Show simple item record

dc.contributor.advisorMaarif, M. Syamsul
dc.contributor.advisorPuspitawati, Herien
dc.contributor.advisorRachmawati, Riani
dc.contributor.authorDesiana, Putri Mega
dc.date.accessioned2022-06-17T07:52:57Z
dc.date.available2022-06-17T07:52:57Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112090
dc.description.abstractUsaha sosial merupakan fenomena penting di dunia, ketika suatu organisasi yang memiliki kepedulian sosial (pendidikan gratis bagi masyarakat miskin, layanan kesehatan murah, dan lain sebagainya) ternyata mampu tumbuh beriringan dengan kegiatan komersial mereka. Namun demikian, faktor apa saja yang menyebabkan usaha sosial dapat tumbuh berkelanjutan masih belum sepenuhnya difahami, apakah cukup dari karakteristik mereka yang unik, atau akibat dukungan ekosistem, atau sebab lainnya. Strategi apa yang sebaiknya ditempuh agar usaha sosial lebih efisien dalam pencapaian keberlanjutan, merupakan suatu keputusan yang juga perlu didalami. Tidak kalah menariknya, walau telah banyak ditelaah keberlanjutan usaha sosial, namun belum tersedia indikator untuk membandingkan satu usaha dengan usaha sosial lainnya, atau perkembangan pencapaian keberlanjutan dari waktu ke waktu. Penelitian ini memiliki 3 (tiga) tujuan yang saling terhubung. Pertama, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap keberlanjutan usaha sosial. Kedua, merancang-bangun strategi keberlanjutan usaha sosial dari berbagai alternatif yang tersedia. Ketiga, memformulasi indeks keberlanjutan (Sustainability Index) usaha sosial yang dapat mengukur tingkat keberlanjutan usaha sosial dan membantu pengambilan kebijakan penguatan keberlanjutan, baik di tingkat usaha sosial dan ekosistemnya. Penelitian ini meyakini bahwa inovasi merupakan prasyarat untuk keberlanjutan usaha sosial. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif strategi keberlanjutan usaha sosial, dengan mempertimbangkan perlunya usaha sosial memiliki kapabilitas dinamis (dynamic capability), untuk mengantisipasi perubahan ekosistem dan mengelola sumber daya internal perusahaan, guna membangun inovasi dan keberlanjutan usaha sosial. Data penelitian diperoleh dari survey terhadap 187 usaha sosial yang telah berdiri minimal 2 tahun, yang kemudian diolah dengan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal tidak berpengaruh secara langsung terhadap keberlangsungan usaha. Namun demikian, ekosistem terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap keberlanjutan usaha sosial. Hal menarik yang ditemukan dalam penelitian ini kapabilitas dinamis terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap keberlanjutan usaha sosial. Pengaruh hubungan langsung berikutnya dalam penelitian ini adalah inovasi berdampak signifikan positif terhadap keberlanjutan. Temuan berikutnya adalah terkait peran mediasi kapabilitas dinamis dan inovasi (masing-masing) terhadap keberlanjutan usaha. Kapabilitas dinamis tidak memediasi pengaruh faktor internal dan ekosistem ke keberlanjutan usaha sosial. Inovasi terbukti memediasi pengaruh faktor internal ke keberlanjutan usaha, namun inovasi tidak terbukti dapat memediasi hubungan ekosistem ke keberlanjutan usaha. Temuan terakhir dalam penelitian yang menggunakan SEM ini adalah peran mediasi kapabilitas dinamis dan inovasi secara bersama-sama menjadi kunci bagi pengaruh keberlanjutan. Seperti yang telah diketahui, kapabilitas dinamis tidak dapat memediasi pengaruh faktor internal dan ekosistem ke keberlanjutan usaha sosial. Namun jika kapabilitas dinamis diarahkan untuk menumbuhkan inovasi, hal ini terbukti akan meningkatkan keberlanjutan usaha sosial. Untuk mencapai tujuan kedua, hasil dari tahap pertama (identifikasi kriteria utama untuk pengambilan keputusan) yang dipadukan dengan pendapat 9 (sembilan) pakar usaha sosial kemudian diolah dengan metode fuzzy AHP untuk mendapatkan prioritas strategi keberlanjutan usaha sosial. Dari enam alternatif strategi yang tersedia untuk mencapai keberlanjutan usaha sosial, didapatkan prioritas rancang-bangun strategi yang dinilai paling sesuai, 3 (tiga) peringkat tertinggi adalah: (1) Melakukan inovasi, (2) Berkolaborasi dengan usaha sosial lain atau enabler dan (3) Beradaptasi dengan perubahan kebutuhan sosial. Berdasarkan perhitungan indeks keberlanjutan, didapatkan nilai indeks keberlanjutan usaha sosial adalah sebesar 73,55. Hal ini berarti usaha sosial di Indonesia memiliki tingkat keberlanjutan dalam kategori sedang. Dilihat dari komposisi komponen pembentuk indeks keberlanjutan, komponen yang memiliki bobot tertinggi adalah faktor internal (0,350), dilanjutkan dengan Ekosistem (0,331) dan Kapabilitas dinamis (0,319). Faktor internal terdiri dari tiga subkomponen, dan kepemimpinan memiliki bobot yang relatif paling tinggi (0,353). Ekosistem memiliki empat subkomponen, dan jejaring adalah subkomponen yang memiliki bobot yang relatif paling tinggi (0,269). Komponen terakhir yaitu kapabilitas dinamis memiliki tiga subkomponen. Diantara ketiga subkomponen kapabilitas dinamis, transforming memiliki bobot yang relatif paling tinggi (0,342). Dengan adanya indeks dapat diperbandingkan antara satu usaha sosial dengan usaha sosial lainnya, sehingga memudahkan dalam mengevaluasi perkembangan usaha sosial dari waktu ke waktu.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleRancang Bangun Strategi dan Formulasi Indeks Keberlanjutan Usaha Sosial di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordIndeksid
dc.subject.keywordInovasiid
dc.subject.keywordKapabilitas Dinamisid
dc.subject.keywordKeberlanjutanid
dc.subject.keywordUsaha sosialid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record