Show simple item record

dc.contributor.advisorHadi, Yusuf Sudo
dc.contributor.advisorNawawi, Deded Sarip
dc.contributor.authorSabrina, Puti Alifia
dc.date.accessioned2022-08-05T03:51:11Z
dc.date.available2022-08-05T03:51:11Z
dc.date.issued2022-07
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113210
dc.description.abstractIndonesia memiliki iklim yang sesuai untuk kehidupan rayap sehingga beberapa jenis kayu di Indonesia lebih rentan terhadap serangan rayap dan membutuhkan modifikasi untuk meningkatkan ketahanannya. Salah satu proses modifikasi yang dapat dilakukan adalah modifikasi secara kimiawi yaitu impregnasi bahan pengawet. Berdasarkan penelitian terdahulu, proses pengasapan kayu dapat meningkatkan ketahanan kayu. Pada asap kayu terdapat beberapa senyawa kimia yang dicurigai berpotensi untuk dikembangkan menjadi formula bahan pengawet yaitu asam asetat dan benzofuran. Pada penelitian ini  empat jenis bahan pengawet dengan formula tunggal yaitu asam asetat (A), guaiacol (B), benzofuran (C), dan furfuril alkohol (D), serta formula campuran keempat senyawa tersebut dengan kode E, F, G, dan H diformulasikan bahan pengawet dengan komponen kimia yaitu asam asetat, benzofuran, serta furfuril alkohol dan diuji kemampuannya dalam meningkatkan ketahanan kayu suren (Toona sureni Merr). terhadap serangan rayap tanah melalui uji laboratorium berdasarkan SNI 7207-2014. Impregnasi benzofuran secara tunggal pada sampel kayu menyebabkan peningkatan ketahanan kayu terhadap serangan rayap tanah. Sampel terimpregnasi asam asetat, guaiacol, dan furfuril alkohol memiliki persentase weight loss yang lebih rendah dibandingkan sampel tanpa perlakuan namun masih termasuk dalam kelas ketahanan yang sama seperti sampel tanpa perlakuan. . Kayu terimpregnasi formula bahan pengawet memiliki ketahanan terhadap serangan rayap tanah yang lebih baik dibandingkan kayu tanpa perlakuan. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari nilai weight loss kayu terimpregnasi formula bahan pengawet yang lebih rendah. Peningkatan kelas ketahanan sampel hanya terjadi pada sampel terimpregnasi formula bahan pengawet dan bahan kimia benzofuran secara tunggal.  Pengujian perubahan warna menunjukkan bahwa kayu suren terimpregnasi bahan pengawet mengalami perubahan warna besar serta memiliki tingkat kecerahan yang lebih tinggi dibandingkan kayu tanpa perlakuan. Berdasarkan penentuan perlakuan prioritas, formula bahan pengawet yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan pengawet adalah formula E dan H.id
dc.description.abstractIndonesia’s climate is suitable for termite life thus several species of woods in Indonesia is more vulnerable to termite attacks and requires modifications to increase their resistance. One of the modification processes that can be done is chemical modification. Based on previous research, smoked wood has higher resistance against subterranean termite attack. In wood smoke, several chemical compounds are suspected to have the potential to be developed into a preservative formula, specifically, acetic acid and benzofuran. In this study, these compounds were formulated as four wood preservative formula (E, F, G, and H) with chemical components, namely acetic acid (A), guaiacol (B) benzofuran (C), and furfuryl alcohol (D), and it was tested its ability to increase wood resistance against subterranean termite (Coptotermes sp.) attacks through laboratory tests based on SNI 7207-2014. Benzofuran impregnation into woods leads to higher resistance class against subterranean termite attacks. Impregnated woods with acetic acid, guaiacol, and furfuryl alcohol has lower weight loss value than untreated wood. However, impregnated woods with acetic acid, guaiacol, and furfuril alkohol belongs to the same resistance class as untreated wood. Impregnated suren (Toona sureni Merr) woods with preservative formula has better resistance against subterranean termite attacks than untreated wood. This can be shown from the lower weight loss value of impregnated woods. Higher resistance class only occurs on woods impregnated with wood preservatives formula and benzofuran. Color change testing showed that wood impregnated with preservatives experienced major discoloration and had a higher level of brightness than untreated wood. Based on the determination of priority treatment, formula E and formula H has higher potential to be developed into wood preservatives formula.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleImpregnasi Bahan Pengawet dengan Formulasi Berdasarkan Asap Kayu pada Kayu Suren (Toona sureni Merr)id
dc.title.alternativeImpregnation of Wood Preservatives Formula based on Wood Liquid Smoke into Suren Wood (Toona sureni Merr)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAsap kayuid
dc.subject.keywordBahan pengawetid
dc.subject.keywordFormulasiid
dc.subject.keywordKetahananid
dc.subject.keywordRayap tanahid
dc.subject.keywordFormulationid
dc.subject.keywordResistanceid
dc.subject.keywordSubterranean termitesid
dc.subject.keywordWood preservativesid
dc.subject.keywordWood smokeid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record