Show simple item record

dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.advisorFalatehan, A. Faroby
dc.contributor.authorLestari, Meylani
dc.date.accessioned2022-06-06T04:33:54Z
dc.date.available2022-06-06T04:33:54Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111950
dc.description.abstractOtonomi daerah bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah, mengurangi kesenjangan masyarakat, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik agar lebih efesien dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki angka kemiskinan tertinggi. Angka kemiskinan yang tinggi menyebabkan rata-rata angka kemiskinan di Provinsi DIY berada di atas angka kemiskinan nasional. Aggaran belanja bantuan sosial merupakan komponen belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang berkaitan langsung dengan program penanggulangan kemiskinan. Program bantuan sosial telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, baik bersumber dari anggaran pemerintah daerah maupun pusat. Pemerintah daerah telah menetapkan perlindungan sosial sebagai prioritas pembangunan pada urutan kedua, namun realisasi penurunan angka kemiskinan masih jauh dari target yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2017–2022. Realisasi angka kemiskinan tahun 2020 sebesar 18,01 persen dan tahun 2021 sebesar 18,38 persen. Maka itu diperlukan upaya optimal agar target penurunan kemiskinan sebesar 16,17 persen pada tahun 2022 dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan menganalisis gambaran sebaran kemiskinan dan implementasi anggaran bantuan sosial, menganalisis pengaruh belanja bantuan sosial terhadap kemiskinan dan faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan, serta merumuskan strategi alokasi anggaran bantuan sosial untuk penurunan kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam kepada responden. Data primer diolah dengan analisis evaluasi faktor internal (IFE) dan evaluasi faktor eksternal (EFE), Matriks Internal Eksternal (Matriks IE), analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) dan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Data sekunder diperoleh dari regulasi kebijakan, publikasi instansi terkait, buku dan sumber literatur lain yang relevan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kabupaten Kulon Progo bagian utara memiliki angka kemiskinan yang lebih tinggi daripada wilayah bagian selatan. Kecamatan Wates dan Kecamatan Pengasih yang berkedudukan di pusat ibu kota, mendapatkan alokasi anggaran belanja bantuan sosial tertinggi. Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan adalah angka harapan hidup (AHH) dan rata-rata lama sekolah (RLS). Belanja bantuan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo. Strategi prioritas utama yang dapat dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam menurunkan kemiskinan adalah meningkatkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan.id
dc.description.sponsorshipPUSBINDIKLATREN BAPPENASid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Alokasi Anggaran Bantuan Sosial untuk Penurunan Kemiskinan di Kabupaten Kulon Progoid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPovertyid
dc.subject.keywordSocial Aidid
dc.subject.keywordQSPMid
dc.subject.keywordSWOTid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record