Respons Pembentukan Antibodi Spesifik terhadap Protein Rekombinan S1, RBD, dan N SARS-CoV-2 pada Ayam Layer Strain Hy-Line Brown
Date
2022-07-22Author
Nadila, Rifa
Poetri, Okti Nadia
Setiadi, Dedi Rahmat
Metadata
Show full item recordAbstract
Imunoterapi dengan prinsip pengebalan pasif berpotensi sebagai solusi
alternatif pengobatan dan pencegahan Coronavirus-diseases (COVID)-19.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon pembentukan antibodi spesifik
protein S1, RBD dan N SARS-CoV-2 pada layer. Tiga ekor layer betina strain Hy Line Brown b erusia 28 minggu diimunisasi dengan 9 μg antigen protein
rekombinan S1, RBD dan N SARS-CoV-2 melalui rute intravena selama tiga hari
berturut-turut. Booster imunisasi dengan antigen berajuvan emulsi minyak melalui
rute subkutan dilakukan sebanyak dua kali dengan interval waktu dua minggu
antara booster pertama dan kedua. Sampel kuning telur dikoleksi setiap hari,
sedangkan sampel serum darah dikoleksi setiap minggu. Keberadaan antibodi
spesifik SARS-CoV-2 pada serum dan kuning telur ayam ditentukan dengan
sandwich enzyme-linked-immunosorbent-assay (ELISA). Hasil ELISA
menunjukkan bahwa antibodi spesifik SARS-CoV-2 terdeteksi pada serum mulai
satu minggu setelah imunisasi pertama, sedangkan pada kuning telur mulai minggu
ke-4 setelah imunisasi pertama. Durasi kekebalan berbeda antar ayam. Durasi
kekebalan terpanjang adalah 15 minggu pada serum dan 6 minggu pada kuning telur.
Dua dari tiga ekor ayam menunjukkan respon pembentukan antibodi spesifik yang
baik, dan nilai S/P% tertinggi sebesar 538,9 pada serum dicapai pada minggu ke 4, sedangkan pada kuning telur sebesar 375,87 setelah imunisasi pertama. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa antibodi spesifik SARS-CoV-2 dapat diinduksi
dengan protein rekombinan dan dapat diproduksi pada layer betina. Perbedaan
respon kekebalan antar ayam dapat disebabkan oleh variasi imunitas invidu ayam
atau karena perbedaan jenis ajuvan yang ditambahkan pada antigen.