Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Yanto
dc.contributor.advisorRahman, Dede Aulia
dc.contributor.authorAl Faritsi, Muhammad Farid
dc.date.accessioned2022-06-23T03:05:38Z
dc.date.available2022-06-23T03:05:38Z
dc.date.issued2022-06-22
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112141
dc.description.abstractPerkebunan kelapa sawit yang semakin bertambah luas di Indonesia dianggap berdampak negatif terhadap lingkungan. Salah satunya karena beberapa penelitian menganggap perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab deforestasi dan menurunnya kualitas habitat serta memengaruhi keanekaragaman jenis hayati. Perubahan tutupan lahan menjadi perkebunan kelapa sawit diduga menyebabkan kehilangan jenis dan perolehan jenis satwaliar. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dampak perkebunan kelapa sawit terhadap keanekaragaman jenis mamalia dan herpetofauna, menduga besaran kehilangan dan perolehan jenis mamalia dan herpetofauna, dan memetakan serta menduga adanya kohabitasi serta tumpang tindih relung antara komunitas mamalia dan herpetofauna di perkebunan kelapa sawit. Pengambilan data dilakukan di kebun sawit PT Rambang Agro Jaya (RAJ), Sumatera Selatan. Data mamalia diambil dengan pengamatan secara langsung menggunakan metode strip transect serta pengamatan tidak langsung. Data herpetofauna diambil menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES). Data dianalisis dengan menggunakan analisis jumlah jenis, indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener, indeks kemerataan jenis, dan indeks kekayaan jenis. Pendugaan kehilangan dan perolehan jenis mamalia dan herpetofauna dianalisis dengan indeks kesamaan komunitas dan menghitung persentase antara jumlah jenis yang hilang atau diperoleh dengan total jumlah jenis di lokasi semak belukar. Kohabitasi antara mamalia dan herpetofauna dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis model Maximum Entropy (MaxEnt) dan persentase tumpang tindih relung yang diukur dengan indeks Morisita. Berdasarkan hasil penelitian ini, perubahan tutupan lahan dari semak belukar menjadi perkebunan kelapa sawit tidak meningkatkan dan menurunkan jumlah jenis mamalia, meningkatkan indeks kekayaan jenis mamalia (+0,14), dan menurunkan indeks keanekaragaman jenis serta indeks kemerataan jenis mamalia sebesar masing-masing (-0,54) dan (-0,49). Sementara itu pada komunitas herpetofauna menyebabkan peningkatan jumlah jenis (+1 jenis), indeks keanekaragaman jenis (+0,73), indeks kekayaan jenis (+0,52), dan indeks kemerataan jenis (+0,34). Indeks kesamaan komunitas mamalia adalah 56% dan herpetofauna sebesar 57%. Pendugaan kehilangan dan perolehan jenis mamalia dari semak belukar menjadi perkebunan kelapa sawit adalah sama sebesar 67%. Sementara itu komunitas herpetofauna memiliki persentase kehilangan sebesar 83% dan perolehan jenis sebesar 100%. Analisis MaxEnt menunjukkan variabel lingkungan yang memiliki persen kontribusi dan kepentingan permutasi tertinggi untuk kedua komunitas adalah tutupan lahan. Penelitian ini menunjukkan adanya kohabitasi di kebun sawit PT RAJ. Persentase tumpang tindih relung tertinggi adalah antara Callosciurus notatus dan Enhydris enhydris sebesar 100%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDampak Perkebunan Sawit terhadap Komunitas Mamalia dan Herpetofauna di PT Rambang Agro Jaya, Sumatera Selatanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcohabitationid
dc.subject.keywordimpactid
dc.subject.keywordoil palm plantationid
dc.subject.keywordspecies gainid
dc.subject.keywordspecies lossid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record