Pengujian Kualitas Kayu Bundar Jati ( Tectona Grandis Linn. F) Pada Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Tersertifikasi Di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara
Abstract
Kebutuhan kayu bulat untuk memenuhi bahan baku industri kehutanan cenderung semakin meningkat seiring dengan laju permintaan konsumen akan produk-produk hasil hutan, Oleh karena itu dibutuhkan pasokan kayu yang dihasilkan dari sumber lain, salah satunya adalah pasokan kayu yang berasal dari hutan kemasyarakatan. Kualitas kayu yang dihasilkan pada hutan berbasis kemasyarakatan khususnya pengelolaan hutan yang dikelola secara lestari selama ini belum teruji sesuai standar kualitas yang ada. Oleh karena itu untuk menjamin kualitas kayu yang dihasilkan dari pengusahaan hutan kemasyarakatan maka dibutuhkan suatu pengujian kualitas kayu supaya kayu yang dihasilkan dapat diterima oleh industri kehutanan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas kayu dan mengidentifikasi jenis cacat kayu jati yang dihasilkan dari pengelolaan hutan berbasis kemasyarakatan, Penelitian pengujian kualitas kayu bundar jati menggunakan pedoman pengujian kualitas kayu bundar jati yang sesuai dengan acuan normatif Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengujian kualitas dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu melalui uji simulasi batang dan pengujian pembagian batang dilapangan. Uji simulasi ini dilakukan untuk menilai kemungkinan penerapan kebijakan pembagian batang yang optimal berdasarkan kelas sortimen dan mutu kayu. Hasil menunjukkan bahwa, jenis cacat bentuk kayu jati yang dapat diidentifikasi adalah kesilindrisan, kebundaran, kelengkungan, dan alur. Cacat badan yang berhasil diidentifikasi adalah pecah belah, pecah banting, Pecah sempler/lepas, lubang gerek, bucak-buncak, lengar dan cacat mata kayu. Untuk cacat bontos, cacat yang ditemukan antara lain adalah gerowong/teras rapuh, pecah hati, pecah gelang, gabeng, pakah dan kunus. Hasil simulasi pembagian batang menghasilkan kelas kualitas terbesar adalah kelas mutu P (32,59%), kelas mutu terbesar kedua adalah mutu D (20,99%). Mutu T dan M masing-masing 17% dan 15,46%, serta mutu U sebesar 13,81%. Hasil RINGKASAN SKRIPSI AHSAN MAULANA ( E24104071). Pengujian Kualitas Kayu Bundar Jati (Tectona grandis Linn.F) Tersertifikasi pada Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Dibawah Bimbingan Dr. Ir. Ahmad Budiaman,MSc pembagian batang aktual menghasilkan kelas kualitas terbesar adalah mutu kayu D, dengan persentase sebesar 25%. Mutu kayu T sebesar 16%, mutu kayu M (21%), mutu kayu P dengan 23%, dan mutu kayu U dengan persentase sebesar 15%. Kualitas mutu kayu melalui pengujian simulasi sedikit lebih baik dibanding pada pembagian batang aktual, artinya diperlukan perencanaan pembagian batang yang lebih baik agar diperoleh kualitas kayu yang tinggi. Kata kunci : Jati, sertifikasi, simulasi, batang aktual, Standar Nasional Indonesia
Collections
- UT - Forest Products [2131]