Reduksi Bias Firth dalam Model Campuran Logistik berbasis Metode Pendugaan Kuasi- Kemungkinan Terpenalti untuk Analisis Data Penampang Melintang Berulang
Date
2022Author
Arisanti, Restu
Sumertajaya, I Made
Notodiputro, Khairil Anwar
Indahwati
Metadata
Show full item recordAbstract
Kasus khusus pada Model Campuran Linear Terampat (MCLT) yang
mempunyai peubah respon dikotomus yang melibatkan pengaruh tetap dan
pengaruh acak disebut dengan Model Campuran Linear Logistik (MCLL). Pada
MCLL, sangat penting untuk mendapatkan penduga pengaruh acak yaitu penduga
komponen ragam selain penduga pengaruh tetapnya. Pengaruh tetap dan pengaruh
acak umumnya diduga dengan menggunakan Metode Kemungkinan Maksimum
(MKM). MKM dikenal sebagai metode asimptotik yang menghasilkan penduga
tak bias ketika jumlah sampel besar atau menuju tak hingga. Namun, ketika jumlah
sampel kecil, penduga yang dihasilkan oleh MKM menghasilkan penduga yang
downward bias. Bias merupakan selisih antara nilai harapan penduga dengan nilai
sebenarnya dari parameter yang diduga. Bias pada komponen ragam terlihat lebih
jelas pada peubah respon dikotomus. MKM pada MCLL secara analitik sulit untuk
memperoleh solusi yang closed form. Hal ini terjadi karena fungsi kemungkinan
sulit atau tidak dapat diintegralkan. Untuk mengatasinya, pada penelitian ini
menggunakan metode pendugaan numerik alternatif yang dapat mengakomodasi
struktur korelasi pada model dengan peubah respon dikotomus yaitu metode Kuasi-
Kemungkinan Terpenalti (KKT). Penduga komponen ragam dengan menggunakan
metode KKT menghasilkan penduga yang downward bias. Untuk mengatasi
downward bias, pada penelitian ini menggunakan metode Firth untuk mereduksi
bias pada komponen ragam, dengan menggunakan metode pendugaan KKT.
Kajian simulasi dilakukan untuk mengetahui kinerja metode reduksi bias
Firth pada MCLL dengan metode pendugaan KKT. Kajian pertama membahas
pengembangan reduksi bias Firth dalam MCLL dengan menggunakan metode KKT
untuk data longitudinal. Pada suatu survei, pengamatan atau pengukuran berulang
sering dilakukan untuk melihat apakah ada pola perubahan dari peubah yang diukur
dari waktu ke waktu, serta peubah prediktor apa saja yang mempengaruhi pola
perubahan tersebut. Data ini disebut dengan data longitudinal. Data longitudinal
merupakan data yang pengamatannya dilakukan secara berulang untuk setiap
subjek. Pada data longitudinal diasumsikan subjek-subjek saling independent satu
sama lain, akan tetapi antar pengamatan didalam subjek saling dependen sehingga
terdapat korelasi. Hasil simulasi menunjukkan metode reduksi bias Firth dengan
metode Firth-KKT memperbaiki downward bias pada penduga komponen ragam.
Selanjutnya, metode Firth-KKT menghasilkan ragam yang lebih besar dengan nilai
MSE yang lebih kecil dengan metode KKT. Hasil kajian ini juga menunjukkan
trend nilai rata-rata penduga ragam, rata-rata bias penduga ragam, dan nilai ratarata
MSE juga tetap sama saat jumlah unit sampel bertambah. Berdasarkan hasil
kajian simulasi pertama, nilai rata-rata penduga ragam, rata-rata bias penduga
ragam, dan nilai rata-rata MSE mempunyai kecenderungan trend yang sama. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode reduksi bias Firth dapat mereduksi
bias komponen ragam pada MCLL dengan menggunakan metode KKT pada data
longitudinal.
Kajian kedua membahas pengembangan reduksi bias Firth dalam MCLL
dengan menggunakan metode KKT untuk data penampang melintang berulang.
Metode Pendugaan KKT dengan reduksi bias Firth (Firth-KKT) dapat digunakan
untuk menduga parameter model dan komponen ragam dalam MCLL dengan
pengaruh acak yang diasumsikan mempunyai sebaran normal. Struktur data yang
digunakan pada simulasi ini menggunakan struktur data penampang melintang
berulang yang diarahkan menyerupai struktur data longitudinal. Hal ini dilakukan
berkaitan dengan kajian simulasi yang telah dilakukan pada kajian sebelumnya.
Hasil simulasi menunjukkan MCLL dengan metode KKT dengan reduksi Firth
(Firth-KKT) menghasilkan nilai penduga ragam yang lebih mendekati dengan
ragam sebenarnya dibanding dengan MCLL dengan metode KKT. MCLL dengan
metode Firth-KKT menghasilkan nilai rata-rata bias dan rata-rata MSE yang lebih
kecil dibanding dengan MCLL dengan metode KKT. Hal ini menunjukkan bahwa
MCLL dengan metode Firth-KKT lebih baik dari MCLL dengan metode KKT
untuk struktur data penampang melintang berulang.
Kajian ketiga membahas evaluasi reduksi bias Firth MCLL dengan metode
KKT untuk data empiris. Data empiris yang digunakan adalah data kemiskinan.
Data kemiskinan ini mempunyai struktur data penampang melintang berulang.
Oleh karena itu, unit sampel yang digunakan bukan individu atau rumah tangga
melainkan pengelompokkan rumah tangga berdasarkan karakteristik rumah tangga
(kohor) tersebut. Kohor yang digunakan adalah kohor berdasarkan pengeluaran
rumah tangga (rendah, sedang, tinggi) dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga
(kohor 1, kohor2, kohor 3). Model yang digunakan pada studi ini adalah MCLL
dengan Cohort-Error Random dan MCLL dengan Cohort-Specific Model. Dugaan
ragam antar blok pada MCLL dengan Cohort-Specific menghasilkan ragam yang
lebih besar dibandingkan dengan dugaan ragam antar blok pada MCLL dengan
Cohort-Random Error. Hal ini menunjukkan pengelompokan berdasarkan
karakteristik unit sampel akan meningkatkan nilai dugaan keragaman antar blok.
Untuk menentukan penentuan kohor mana yang lebih baik untuk data kemiskinan,
maka dilakukan uji kebaikan model baik berdasarkan MCLL dengan Cohort-
Random Error maupun pada MCLL dengan Cohort-Specific. Berdasarkan nilai
dugaan antar blok, MSE, nilai AIC, dan APER maka dapat disimpulkan penentuan
kohor berdasarkan pengeluaran runah tangga lebih baik dalam menentukan peluang
kejadian unit sampel dikategorikan miskin pada MCLL.