Pengaruh Keputusan Penjualan dan Biaya Transaksi terhadap Kinerja Usahatani Cabai Merah
Date
2019Author
Saidah, Zumi
Harianto
Hartoyo, Sri
Asmarantaka, Ratna Winandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Cabai merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapatkan
prioritas pengembangan oleh pemerintah. Selain sebagai salah satu penyumbang
terjadinya inflasi, komoditas ini juga sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat
Indonesia yang dibutuhkan hampir setiap hari. Cabai merah memiliki nilai ekonomis
cukup tinggi (high value commodity), hal ini ditunjukkan dengan tingkat
permintaannya yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Namun permintaan
terhadap komoditas tersebut tidak selalu mampu dipenuhi karena produksi cabai merah
yang dihasilkan oleh petani masih sangat tergantung pada kondisi musim dengan
teknik budidaya yang cukup sederhana. Produksi cabai merah yang dihasilkan petani
juga sangat tergantung pada kemampuan manajerial petani dalam mengalokasikan
penggunaan input. Selain perbedaan kapabilitas manajerial petani, rendahnya produksi
cabai merah juga dipengaruhi oleh efek inefisiensi yang salah satunya bersumber dari
adanya pengaruh biaya transaksi.
Setiap proses yang terjadi dalam kegiatan usahatani cabai merah terutama yang
terkait dengan kegiatan pertukaran barang, jasa maupun informasi penting untuk
dilakukan. Ketika pertukaran tersebut mengeluarkan biaya untuk memperolehnya,
maka kegiatan pertukaran tersebut dapat dikategorikan sebagai biaya transaksi. Secara
teori maupun empiris, keberadaan biaya transaksi dapat mengakibatkan pasar tidak
efisien. Tingginya biaya transaksi membuat petani sulit untuk mengakses pasar input
maupun pasar output. Selain itu, dengan adanya biaya transaksi akan mempengaruhi
pilihan (decision) petani dalam pengambilan keputusan baik keputusan dalam
pengadaan input maupun dalam keputusan penjualan output. Oleh karena itu, maka
penelitian ini ingin memaparkan secara jelas bagaimana perilaku petani dalam
pengambilan keputusan pengadaan input maupun keputusan penjualan output dengan
menggunakan pendekatan ekonomi biaya transaksi. Penelitian ini memiliki implikasi
penting untuk melihat bagaimana biaya transaksi dapat mempengaruhi keputusan
penjualan cabai merah dan kinerja usahatani cabai merah.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis pengaruh keputusan
penjualan dan biaya transaksi terhadap kinerja usahatani cabai merah di Kabupaten
Garut, Jawa Barat. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis
alokasi penggunaan input-input produksi terhadap pendapatan dan kelayakan
usahatani cabai merah serta mengidentifikasi biaya-biaya transaksi yang terdapat pada
usahatani cabai merah, (2) menganalisis tingkat efisiensi usahatani cabai merah serta
menganalisis sumber-sumber penyebab inefisiensi pada usahatani cabai merah, dan (3)
menganalisis pengaruh biaya transaksi dan efisiensi ekonomi terhadap keputusan
penjualan cabai merah.
Penelitian ini dilakukan di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Cikajang dan
Kecamatan Cisurupan. Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara purposive
dengan alasan kedua daerah tersebut merupakan sentra produksi cabai merah terbesar
yang ada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan data kerat
lintang (cross section) terhadap 145 orang petani sampel yang terdiri atas dua
kelompok yaitu 91 petani yang menjual di ladang (farmgate) sebagai kelompok
control dan sebanyak 45 petani yang menjual ke ladang (travelling to market) sebagai
kelompok treatment. Analisis perilaku petani dalam alokasi penggunaan input
produksi dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis biaya transaksi
dilakukan dengan menggunakan analisis dekriptif dan analisis linier berganda.
Analisis efisiensi produksi terhadap keputusan penjualan cabai merah dilakukan
dengan menggunakan fungsi produksi stochastic frontier analysis (SFA) dan fungsi
biaya dual, sedangkan untuk melihat kinerja usahatani cabai merah digunakan analisis
Prospensity Score matching (PSM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alokasi penggunaan input pada usahatani
cabai merah belum sesuai dengan petunjuk dari dinas pertanian. Hal ini terlihat nilai
standar deviasi penggunaan input yang lebih besar daripada nilai rata-ratanya. Selain
itu, produksi cabai merah di daerah penelitian sangat dipengaruhi oleh efisien tidaknya
dalam alokasi penggunaan input serta ada tidaknya masalah inefisiensi teknis yang
berkaitan dengan kapabilitas manajerial petani. Kapasitas manajerial petani menjadi
penting dalam kegiatan usahatani karena akan berpengaruh pada pengambilan
keputusan petani dalam mengalokasikan input-input produksi maupun dalam
keputusan penjualan output. Masalah inefisiensi teknis yang dilihat pada penelitian ini
salah satunya di akibatkan oleh adanya pengaruh biaya transaksi.
Adanya perilaku oportunistik dari pedagang perantara dan tidak adanya lembaga
formal yang mengatur pemasaran produk pertanian diperkirakan akan menaikkan
biaya transaksi. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa petani
menghadapi biaya transaksi yang cukup tinggi pada pengadaan input terutama pada
biaya pengawasan dan penegakan kontrak serta biaya negosiasi. Begitu pula halnya
dengan biaya transaksi pada saat penjualan output dimana biaya-biaya seperti biaya
pengawasan dan penegakan kontrak, biaya perantara penjualan dan biaya negosiasi
membuat semakin tingginya biaya transaksi yang dihadapi oleh petani.
Berdasarkan tingkat capaian efisiensi produksi usahatani cabai merah
memperlihatkan bahwa masih terdapat beberapa kelompok petani yang tergolong ke
dalam kategori belum efisien hingga efisien. Petani yang menjual di pasar (travelling
to market) lebih efisien baik secara teknis, alokatif maupun ekonomi bila dibandingkan
dengan petani yang menjual di ladang (farmgate). Belum efisiennya usahatani cabai
merah secara teknis tentu akan mempengaruhi besaran efisiensi alokatifnya yang pada
akhirnya akan mempengaruhi efisiensi ekonominya. Oleh karena itu, Jika petani yang
menjual di ladang ingin meningkatkan efisiensi teknis usahataninya dapat dilakukan
dengan menambahkan input-input produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi
dengan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya inefisiensi.
Adanya efek inefisiensi ekonomi pada usahatani cabai merah merupakan wujud
dari tingginya biaya transaksi yang dihadapi oleh petani dan untuk dapat meningkatkan
efisiensi ekonomi maka biaya transaksi harus di turunkan. Keberadaan biaya transaksi
juga akan mempengaruhi keputusan penjualan cabai merah yang sangat dipengaruhi
oleh kepemilikan Hp, lama waktu pencarian harga dan lama waktu bernegosiasi.
Penekanan terhadap biaya transaksi dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja
usahatani cabai merah dengan cara meningkatkan pendapatan petani melalui perolehan
harga jual cabai merah yang lebih baik.