Pertumbuhan Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) dan Produktivitas Padi Gogo Tahan Naungan dalam Sistem Agroforestr
Date
2022-02Author
Tsaniya, Sahida Haurani
Wijayanto, Nurheni
Wirnas, Desta
Metadata
Show full item recordAbstract
Agroforestri merupakan suatu sistem pemanfaatan lahan yang dilakukan
secara berkelanjutan dengan mengkombinasikan tanaman berkayu dan tanaman
pertanian pada suatu lahan yang sama. Sengon merupakan tanaman yang banyak
dipilih oleh masyarakat untuk ditanam di lahan hutan rakyat dalam sistem
agroforestri. Selain sengon lokal yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia,
masyarakat mulai melakukan budidaya sengon Solomon. Pemanfaatan ruang
tumbuh di bawah tegakan sengon umumnya dilakukan secara tumpangsari dengan
tanaman pangan, seperti padi gogo. Sistem agroforestri merupakan bentuk
ekstensifikasi pertanian dengan cara memanfaatkan lahan yang ada di antara
tegakan pohon sengon sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan
nasional.
Penelitian tentang budidaya sengon dan padi gogo dalam sistem agroforestri
pada saat sengon masih muda sudah banyak dilakukan. Sengon pada penelitian ini
berumur dua tahun sehingga memiliki tajuk yang lebih lebar dan rapat sehingga
menciptakan naungan yang lebih berat bagi padi. Oleh karena itu, pada penelitian
ini dipilih padi varietas Rindang 1 Agritan dan Rindang 2 Agritan untuk ditanam di
bawah tegakan sengon umur 2 tahun. Keduanya merupakan varietas yang
dikembangkan dengan keunggulan toleran terhadap naungan. Selain itu,
bertambahnya umur sengon juga menyebabkan perakarannya semakin berkembang.
Akar sengon ini secara tidak langsung menyerap nutrisi yang diberikan untuk padi
sehingga meningkatkan persaingan antar akar sengon dan padi. Hal ini terjadi
karena sengon dan padi tumbuh di area yang sama. Oleh karena itu, pada penelitian
ini dilakukan uji coba penanaman padi di dalam bambu yang dibenamkan ke dalam
tanah secara vertikal sebagai pembatas antara akar sengon dan akar padi.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pertumbuhan berbagai provenan
sengon, yaitu sengon Solomon F1, Solomon F2 dan lokal Kendal dalam sistem
agroforestri. Selain itu, uji coba penanaman padi gogo Rindang 1 Agritan dan
Rindang 2 Agritan di bawah tegakan berbagai provenan sengon berumur 2 tahun
perlu dilakukan untuk mengetahui ketahanannya terhadap naungan dan
interaksinya dengan sengon. Percobaan ini juga dilakukan untuk mengetahui
keefektifan penggunaan bambu untuk mengurangi kompetisi antar akar sengon dan
padi.
Pertumbuhan sengon Solomon F1, sengon Solomon F2 dan sengon lokal
Kendal dalam sistem agroforestri tidak memiliki perbedaan nyata. Pertumbuhan
berbagai provenan sengon yang tidak berbeda nyata berhubungan dengan
rendahnya keragaman genetik dan heritabilitas populasi sengon pada lokasi
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan sistem budidaya dan metode tanam
memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan
panjang malai tanaman padi, sedangkan varietas padi berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, bobot gabah isi, dan
produktivitas padi. Padi yang dibudidayakan secara monokultur memiliki karakter pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan padi yang ditanam di bawah tegakan
sengon. Sementara itu, pertumbuhan padi terendah adalah padi pada agroforestri
sengon Solomon F2. Padi yang ditanam tanpa menggunakan bambu memiliki
pertumbuhan yang lebih tinggi. Padi yang dibudidayakan di bawah tegakan sengon
umur dua tahun memiliki pertumbuhan dan produktivitas yang rendah, namun padi
Rindang 1 Agritan memiliki kemampuan tumbuh yang lebih baik dibandingkan Rindang 2 Agritan.
Collections
- MT - Forestry [1419]