Ekologi dan Strategi Pemulihan Populasi Kakatua-Kecil Jambul-Kuning di Suaka Margasatwa Pulau Pasoso, Sulawesi Tengah
Date
2022Author
Ihsan, Moh
Mardiastuti, Ani
Masy’ud, Burhanuddin
Mulyani, Yeni A
Metadata
Show full item recordAbstract
Kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea sulphurea) merupakan salah satu spesies burung paruh bengkok dari tujuh subspesies Cacatua sulphurea yang mengalami penurunan populasi secara drastis dalam kurun waktu 20 tahun terakhir di seluruh Sulawesi. Pulau Pasoso merupakan salah satu tempat yang menjadi habitat kakatua-kecil jambul-kuning. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) Menganalisis kondisi ekologis kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso; (2) Menganalisis dan pemetaan distribusi penggunaan ruang habitat kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso; (3) Menganalisis dan menduga viabilitas populasi kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso, dan (4) Merumuskan strategi pemulihan populasi untuk menjamin kelestarian kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso.
Penelitian dilakukan dari bulan April hingga September 2019 di Suaka Margasatwa Pulau Pasoso Sulawesi Tengah. Data tumbuhan dikumpulkan menggunakan metode petak ukur 20 x 20 m². Data populasi dikumpulkan dengan cara mengeksplorasi kakatua-kecil jambul-kuning di semua tipe habitat yang ada di Pulau Pasoso menggunakan metode transek jalur. Data perilaku dikoleksi menggunakan metode focal animal sampling. Ukuran populasi berkelanjutan dan faktor penentu keberlanjutan populasi ditentukan dengan uji desain skenario terdiri dari 7 skenario, yakni: Pop. 3_Pred. Half, Pop. 3_Pred. 0, Pop. 3_Reinf. 3, Pop. 3_Reinf. 10, Pop. 0_Intro.3_Intro.3, Pop. 0_Intro. 6, Pop. 0_Intro. 10.
Data tumbuhan dianalisis dengan indeks nilai penting (INP). Preferensi habitat dan pakan kakatua-kecil jambul-kuning dianalisis menggunakan indeks Jacobs. Faktor penentu preferensi habitat dianalisis menggunakan analisis PCA (Principle Component Analysis). Data populasi diambil dari data jumlah individu tertinggi yang teramati dalam satu pengamatan. Tren populasi dan distribusi populasi dianalisis secara deskriptif. Viabilitas populasi dianalisis menggunakan software Vortex.
Berdasarkan penelitian ini diketahui B. arborescens merupakan spesies tumbuhan pakan yang sering dikonsumsi (60%), disusul oleh F. benjamina (28%), S. alba (75%), dan A. argentea (5%). B. arborescens dan F. benjamina dikonsumsi bagian buah sedangkan A. argentea dan S. alba dikonsumsi bagian daun muda. Berdasarkan hasil penelitian, kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso memilih tipe habitat ekoton (D = 0,424) dan tipe habitat kebun (D = 0,342) sebagai habitat utamanya dibanding habitat lainnya dengan kategori disukai.
Habitat preferensi kakatua-kecil jambul-kuning dicirikan oleh komponen fisik (luas tipe habitat, jarak dari kebun, kelerengan dan jumlah spesies predator, jumlah spesies kompetitor dan suhu permukaan), komponen keanekaragaman spesies tumbuhan (jumlah spesies pohon pakan, kekayaan spesies tumbuhan, dan jarak dari pantai), komponen intensitas cahaya serta komponen kerapatan vegetasi. Komponen fisik memiliki nilai varian yang lebih tinggi (40%) dibandingkan dengan komponen keanekaragaman tumbuhan (19,26%), komponen intensitas cahaya (11,06%) dan komponen kerapatan vegetasi (10,46%), sehingga komponen fisik mempunyai pengaruh besar terhadap preferensi habitat kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso.
Kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso hanya terdiri dari tiga individu (dua individu dewasa dan satu individu muda). Diduga kedua individu dewasa tersebut adalah induk dari individu muda. Populasi ini menurun tajam dibandingkan dengan populasi pada tahun 2000 yang berjumlah 7-15 individu. Populasi kakatua-kecil jambul-kuning cenderung terdistribusi pada bagian tengah pulau, di tipe habitat hutan primer yang berdekatan dengan kebun (ekoton).
Hasil analisis PVA terhadap populasi yang ada di Pulau Pasoso saat ini, menunjukkan laju pertumbuhan yang negatif (r = -0,189), sehingga populasi tersebut memiliki probabilitas kepunahan yang sangat tinggi. Periode waktu kepunahan yang relatif singkat adalah selama empat tahun ke depan. Berdasarkan penelitian ini terdapat indikasi penurunan populasi kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso yang dipengaruhi oleh efek allee. Setidaknya terdapat dua indikasi yang menunjukkan dua komponen yang mempengaruhi efek allee demografis yaitu komponen efek allee genetik berupa inbreeding dan komponen efek allee survival berupa kecilnya ukuran kelompok sosial sehingga rentan terhadap predasi.
Hasil analisis untuk menentukan jaminan kelestarian populasi kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso menggunakan 7 skenario dari beberapa kombinasi faktor menunjukkan bahwa skenario 1, 2, 3, 4 yang mengkombinasikan model pengelolaan dengan mengurangi tingkat kematian dan menambah populasi baru tidak mampu mencegah populasi kakatua-kecil jambul-kuning dari kepunahan. Adapun dari hasil Skenario 5, 6, dan 7 yang mensimulasikan kombinasi pengelolaan dengan mengurangi tingkat kematian, reintroduksi populasi baru serta mencegah inbreeding, menghasilkan pertumbuhan populasi positif.
Skenario terbaik untuk konservasi kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso adalah Skenario 6. Untuk mencapai skenario terbaik tersebut, perlu dilakukan penurunan angka kematian akibat predasi dan pemberian tambahan minimal enam pasang kakatua-kecil jambul-kuning. Selain menambah jumlah populasi, penambahan pasangan juga dapat meningkatkan keragaman genetik. Berdasarkan hasil simulasi, jumlah minimum populasi yang dapat menjamin kelestarian atau berkelanjutan populasinya adalah enam pasang.
Strategi pemulihan populasi kakatua-kecil jambul-kuning di Pulau Pasoso dapat dilakukan melalui tiga tahapan program, yaitu program jangka pendek meliputi: mempertahankan populasi, survei populasi predator, pembinaan habitat serta edukasi terhadap masyarakat di daratan utama. Program jangka menengah meliputi: pengendalian predator dan tahap persiapan captive breeding berupa konstruksi dengan fokus pengembangbiakan kakatua-kecil jambul-kuning untuk keperluan pelepasliaran (release) ke habitat alaminya. Program jangka panjang difokuskan pada kegiatan release dari program reintroduksi populasi kakatua-kecil jambul-kuning.
Collections
- DT - Forestry [344]