfill administrative aspects still have unresolved Environmental, Social and Governance (ESG) issues. The involvement of the parties in building an “Information Hub” (coordination forum) related to ESG practices centered in the regions is important.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKeuangan Berkelanjutan Dalam Pembiayaan Perusahaan Perkebunan Oleh Perbankan Studi Kasus Korporasi Sawit di Donggala Sulawesi Tengahid
dc.title.alternativeSustainable Finance in Financing Plantation Companies by Banking Case Study of Palm Oil Corporation in Donggala Central Sulawesiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkeagenanid
dc.subject.keywordkeuangan berkelanjutanid
dc.subject.keywordlembaga jasa keuanganid
dc.subject.keywordLSTid
dc.subject.keywordAgencyid
dc.subject.keywordESGid
dc.subject.keywordFIsid
dc.subject.keywordSustainable Financeid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record