Kajian Karakteristik dan Profil Proteome Spermatozoa Pasca Thawing Pejantan Sapi Simental pada Umur berbeda
Date
2022Author
Satrio, Faisal Amri
Purwantara, Bambang
Karja, Ni Wayan Kurniani
Setiadi, Mohamad Agus
Kaiin, Ekayanti M
Metadata
Show full item recordAbstract
Umur pejantan telah diyakini secara luas dapat memengaruhi tingkat fertilitas.
Penuaan pada pejantan berhubungan dengan penurunan berbagai fungsi reproduksi
termasuk penurunan fungsi testis. Keadaan tersebut mengakibatkan gangguan
spermatogenesis dan penurunan kualitas semen. Keadaan di lapangan saat ini
menunjukkan bahwa banyak pejantan berumur lebih dari sepuluh tahun yang masih
digunakan untuk produksi semen beku. Selain itu, adanya fakta yang menunjukkan
bahwa tingkat penolakan (rejection) semen pada pejantan sapi berumur lebih dari
sepuluh tahun dalam jumlah cukup tinggi. Evaluasi kualitas semen yang secara
rutin telah dilakukan sejauh ini masih belum cukup akurat untuk memprediksi
fertilitas pejantan. Analisis proteomik menjadi pendekatan molekuler yang mampu
mengidentifikasi fungsi penting dari protein dan peranannya untuk pengaturan
berbagai proses fertilisasi. Teknik yang paling sederhana untuk memprediksi profil
proteome adalah menggunakan sodium dodecyl sulphate (SDS)-Page (1D-SDSPage) dan yang terbaru yaitu liquid chromatography tandem mass
spectrophotometry (LC MS/MS).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh umur sapi Simental
terhadap karakteristik semen dan profil proteome sperma pasca thawing. Tahapan
penelitian yang dilakukan mencakup 1) kajian terhadap produktivitas pejantan dan
karakteristik semen segar, 2) karakterisasi morfo-fungsional sperma pasca thawing,
3) profiling kandidat proteome sperma pasca thawing berdasarkan berat molekul
protein, dan 4) identifikasi perbedaan profil proteome sperma pasca thawing pada
sapi Simental berbeda umur. Sampel berupa data koleksi, data produksi dan semen
beku dari 12 ekor pejantan dibagi menjadi empat kelompok umur, yaitu dua tahun,
empat tahun, ≥ 10 tahun dengan rejection semen tinggi (≥ 10 HR) dan ≥ 10 tahun
dengan rejection semen rendah (≥ 10 LR).
Sebanyak total 1071 data produksi dan koleksi semen pada tahap pertama
penelitian dilakukan analisis produktivitas pejantan dan karakteristik semen
segarnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat rejection semen pada
kelompok ≥10 HR tertinggi secara signifikan (P<0,05), kemudian persentasi
frekuensi ejakulasi sebanyak dua kali per koleksi terlihat paling tinggi (P<0,05)
pada kelompok umur 4 tahun. Volume semen, konsentrasi dan total konsentrasi
sperma terlihat meningkat secara signifikan (P<0,05) hingga umur empat tahun,
kemudian menurun (P<0,05) pada kedua kelompok umur ≥ 10 tahun. Kelompok ≥
10 HR terlihat memiliki volume semen, konsentrasi total sperma, dan motilitas
sperma lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan kelompok ≥ 10 LR.
Penelitian tahap dua menggunakan semen beku untuk mengkarakterisasi
morfo-fungsional sperma pasca thawing sapi Simental berbeda umur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok umur ≥ 10 tahun terindikasi
mengalami kejadian kapasitasi dini yang ditandai dengan persentasi tingkat
kapasitasi dan rekasi akrosom paling tinggi (P<0,05) dibandingkan umur empat
tahun. Selain itu, kejadian tersebut juga didukung dengan adanya gerakan hiperaktif
Collections
- DT - Veterinary Science [285]