Show simple item record

dc.contributor.advisorNurmalina, Rita
dc.contributor.advisorTinaprilla, Netti
dc.contributor.authorAdistya, Adilla
dc.date.accessioned2022-07-25T23:54:34Z
dc.date.available2022-07-25T23:54:34Z
dc.date.issued2022-07-25
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112818
dc.description.abstractIRRI memproyeksikan Indonesia membutuhkan 38% lebih banyak beras dalam 25 tahun kedepan, kecenderungan pasar beras dunia thin market, serta meningkatnya jumlah penduduk Indonesia menyiasati pemerintah untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri. Penggunaan lahan sawah optimal untuk kegiatan pertanian tanaman pangan menurun seiring dengan konversi lahan pertanian, maka dari itu pemerintah saat ini mengupayakan program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan suboptimal, khususnya pada lahan rawa. Keragaman tipologi lahan tentu akan menyebabkan perbedaan pola usahatani serta tingkat keuntungan yang dihasilkan. Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan keputusan petani mengelola usahatani padi serta melihat keragaan usahatani dan perbandingan keuntungan usahatani padi di antara lahan optimal dan lahan suboptimal. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, karena kabupaten ini memiliki dua jenis tipologi lahan yaitu lahan optimal dan lahan suboptimal. Lahan optimal terdiri dari lahan irigasi, lahan suboptimal terdiri dari lahan pasang surut dan lahan rawa lebak. Responden penelitian terdiri dari 90 petani yang tersebar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan masing-masing 30 orang petani dari ketiga tipologi lahan. Metode yang digunakan untuk melihat determinan keputusan petani antara mengelola lahan suboptimal dan lahan optimal adalah metode regresi logistik multinomial dengan komponen variable dependen adalah keputusan petani padi mengelola lahan irigasi, lahan pasang surut, dan lahan rawa lebak. Sementara komponen variabel independent terdiri dari umur petani, pengalaman usahatani, pendidikan formal, penggunaan benih unggul, jumlah tanggungan keluarga, status kepemilikan lahan, pendidikan non-formal dan penghasilan non-usahatani. Sementara untuk melihat perbandingan antara keuntungan usahatani lahan optimal dan lahan suboptimal dengan metode analisis keuntungan usahatani dan uji beda anova Least Significance Difference (LSD). Kegiatan budidaya padi pada lahan optimal dan lahan suboptimal terdiri dari pengolahan lahan, penyemaian benih, penanaman bibit, pemupukan, perawatan tanaman, pemanenan dan penjemuran gabah. Perhitungan struktur biaya usahatani pada ketiga tipologi lahan meliputi biaya tunai dan biaya non-tunai. Komponen biaya tunai terdiri dari biaya input produksi yaitu penggunaan benih, pupuk kendang, urea, KCl, SP 36, obat-obatan, sewa traktor, sewa combine harvester, dan sewa lahan, serta biaya upah tenaga kerja luar keluarga. Komponen biaya non-tunai terdiri dari biaya tetap atau penyusutan alat pertanian yang terdiri cangkul, parang, sabit, arco, hand-sprayer dan jaring. Penggunaan jaring hanya pada lahan pasang surut, untuk melindungi tanaman padi dari serangan hama burung. Pangsa biaya tertinggi dalam usahatani pada lahan irigasi, lahan pasang surut dan lahan rawa lebak adalah biaya upah tenaga kerja luar keluarga dan biaya pupuk urea. Rata-rata keuntungan atas biaya tunai usahatani pada lahan irigasi sebesar Rp4.949.787/ha/musim tanam. Rata-rata keuntungan atas biaya tunai usahatani pada lahan pasang surut sebesar Rp2.690.503/ha/musim tanam. Sementara pada lahan rawa lebak, rata-rata keuntungan atas biaya tunai usahatani padi sebesar Rp2.101.283/ha/musim tanam. Hasil nilai P-value pada uji anova sebesar 0,000 atau < α, menunjukkan bahwa keuntungan usahatani antara lahan irigasi, lahan pasang surut dan lahan rawa lebak berbeda secara signfikan. Lahan irigasi menungguli aspek keuntungan dan produksi diantara lahan pasang surut dan rawa lebak. Berdasarkan perbandingan antar lahan suboptimal, lahan pasang surut unggul dan memiliki prospek lebih tinggi dibandingkan lahan rawa lebak berdasarkan produktivitas, keuntungan dan luas lahan. Hasil analisis pemodelan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani mengelola usahatani padi menghasilkan dua fungsi logit. Logit pertama membandngkan keputusan petani di lahan pasang surut dengan keputusan petani di lahan irigasi, hasil menunjukkan faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi mengelola lahan suboptimal adalah umur, pengalaman usahatani, jumlah tanggungan keluarga dan penghasilan non-usahatani. Saran yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan petani memiliki pekerjaan diluar usahatani, serta pemerintah dapat mengoptimalkan lahan pasang surut untuk meningkatkan hasil produksi padi, serta memberikan penyuluhan penggunaan pupuk kimia yang sesuai dosis anjuran.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKeragaan Usahatani dan Determinan Keputusan Petani Mengelola Usahatani Padi di Lahan Optimal dan Suboptimal Provinsi Jambiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordIrrigationid
dc.subject.keywordlogistic multinomial regressionid
dc.subject.keywordoptimal landid
dc.subject.keywordsuboptimal landid
dc.subject.keywordswampid
dc.subject.keywordtidalid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record