Show simple item record

dc.contributor.advisorHidayat, Sri Hendrastuti
dc.contributor.advisorGiyanto
dc.contributor.advisorDinarti, Diny
dc.contributor.authorArubi, Dara
dc.date.accessioned2022-05-30T07:28:16Z
dc.date.available2022-05-30T07:28:16Z
dc.date.issued2022-05-23
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111884
dc.description.abstractBanana bunchy top virus (BBTV) merupakan salah satu virus penting penyebab penyakit kerdil pisang dan infeksinya berpotensi menyebabkan kehilangan hasil. BBTV dilaporkan telah menginfeksi berbagai genotipe pisang terutama yang dibudidayakan secara luas. Pengujian respons berbagai genotipe pisang diperlukan untuk mencari sumber ketahanan terhadap BBTV. Ketahanan tanaman dapat pula diinduksi melalui aplikasi asap cair. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi respons berbagai genotipe pisang terhadap infeksi BBTV dan melakukan kajian terhadap potensi asap cair sebagai agens “priming” untuk meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan bibit kultur jaringan pisang. Penularan BBTV dilakukan melalui kutudaun pisang Pentalonia nigronervosa, menggunakan 20 kutudaun dewasa per tanaman dengan periode makan akuisisi 24 jam pada tanaman terinfeksi BBTV dan periode makan inokulasi pada tanaman uji sehat selama 48 jam. Pengamatan pertumbuhan tanaman dan intensitas penyakit dilakukan selama 8 minggu setelah inokulasi. Hasil penelitian menunjukkan 5 genotipe yaitu ‘Cavendish’, ‘Bebek’, ‘Goroho’, ‘Barangan Merah’, dan ‘Halabanensis’ menunjukkan gejala khas BBTV dengan insidensi penyakit berturut-turut mencapai 80%, 60%, 20%, 20%, dan 20%. Hambatan nyata terhadap tinggi tanaman dan lebar daun terjadi pada ‘Cavendish’, ‘Bebek’, dan ‘Goroho’ yaitu berturut-turut sebesar 44,60% dan 41,08%; 36,31% dan 25%; 12,62% dan 10,13%. Pita DNA spesifik BBTV berukuran ±240 pb berhasil diamplifikasi dengan metode PCR menggunakan primer spesifik, yaitu mRep/F dan mRep/R pada cv. ‘Cavendish’, ‘Bebek’, ‘Goroho’, ‘Barangan Merah’ dan ‘Halabanensis’ yang menunjukkan gejala. Pita DNA spesifik BBTV juga berhasil diamplifikasi dari 2 genotipe pisang uji, yaitu ‘Microcarpa’ dan ‘Spn-001’ walaupun genotipe tersebut tidak menunjukkan gejala infeksi BBTV. Induksi ketahanan pisang terhadap BBTV dilakukan pada saat propagasi bibit pisang secara kultur jaringan. Aplikasi asap cair diberikan pada beberapa taraf konsentrasi (0%; 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5% v/v) dan waktu (sejak fase multiplikasi tunas, sejak fase induksi perakaran, dan pada fase aklimatisasi). Perlakuan asap cair berpengaruh nyata terhadap jumlah multiplikasi tunas, pertumbuhan plantlet pisang, dan insidensi serta keparahan penyakit kerdil pisang. Konsentrasi asap cair yang rendah (0,2-0,4%) mampu menginduksi pertumbuhan, namun konsentrasinya yang tinggi (>0,4%) dapat menghambat pertumbuhan pada fase induksi perakaran. Waktu pemberian asap cair menunjukkan bahwa semakin awal asap cair diberikan pada plantlet pisang maka akan semakin tinggi keefektivannya menekan infeksi BBTV. Pemberian asap cair berpengaruh nyata terhadap insidensi dan keparahan penyakit kerdil pisang. Penelitian ini membuktikan bahwa perlakuan asap cair pada kultur jaringan pisang yang diberikan pada konsentrasi dan waktu yang tepat berpotensi meningkatkan pertumbuhan tanaman dan ketahanan terhadap BBTV. Oleh karena itu, aplikasi asap cair dalam propagasi bibit pisang dapat menjadi bagian dari strategi pengendalian penyakit kerdil pisang. Data dan informasi mengenai respons genotipe pisang terhadap infeksi BBTV dapat dijadikan acuan untuk memilih atau mengembangkan tanaman pisang yang tahan terhadap BBTV melalui program pemuliaan tanaman. Selain itu, potensi asap air sebagai bahan “priming” dapat diterapkan untuk meningkatkan mutu dan ketahanan pisang terhadap BBTV.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleRespons Berbagai Genotipe Pisang dan Perlakuan Asap Cair untuk Menginduksi Ketahanan terhadap Banana bunchy top virusid
dc.title.alternativeResponse of Banana Genotypes and Application of Liquid Smoke to Induce Resistance to Banana bunchy top virusid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordagens ‘priming’id
dc.subject.keywordinduksi ketahananid
dc.subject.keywordinsidensi penyakitid
dc.subject.keywordkultur jaringanid
dc.subject.keywordrespons ketahananid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record