Kajian Penggunaan Antibiotik Pada Broiler Sebagai Dasar Pengendalian Resistansi Antibiotik
Date
2022Author
Efendi, Rusman
Sudarnika, Etih
Wibawan, I Wayan
Purnawarman, Trioso
Metadata
Show full item recordAbstract
Resistansi antibiotik terus mengalami peningkatan sampai pada tingkat yang
sangat tinggi di dunia. Bakteri resistan terhadap fluoroquinolones ditemukan di
India yaitu E. coli sebanyak 94%, dan Klebsiella pneumoniae 80% yang juga
mengalami resistan terhadap ciprofloxacin dan levofloxacin, serta semua strain E.
coli resistan terhadap tetracycline. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus di
Indonesia mengalami resistan terhadap colistin lebih dari 90%, dan ciprofloxacin
lebih dari 50%; E. coli extended spectrum beta-lactamase mengalami resistan
terhadap ciprofloxacin lebih dari 75%, Trimethoprim/Sulfamethoxazole lebih dari
70%. Resistansi antibiotik menyebar secara global dan mengancam kemampuan
antibiotik, sehingga penyakit infeksi terus bertambah. Kejadian resistansi antibiotik
dipercepat oleh penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Resistansi antibiotik
juga dapat disebabkan oleh residu antibiotik pada pangan yang dikonsumsi.
Penggunaan antibiotik imbuhan pakan telah dilarang, tetapi penggunaan antibiotik
pada peternak yang tidak sesuai aturan masih terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi praktik penggunaan
antibiotik oleh peternak broiler pasca pelarangan dan pembatasan antibiotik, (2)
mengevaluasi faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik, (3)
membandingkan efektifitas cara penggunaan antibiotik oleh peternak broiler, (4)
menemukan secara jelas faktor-faktor dominan yang mempengaruhi niat
penggunaan antibiotik oleh peternak broiler. Penelitian ini bermanfaat sebagai
dasar untuk melakukan pengendalian resistansi antibiotik yang terjadi pada saat
pemeliharaan broiler.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Penelitian
dilakukan dengan empat bagian, pertama mengevaluasi penggunaan antibiotik oleh
peternak broiler pasca pelarangan penggunaan antibiotik imbuhan pakan; kedua
menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, terhadap perilaku penggunaan
antibiotik, herbal, dan probiotik; ketiga menganalisis perbedaan persentase
kematian broiler, bobot badan broiler berdasarkan penggunaan antibiotik; dan
keempat melihat pengaruh secara multivariat antara sikap terhadap perilaku, norma
subjektif, kontrol perilaku, terhadap niat menggunakan antibiotik. Besaran sampel
penelitian sebanyak 132 rumah tangga peternak (RTP) yang diambil secara
purposive. Kriteria sampel yang diambil adalah peternak skala kecil yaitu peternak
dengan jumlah kepemilikan broiler dari 5.001 sampai dengan 50.000, dan peternak
yang pernah beternak broiler minimal 3 bulan terakhir. Penelitian dilakukan pada
Februari sampai Juli 2021. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner yang terstruktur. Analisis data dilakukan menggunakan uji
t dan uji korelasi Spearman’s. Uji t dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata
pengetahuan dan sikap berdasarkan penggunaan antibiotik. Analisis data model
theory planned behavior tentang faktor yang mempengaruhi niat menggunakan
antibiotik dilakukan dengan menggunakan structural equation modelling.
Hasil penelitian menemukan antibiotik yang digunakan oleh peternak
sebagian besar adalah amoxicillin, enrofloxacin, dan colistin. Antibiotik yang
digunakan sebagian besar termasuk dalam kategori critically important dan highly
important. Peternak yang menggunakan antibiotik sebanyak 78%. Penggunaan
antibiotik sebagian besar bertujuan sebagai flushing, yaitu pemberian antibiotik
pada umur 1–5 hari atau pada umur yang dianggap rentan untuk membersihkan
bakteri patogen dan mencegah terjadinya infeksi. Peternak yang menggunakan
antibiotik secara kombinasi sebanyak 45%. Waktu henti antibiotik-penjarangan
adalah 12 hari, dan waktu henti antibiotik-panen adalah 14 hari.
Peternak yang menggunakan antibiotik memiliki pengetahuan terkait
penggunaan antibiotik yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan
yang tidak menggunakan antibiotik. Peternak yang menggunakan herbal memiliki
sikap terkait penggunaan antibiotik yang lebih baik secara signifikan dibandingkan
dengan yang tidak menggunakan herbal. Pengetahuan secara umum berpengaruh
terhadap cara peternak broiler dalam menggunakan antibiotik ke arah yang
cenderung lebih banyak. Sikap peternak tidak berpengaruh signifikan terhadap cara
penggunaan antibiotik oleh peternak. Pengetahuan peternak secara signifikan
berpengaruh terhadap lamanya penggunaan antibiotik sebagai flushing.
Penggunaan antibiotik oleh peternak broiler untuk mengendalikan persentase
kematian secara efektifitas tidak berbeda nyata dengan herbal dan probiotik.
Penggunaan antibiotik oleh peternak diketahui efektif untuk meningkatkan
pertumbuhan bila disertai dengan probiotik. Penggunaan antibiotik oleh peternak
sebagai flushing, profilaksis, dan kombinasi tidak efektif untuk menurunkan angka
kematian dan meningkatkan bobot badan broiler. Lama profilaksis dan lama
penggunaan antibiotik selama satu periode beternak berkorelasi dengan rendahnya
persentase kematian broiler, dan tidak berkorelasi dengan bobot badan broiler.
Sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku berpengaruh
secara signifikan terhadap niat peternak untuk menggunakan antibiotik. Faktor
paling besar memberikan pengaruh terhadap niat menggunakan antibiotik adalah
sikap peternak dengan kontribusi paling besar adalah keyakinan bahwa peternak
boleh menggunakan antibiotik pada DOC umur 1-5 hari. Faktor norma subjektif
paling besar kontribusinya adalah peternak memiliki motivasi mematuhi saran
untuk menggunakan antibiotik pada DOC umur 1-5 hari. Faktor kontrol perilaku
yang paling besar kontribusinya adalah bahwa peternak akan menggunakan
antibiotik walaupun teman sesama peternak tidak menggunakan antibiotik.
Upaya pengendalian perlu dilakukan dengan menerapkan wajib standar
nasional Indonesia (SNI 4868-1: 2019) terkait DOC. Memberikan edukasi yang
lengkap tentang penggunaan antibiotikdan menyelenggarakan pelatihan penerapan
biosekuriti. Mengembangkan dan menstandardisasi alternatif pengganti antibiotik,
seperti herbal dan probiotik sebagai pemacu pertumbuhan dan pengendalian
infeksi. Pendekatan one health harus dilakukan antara pemerintah, perusahaan
kemitraan, peternak, dan apotek, serta masyarakat konsumen harus diedukasi untuk
menuntut daging broiler yang aman. Pemerintah melakukan penegakan hukum
berdasarkan setiap peraturan terkait pengendalian resistansi antibiotik.
Collections
- DT - Veterinary Science [283]