Show simple item record

dc.contributor.advisorTjahjono, Boedi
dc.contributor.advisorTrisasongko, Bambang Hendro
dc.contributor.authorPutri, Shafira Nurani
dc.date.accessioned2022-08-05T07:39:49Z
dc.date.available2022-08-05T07:39:49Z
dc.date.issued2022-08-05
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113222
dc.description.abstractBencana banjir merupakan salah satu bencana yang mengancam ketahanan pangan nasional dikarenakan banjir dapat merusak tanaman padi. Oleh sebab itu kajian risiko banjir perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya dampak dan perencanaan mitigasi ke depan. Kecamatan Bojongsoang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung yang rutin tergenang banjir di setiap musim hujan, sementara itu 48,7% dari luas wilayahnya merupakan lahan sawah yang produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahaya banjir berbasis frekuensi kejadian pada tiap petak sawah di Kecamatan Bojongsoang dengan menggunakan citra Sentinel-1 multi-temporal, serta menganalisis risiko atau kerugian di setiap petak sawah yang terdampak banjir. Dalam penelitian ini analisis risiko banjir diolah dengan aplikasi SNAP (Sentinel Application Platform) dan nilai risiko diperoleh melalui rumus (risiko = bahaya × kerentanan). Nilai bahaya (hazard) yang digunakan diambil dari data frekuensi banjir yang terjadi selama kurang lebih dua tahun terakhir (2020–2022), sedangkan nilai kerentanan (vulnerability) diambil dari nilai rata-rata produktivitas padi di tiap desa. Risiko banjir dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yakni rendah, agak rendah, sedang, agak tinggi, dan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara dominan lahan sawah di Kecamatan Bojongsoang masuk ke dalam kelas risiko rendah (72,5 %), selebihnya masuk ke dalam kelas sedang (22,3%), kelas agak tinggi (4,1%), kelas tinggi (0,5%), dan agak rendah (0,4%). Dominannya kelas risiko rendah ini kemungkinan besar dikarenakan oleh tindakan mitigasi bahaya banjir yang telah dilakukan oleh pemerintah cukup efisien yaitu berupa pengerukan sedimen sungai serta pembuatan tanggul. Rata-rata kerugian produksi padi di Kecamatan Bojongsoang pada tingkat puso bisa mencapai 0,64 kg/m2 gabah kering giling atau senilai sekitar Rp 3.584/m2. Risiko ini mencerminkan tingkat kerugian antara tahun 2020 hingga 2022 dan dapat digunakan sebagai acuan bagi para stakeholder dan petani untuk peningkatan mitigasi banjir yang lebih baik.id
dc.description.abstractFlood disaster imposes a threat to national food security. With that sense, flood risk studies need to be carried out in order to determine the magnitude of the impact and its future mitigation plans. Bojongsoang District is one of sub-districts in Bandung Regency which has regularly been flooded in rainy seasons; meanwhile, about 48.7% of its area is productive rice fields. This study aimed to analyze flood hazard based on the frequency of occurrence in parcel basis using multi-temporal Sentinel-1 imagery and to estimate the risk or loss in flood-affected rice field. In this study, datasets were processed using SNAP (Sentinel Application Platform) application and the risk was obtained through coupling hazard and vulnerability. Hazard was derived from flood frequency occurring over the last two years (2020–2022), while vulnerability was approached from the average value of rice productivity in each village. Flood risk in this study was classified into five categories, namely low, moderately low, medium, moderately high, and high. The results showed that predominantly paddy fields in Bojongsoang sub-district were included in low-risk class (72.5 %), while the rests were in medium class (22.3%), moderately high class (4.1%), high class (0.5%), and moderately low (0.4%). The dominance of this low-risk class was most likely due to efficient flood hazard mitigation measures taken by the government, e.g., dredging river sediments and constructing embankments. The average loss of rice production in Bojongsoang District at puso level (beyond recovery) can reach 0.64 kg/m2 of milled dry grain or around Rp. 3,584/m2. This risk reflects the level of losses between 2020 and 2022 and can be used as a reference for stakeholders and farmers for improving flood mitigation.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Risiko Banjir pada Lahan Sawah menggunakan Citra Sentinel-1 Multi Temporal di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandungid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbanjirid
dc.subject.keywordBojongsoangid
dc.subject.keywordpetak sawahid
dc.subject.keywordrisikoid
dc.subject.keywordSentinel-1id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record