Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian Melalui Literasi Media Cyber Extension
Date
2022Author
Farida, Idha
Sumardjo, Sumardjo
Fatchiya, Anna
Tjitropranoto, Prabowo
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan penyuluhan pertanian mempunyai peran yang strategis dan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan. Upaya ini menuntut penyuluh untuk dapat meningkatkan kapasitas dirinya agar dapat melaksanakan perannya dengan baik. Peningkatan kapasitas penyuluh harus diupayakan dan dikembangkan dengan berbagai cara, salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas penyuluh yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi. Sistem penyuluhan yang berbasis internet merupakan suatu paradigma baru yang dapat mewujudkan penyebaran informasi di seluruh wilayah Indonesia. Penyuluhan tidak selalu dilakukan di lapang dan mengharuskan penyuluh dan petani bertatap muka. Petani diharapkan juga dapat bertukar informasi dan permasalahan dengan petani lain yang berada di luar wilayahnya. Salah satu sistem penyuluhan berbasis internet tersebut adalah cyber extension. Kehadiran cyber extension dapat memutus batasan ruang, waktu, dan jarak.
Literasi penyuluh terhadap cyber extension sangat diperlukan dalam pengembangan kegiatan penyuluhan. Penyuluh sudah seharusnya dapat menyaring informasi yang tersedia berlimpah di dunia maya sesuai dengan kebutuhan diri dan sasarannya. Dengan demikian, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas pada dirinya. Oleh karena itu, penelitian tentang pengaruh tingkat literasi penyuluh pertanian dalam memanfaatkan cyber extension terhadap tingkat kapasitasnya menjadi penting, sehingga dapat dihasilkan strategi peningkatan kapasitas penyuluh melalui peningkatan literasi media cyber extension.
Tujuan penelitian ini (1) menganalisis tingkat literasi penyuluh pertanian dalam pemanfaatan media cyber extension dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (2) menganalisis tingkat kapasitas penyuluh pertanian dan pengaruh tingkat literasi terhadap kapasitas penyuluh pertanian, (3) menganalisis pengaruh kapasitas penyuluh pertanian terhadap kepuasan petani, dan (4) merumuskan strategi untuk meningkatkan literasi media cyber extension sehingga dapat meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian.
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Barat dengan unit analisis adalah Penyuluh Pertanian di Provinsi Jawa Barat dan petani binaannya sebagai konfirmasi untuk menilai tingkat kepuasan petani. Populasi penyuluh pertanian adalah penyuluh yang tersebar di empat lokasi di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Indramayu yang aktif mengakses informasi digital (terdaftar memiliki email). Penentuan sampel penelitian menggunakan Rumus Slovin dengan jumlah sampel sebanyak 216 penyuluh ASN dan THL. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2021 hingga Desember 2021. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, uji beda Mann-Whitney dan analisis SEM-PLS (Structural Equation Models-Partial Least Square). Perumusan strategi meningkatkan literasi media cyber extension sehingga meningkatkan kapasitas penyuluh dilakukan dengan analisis model logika yang terdiri dari input, process, output dan outcome berdasarkan model empiris peningkatan kapasitas penyuluh pertanian melalui literasi media cyber extension.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar umur penyuluh ASN dan THL tergolong dalam usia 39 tahun, sebagian besar tingkat pendidikan formal penyuluh yaitu 15 tahun atau setara dengan DIII, frekuensi pelatihan TI sangat rendah (skor 13,4), masa kerja sebagian besar 10 tahun, motivasi kerja penyuluh sebagian besar termasuk sedang (skor 64,9), kekosmopolitan dan aktivitas mengakses TI penyuluh rata-rata tergolong rendah (skor 32,7 dan 42,9). Karakteristik media cyber extension dan karakteristik inovasi cyber extension termasuk tinggi, tingkat kebutuhan inovasi tinggi, tingkat dukungan organisasi penyuluhan sedang, dan tingkat sumber belajar media sosial masih rendah. Literasi media cyber extension dipengaruhi oleh motivasi kerja penyuluh dan frekuensi penyuluh menggunakan media sosial sebagai sumber belajar; (2) Kapasitas penyuluh pertanian termasuk kategori tinggi, faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah tingkat kebutuhan inovasi dan literasi media cyber extension; (3) Tingkat kepuasan petani termasuk kategori tinggi, faktor yang mempengaruhinya adalah tingkat kapasitas penyuluh, (4) Strategi peningkatan kapasitas penyuluh adalah dengan meningkatkan tingkat kebutuhan inovasi dan literasi media cyber extension.
Model penyuluhan yang efektif untuk meningkatkan kapasitas penyuluh adalah mendorong penyuluh untuk meningkatkan motivasi kerja, meningkatkan frekuensi penggunaan media sosial sebagai sumber belajar, meningkatkan tingkat kebutuhan inovasi, meningkatkan dukungan organisasi penyuluhan serta meningkatkan literasi media cyber extension.
Collections
- DT - Human Ecology [564]