Konvergensi Komunikasi Dalam Pengelolaan Dana Desa Untuk Pembangunan Desa
Date
2022-06-30Author
Saragih, Ramainim
Sumardjo, Sumardjo
Agusta, Ivanovich
Sjaf, Sofyan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kesenjangan sosial dan kemiskinan yang terdapat di wilayah pedesaan disebabkan antara
kebutuhan riil masyarakat desa dengan hasil proses pembangunan yang tidak konvergen mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi akan menyebabkan pembangunan tidak memberikan
dampak bagi kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan desa yang kurang memahami tentang tugas
utamanya sebagai pemerintah serta kurangnya komunikasi yang transparan kepada masyarakat
akan mengakibatkan pelaksanaan pembangunan berjalan secara tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Kebijakan pembangunan melalui Program Dana Desa yang telah dilaksanakan
pemerintah yakni pembangunan negara yang dimulai dari desa dengan mengucurkan dana yang
tidak sedikit untuk seluruh desa yang ada di Indonesia.
Keberadaan dana desa yang telah digelontorkan sejak tahun 2016 masih belum
dilaksanakan secara efektif terutama dikarenakan kurang memadainya kapabiltas dan kapasitas
aparat desa sehingga manfaatnya belum maksimal memberdayakan masyarakat terutama dampak
langsung terhadap ekonomi penduduk miskin. Hambatan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan anggaran dana desa masih lemah baik dari segi pikiran, tenaga, keahlian dan waktu.
Hal ini disebabkan oleh keputusan yang tidak bijaksana, komunikasi yang tidak interaktif,
kurangnya kesadaran masyarakat, dan pendidikan yang rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1)Menganalisis peta kepentingan para partisipan pengelola
program dana desa 2) menganalisis tindakan kolektif dijalankan dalam musyawarah desa
(demokrasi deliberatif), 3)menganalisis konvergensi komunikasi memperkecil gap (mengurangi
kesenjangan) dalam pengelolaan dana desa dan 4) merumuskan strategi dan prosedur pelaksanaan
komunikasi konvergen pengelolaan Dana Desa sehingga dapat diketahui manfaat pembangunan
bagi kesejahteraan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan paradigma kritis. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, FGD (Focus Group Discussion),
observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi yang terjadi dalam pengelolaan
program dana desa mengalami kondisi ketidak-sepahaman atau unmutual understanding terhadap
program. Harapan untuk terjadinya komunikasi yang efektif atau konvergen justru sebaliknya di
mana para pihak mengalami sirkulasi komunikasi yang tidak timbal balik atau dialog pada setiap
proses mulai dari perencanaan sampai evaluasi. Sirkulasi komunikasi yang terjadi banyak
didominasi oleh elit desa. Kepentingan pengelola terhadap program dana desa lebih
mengutamakan terjadinya proyek pembangunan desa yang harus dijalankan sesuai dengan
keputusan yang tidak melibatkan banyak kepentingan terutama prioritas kebutuhan warga biasa
masyarakat desa.
Kesenjangan komunikasi yang terjadi disebabkan kurangnya informasi dan komunikasi
yang melibatkan warga biasa dalam memutuskan kebutuhan yang paling prioritas di desa. Peran
tiap pengelola yang tidak maksimal dalam pengelolaan program disebabkan kurangnya sosialisasi
sehingga konsensus yang diambil bukan mewakili kebutuhan warga desa secara menyeluruh
melainkan kebutuhan yang tidak prioritas. Sirkulasi komunikasi yang terjadi adalah pada elite desa
yang memiliki relasi kedekatan baik dalam pendelegasian tugas maupun relasi kekerabatan.
Tekanan pihak pemerintah Kabupaten terhadap program-program pembangunan yang
sudah direncanakan menjadi berubah dalam satu sisi membuat pemerintahan desa lebih
memudahkan menjalankan program terutama pembangunan dalam bentuk proyek fisik. Program
pengembangan sumberdaya manusia banyak mengalami pengurangan.
Collections
- DT - Human Ecology [564]