Show simple item record

dc.contributor.advisorMaarif, M. Syamsul
dc.contributor.advisorDjohar, Setiadi
dc.contributor.advisorSuroso, Arif Imam
dc.contributor.authorGiffari, Ahmad
dc.date.accessioned2022-07-20T04:12:50Z
dc.date.available2022-07-20T04:12:50Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112666
dc.description.abstractAktivitas ekonomi di DKI Jakarta yang meningkat tajam membutuhkan sarana mobilitas yang handal, efisien dan efektif. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) transportasi memiliki peranan penting dalam penyediaan transportasi masal yang aman, nyaman dan terjangkau. BUMD transportasi sebagai agen perubahan dalam pelaksanaan pelayanan publik bagi masyarakat dan sumber pendapatan bagi daerah. Saat ini BUMD transportasi ketergantungan sumber pendapatan terbesar masih dari subsidi. Pada jangka panjang perlu mempersiapkan diri untuk mampu resiliensi bila subsidi secara bertahap dikurangi dan bila ada guncangan eksternal/internal. Berdasarkan latar belakang permasalahan maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut (i)Menganalisis kondisi resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta dengan atribut adaptabilitas, kohesi, efisiensi dan diversitas dalam proses bisnisnya; (ii)Menganalisis faktor kritis pada BUMD transportasi DKI Jakarta; (iii)Merancang dan mengukur indeks resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta; (iv)Merancang model resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta; (v)Merumuskan strategi resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta. Penelitian ini dengan pendekatan kualitatif eksploratif dan pendekatan Soft System Methodology (SSM) diperkuat dengan perancangan indeks komposit, dan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dilakukan melalui wawancara dengan 47 pakar. Hasil penelitian sebagai berikut (i)kondisi resiliensi BUMD secara umum PT MRT Jakarta (MRTJ) lebih baik dibandingkan dengan PT Transportasi Jakarta (TJ) pada atribut adaptabilitas, efisiensi, kohesi dan diversitas; (ii)faktor kritis proses bisnis BUMD transportasi dengan bobot tertinggi pada Product Service Development (PSD) sebesar 15%, Capital Asset Management (CAM) bobot 14% dan Supply Chain Management (SCM) bobot 14% yang menjadi proses bisnis inti sedangkan sisa proses bisnis penunjang; (iii)indeks resiliensi BUMD transportasi sebesar 36.33 dengan MRTJ sebesar 41.28 dan TJ pada 36.20 pada level 4 (resiliensi) dari nilai maksimum 50.00; (iv)model konseptual resiliensi BUMD transportasi dihasilkan dimulai dengan tahap a)re-align visi dan tujuan BUMD b)assessment proses bisnis, c)peningkatan kapabilitas organisasi, d)re-structure proses bisnis, e)pengendalian dan evaluasi proses bisnis; (v)peningkatan resiliensi BUMD transportasi dengan strategi alternatif pendanaan bobot nilai sebesar 0.287. Implikasi manajerial yang dapat dilakukan bagi perusahaan berupa (i)melakukan kontrak jangka panjang untuk penyediaan kebutuhan perusahaan; (ii)melakukan rasionalisasi terhadap jumlah SDM yang dimiliki dan membentuk anak usaha yang mengelola SDM yang cukup intensif, (iii)optimalisasi asset-aset seperti lahan depo, halte dan sarana pendukung untuk mendapatkan sumber pendapatan non-tiket seperti naming right, iklan dan sebagainya, (iv)memperluas rute baru premium non-subsidi, (v)mengubah proses bisnis inti BUMD menjadi PSD, SCM, dan CAM dan proses bisnis penunjang, (vi)merubah struktur organisasi di BUMD transportasi menjadi memiliki level direktur pada PSD, CAM dan SCM sebagai proses bisnis inti, (vii)merancang Key Performance Indikator (KPI) sebagai basis penilaian kinerja divisi atau individu dalam BUMD transportasi, (viii)merancang dokumen dan implementasi Master Plan Resiliensi BUMD transportasi, dan (ix)melakukan Initial Public Offering (IPO) bursa saham dan penerbitan obligasi. Implikasi manajerial bagi pemerintah sebagai regulator diantaranya (i)memberikan kemudahan impor teknologi ataupun suku cadang untuk transportasi publik, (ii)membangun lembaga pelatihan, sertifikasi dan standardisasi SDM untuk transportasi publik, iii)merancang dan mempercepat regulasi untuk optimalisasi aset Pemprov DKI untuk BUMD transportasi, (iv)merancang dan memberikan izin/regulasi rute baru, koridor atau trayek baru untuk BUMD transportasi, (v)merubah ketentuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sehingga lebih berfokus pada output, (vi)membangun infrastruktur primer yang memadai dan pemberian hak (right) pengelolan asset-asset strategis untuk BUMD transportasi, (vii)indeks resiliensi digunakan indikator penilaian kesehatan dan evaluasi BUMD serta KPI bagi komisaris dan direksi, (viii)merancang regulasi Master Plan resiliensi BUMD transportasi, (ix)Pemprov DKI perlu melepaskan sebagian kepemilikan saham ke publik melalui bursa saham (IPO). Saran untuk penelitian lanjutan diantaranya (i)pengembangan model resiliensi BUMD transportasi dengan sistem dinamis (ii)mengembangkan indeks resiliensi BUMD DKI pada kluster lain seperti kluster pangan, kluster keuangan, kluster pariwisata, dan kluster properti, (iii)mengembangkan model resiliensi BUMD DKI pada kluster lainnya (iv)mengkaji kebijakan dan regulasi dalam mendukung resiliensi BUMD transportasi, (v)mengembangkan kajian sistem transportasi dengan terintegrasi di Jabodetabek dengan melibatkan BUMD lintas provinsi dan (vi)penelitian lebih lanjut yang fokus ke setiap proses bisnis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleModel Resiliensi Badan Usaha Milik Daerah Transportasi DKI Jakartaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordBUMDid
dc.subject.keywordindeksid
dc.subject.keywordmodelid
dc.subject.keywordresiliensiid
dc.subject.keywordtransportasiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record