Show simple item record

dc.contributor.advisorHandharyani, Ekowati
dc.contributor.advisorSetiyono, Agus
dc.contributor.advisorAstuti, Dwi
dc.contributor.authorWiranti, Rahayu Woro
dc.date.accessioned2022-04-04T04:20:24Z
dc.date.available2022-04-04T04:20:24Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111494
dc.description.abstractSatwa liar seperti kelelawar buah saat ini banyak dikaitkan dengan fenomena penyebaran penyakit infeksius. Kelelawar buah telah diketahui berperan sebagai reservoir. Kelelawar buah yang terinfeksi mikroorganisme patogen tidak selalu menunjukkan gejala klinis, akan tetapi mampu membawa dan menularkan agen mikroorganisme patogen ke hewan lain atau ke manusia. Peranan kelelawar buah dalam penyebaran agen infeksius seperti cendawan masih belum banyak diketahui termasuk di Indonesia. Cendawan merupakan mikroorganisme yang menyebabkan mikosis dan infeksinya sering diabaikan. Keterbatasan pengetahuan tentang peran kelelawar dalam kejadian mikosis menjadi dasar penelitian ini. Penelitian bertujuan mendeteksi, mengisolasi, mengidentifikasi, dan mengkarakterisasi agen cendawan yang ada pada kelelawar buah di Indonesia serta mempelajari potensi penularan agen cendawan dari kelelawar buah terhadap hewan, manusia, atau lingkungan. Penelitian merupakan penelitian eksploratif yang melibatkan kelelawar buah hasil tangkapan alam di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemilihan wilayah NTT didasarkan pemanfaatan kelelawar buah dalam aktivitas masyarakat yaitu sebagai sumber daging pangan konsumsi, hewan perburuan, dan objek wisata alam. Interaksi menyebabkan resiko penularan penyakit infeksius dari kelelawar buah baik secara langsung dan tidak langsung. Kajian mikosis pada kelelawar buah dipandang dalam tiga perspektif yaitu patologi, mikrobiologi, dan diagnostik molekuler. Perspektif patologi didasarkan hasil pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan Haematoksilin-Eosin (HE), Gomori Methenamine Silver (GMS), dan Imunohistokimia (IHK) yang menunjang identifikasi mikosis pada organ tubuh. Perspektif mikrobiologi didasarkan isolat cendawan yang berhasil tumbuh dalam media kultur agar. Perspektif molekuler didasarkan pada proses identifikasi dan karakterisasi genom spesies kelelawar buah dan genom spesies cendawan dengan polymerase chain reaction (PCR) dan analisis sekuensing deoxyribonucleic acid (DNA). Tiga belas ekor kelelawar buah tangkapan alam NTT teridentifikasi sebagai Rousettus amplexicaudatus. Mikosis terjadi pada satu organ paru-paru kelelawar buah yang disebabkan infeksi cendawan patogen Pneumocystis dengan lesio paru-paru berupa pneumonia interstisial. Kista Pneumocystis teramati sebagai material hitam pada pewarnaan GMS yang disertai respon antigen-antibodi Pneumocystis sebagai material coklat dalam alveolar dengan pewarnaan IHK. Keberadaan kista Pneumocystis dalam alveolar paru-paru menyebabkan penularan terhadap hewan sehat lainnya. Cendawan Pneumocystis tidak dapat tumbuh atau dikultur dalam media agar. Cendawan lain berhasil diisolasi dari organ tubuh kelelawar buah R. amplexicaudatus menggunakan teknik kultur agar. Tujuh isolat cendawan diperoleh dari hasil isolasi organ paru-paru dan ginjal pada enam ekor kelelawar buah. Isolat cendawan yang teridentifikasi dari organ paru-paru yaitu satu isolat Acremonium murorum, satu isolat Sporothrix sp., dan satu isolat Madurella sp., sedangkan isolat cendawan yang teridentifikasi dari organ ginjal yaitu dua isolat Cladosporium sp., satu isolat Tricothecium sp., dan satu isolat Scopulariopsis sp.. Cendawan Sporothrix sp. asal kelelawar buah NTT diidentifikasi sebagai cendawan dimorfik patogen. Keseluruhan cendawan asal kelelawar buah NTT terdiri atas cendawan patogen opportunistik dan cendawan patogen dimorfik. Genom Pneumocystis asal kelelawar buah R. amplexicaudatus memiliki karakter susunan basa nukleotida yang berbeda dari basa nukleotida Pneumocystis yang telah tersedia dalam GenBank®. Perbedaan susunan basa nukleotida yang terjadi menggambarkan adanya karakter DNA yang spesifik dan khas dalam genom Pneumocystis asal kelelawar R. amplexicaudatus NTT. Temuan ini sebagai laporan kasus dan data genom Pneumocystis pertama yang melibatkan kelelawar buah dalam kejadian dan penyebaran mikosis di Indonesia serta menjadi kebaruan dalam penelitian ini. Keberadaan cendawan patogen pada kelelawar buah asal NTT menjadi bukti bahwa kelelawar buah di wilayah Indonesia berpotensi sebagai reservoir agen cendawan patogen dan membuka peluang ancaman kesehatan baik pada kesehatan hewan dan manusia, mengingat kelelawar buah memiliki jelajah terbang luas dan dekat dengan aktivitas masyarakat Indonesia. Aktivitas deforestasi, pertambangan, perburuan, perdagangan satwa liar, dan konsumsi daging satwa liar dapat memicu timbulnya infeksi baru dalam ekosistem yang bersumber dari satwa liar. Kerusakan habitat dan populasi satwa liar berdampak pada ketidakseimbangan alam sehingga satwa liar yang berpotensi membawa dan menularkan penyakit infeksius seperti kelelawar dapat berekspansi ke populasi hewan lain atau populasi manusia. Hasil penelitian sebagai peringatan dini bagi masyarakat untuk tidak mengganggu habitat satwa liar, menumbuhkan kesadaran pentingnya menjaga keseimbangan alam, dan sebagai dasar diperlukannya kewaspadaan sejak dini terhadap ancaman penyakit infeksius bersumber cendawan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit mikosis zoonosis.id
dc.description.sponsorshipBeasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor Untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggiid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKajian Mikosis pada Kelelawar Buah Rousettus amplexicaudatus Asal Nusa Tenggara Timur: Gambaran Patologi, Mikrobiologi, dan Diagnostik Molekulerid
dc.title.alternativeIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordcendawanid
dc.subject.keywordkelelawar buahid
dc.subject.keywordreservoirid
dc.subject.keywordpatogenid
dc.subject.keywordPneumocystisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record