Aplikasi Seedball dan Bioenzim untuk Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batu Kapur, Gunung Putri, Bogor.

Abstract

Mining causes a decrease in land carrying capacity and soil fertility, so it is necessary to reclaim ex-mining land. To accelerate and reduce the cost of ex-mining land reclamation activities, it is necessary to make technological breakthroughs. Forest rehabilitation using seedball has been widely reported, but has not yet been tested on ex-mining land. Seedball is a technique of seed wrapping to protect seeds from predators and extreme environmental conditions, and provide initial nutrition to seeds after germination. Bioenzymes and manure are needed to support seedling growth in ex-mining lands, which are generally nutrient-poor. The purpose of this study was to find the right composition of seedball ingredients for planting durian (Durio zibethinus), jackfruit (Artocarpus heterophyllus), bisbul (Diospyros blancoi), merbau (Intsia bijuga) and gmelina (Gmelina arborea) seeds on lime ex- mining land, analyzed the effect of seedball and bioenzyme application on plant growth used and analyzed mycorrhizal colonization on plant roots used in limestone ex-mining land. The seedball formulation test used three formulations, namely Formula A (clay and compost), Formula B (clay, compost, and insecticide), and Formula C (clay, sawdust, vermicompost, and bone meal). The design used was a factorial Completely Randomized Design (CRD) with 2 factors. The first factor is the seedball formula, and the second factor is the type of plant where each treatment combination was repeated 3 times. After the best formula was obtained, a planting test was carried out on PT SBI's ex-mining land using the best formula. At the age of 12 weeks after planting (MST) the seeds were given bioenzymes and manure with a Split Plot design. Furthermore, the parameters of germination, germination rate, seedling height, stem diameter, number of leaves, and mycorrhizal colonization on seedling roots were observed by staining method. The result of this research is the best seedball’s formulations is formula C. The results of the planting test on the ex-mining land of PT SBI were the seeds that grow well are jackfruit and merbau. The best fertilization treatment is a combination of bioenzymes and manure. The roots of all plant species in the study area were also colonized by mycorrhizae, and the highest colonization was found in gmelina with a colonization percentage 80.95%. Based on the description above, it can be concluded that the best compositions for making seedballs are clay, sawdust, vermicompost, and bone meal (8:8:2:1), and the seedball technique, application of bioenzymes and manure using jackfruit and merbau types can be used to accelerate the reclamation and rehabilitation of ex-limestone mining land.

Pertambangan menyebabkan penurunan daya dukung lahan dan kesuburan tanah, sehingga perlu dilakukan reklamasi lahan bekas tambang. Upaya untuk mempercepat dan menekan biaya kegiatan reklamasi lahan bekas tambang diperlukan terobosan teknologi. Rehabilitasi lahan menggunakan seedball telah banyak dilaporkan, tetapi belum diujicobakan di lahan bekas tambang. Seedball merupakan teknik pembungkusan benih untuk melindungi benih dari predator dan kondisi lingkungan yang ekstrim, serta untuk memberikan nutrisi awal pada benih setelah berkecambah. Bioenzim dan pupuk kandang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan bibit di lahan bekas tambang yang miskin hara. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan komposisi bahan pembuat seedball yang tepat untuk menanam benih durian (Durio zibethinus), nangka (Artocarpus heterophyllus), bisbul (Diospyros blancoi), merbau (Intsia bijuga), dan gmelina (Gmelina arborea) di lahan bekas tambang kapur, menganalisis pengaruh aplikasi seedball dan bioenzim terhadap pertumbuhan tanaman yang digunakan dan menganalisis kolonisasi mikoriza pada akar tanaman yang digunakan di lahan bekas tambang batu kapur. Uji komposisi bahan menggunakan tiga formulasi, yakni Formula A (tanah liat dan kompos), Formula B (tanah liat, kompos, dan insektisida), dan Formula C (tanah liat, serbuk gergaji, vermikompos, dan tepung tulang). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah formula seedball, dan faktor kedua adalah jenis tanaman dimana setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setelah formula terbaik didapatkan, dilakukan uji penanaman di lahan bekas tambang PT SBI, Gunung Putri, Bogor menggunakan formula terbaik tersebut. Pada saat usia bibit 12 minggu setelah tanam (MST) bibit diberikan bioenzim dan pupuk kandang dengan rancangan Split Plot. Selanjutnya dilakukan pengamatan parameter daya kecambah, laju berkecambah, tinggi bibit, diameter batang bibit, jumlah daun, dan kolonisasi mikoriza pada akar bibit dengan metode staining. Hasil dari penelitian ini adalah komposisi bahan terbaik ditemukan pada formula C. Hasil dari uji coba penanaman di lahan bekas tambang PT SBI, jenis yang tumbuh paling baik adalah nangka dan merbau. Perlakuan pemupukan terbaik adalah kombinasi bioenzim dan pupuk kandang. Akar bibit seluruh jenis tanaman di lokasi penelitian pun terkolonisasi mikoriza, dan kolonisasi tertinggi ditemukan pada inang jenis gmelina dengan presentasi kolonisasi mencapai 80,95%. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komposisi terbaik untuk membuat seedball adalah tanah liat, serbuk gergaji, vermikompos, dan tepung tulang (8:8:2:1), dan teknik penanaman dengan seedball serta aplikasi bioenzim dan pupuk kandang pada jenis nangka dan merbau dapat digunakan untuk mempercepat reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang batu kapur.