Pola Kemitraan dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Petani Bermitra dengan Komunitas Ngawi Organik Center, Jawa Timur
Date
2022Author
Abdillah, Tiffany Rahma
Tinaprilla, Netti
Adhi, Andriyono Kilat
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemitraan merupakan strategi yang digunakan agar usaha kecil dan usaha besar dapat bekerjasama dengan tujuan saling menguntungkan. Kemitraan lazim dilakukan dalam bidang pertanian salah satunya pada komoditas padi organik. Budidaya organik yang tidak menggunakan input kimia membawa dampak baik bagi kesehatan lingkungan dan manusia. Begitu juga dengan peluang bisnis produk organik yang harganya lebih tinggi sehingga diharapkan membawa keuntungan yang lebih banyak untuk petani. Usahatani padi organik mengalami beberapa kendala seperti sulitnya akses terhadap sarana produksi, jaminan pasar dan kepastian harga jual. Oleh karena itu diperlukan peran kelembagaan dalam bentuk kemitraan. Kemitraan padi organik dilakukan oleh Komunitas Ngawi Organik Center (KNOC) dengan petani sejak tahun 2013. Adanya peluang dan manfaat dari kemitraan ini idealnya membuat petani antusias dan tertarik untuk bergabung dalam kemitraan. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis pola kemitraan yang terjalin antara petani dengan KNOC, (2) menganalisis kinerja kemitraan antara petani dengan KNOC dan (3) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petani untuk bermitra.
Pemilihan responden pada petani mitra menggunakan metode sensus sebanyak 15 orang, sedangkan petani non mitra dipilih menggunakan simple random sampling sebanyak 15 orang. Responden dari pihak lembaga sebanyak 1 orang yang merupakan pengelola. Total responden berjumlah 31 orang. Jenis data yang digunakan meliputi: data primer yang didapatkan melalui wawancara dan data sekunder didapatkan dari Badan Pusat Statistik dan Aliansi Organis Indonesia. Pola kemitraan dianalisis secara deskriptif dengan menguraikan hak, kewajiban dan mekanisme pelaksanaan kemitraan. Kinerja kemitraan dianalisis menggunakan analisis derajat kemitraan. Analisis regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keputusan bermitra.
Analisis pola kemitraan menunjukkan KNOC berkewajiban menyediakan sarana produksi, memberikan bimbingan budidaya organik, menampung dan membeli hasil panen dari petani serta melakukan proses pasca panen dan pemasaran. Petani mitra berkewajiban menyediakan lahan dan tenaga karja, serta memenuhi kebutuhan lembaga mitra berupa pasokan gabah dengan standar tertentu. Mekanisme tersebut menunjukkan pola kemitraan inti plasma.
Kinerja kemitraan yang baik dapat dilihat dari pelaksanaan yang sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak tertulis. Hasil analisis derajat kemitraan yang mengacu SK Mentan 944/Kpts/OT.210/10/1997 menunjukkan kemitraan tergolong pada tingkat madya dengan nilai 723,84. Hal ini berarti kemitraan sudah berjalan cukup baik, dan masih dapat ditingkatkan kinerjanya agar maksimal dengan cara mematuhi semua aspek dalam kontrak tertulis. Analisis regresi logistik menunjukkan variabel pengalaman usahatani, luas lahan dan frekuensi penyuluhan berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam melakukan kemitraan.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]