Kontribusi Habitat Lamun terhadap Biologi Populasi dan Produktivitas Ikhtiofauna di Perairan Pesisir Teluk Lampung
Date
2022Author
Isnaini, Isnaini
Bengen, Dietriech Geoffrey
Prartono, Tri
Arifin, Zainal
Metadata
Show full item recordAbstract
Perairan Teluk Lampung yang terletak di pantai bagian selatan dari provinsi Lampung dan berhadapan dengan Selat Sunda, memiliki ekosistem lamun di sepanjang perairan pesisirnya. Ekosistem lamun sebagai ekosistem sangat produktif memiliki struktur fisik yang relatif kompleks, sehingga berfungsi sebagai penyedia makanan dan tempat tinggal bagi berbagai organisme, termasuk ikhtiofauna. Penelitian ini yang berlokasi di delapan stasiun, bertujuan untuk mengkaji karakteristik lingkungan perairan Teluk Lampung, menganalisis sebaran, komposisi dan asosiasi lamun, mengkuantifikasi komposisi, keanekaragaman dan tingkat trofik ikthiofauna ekonomis penting dan mendeterminasi kontribusi lamun terhadap ikhtiofauna di perairan Teluk Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik dan variasi parameter fisika-kimiawi perairan baik secara spasial maupun temporal masih dapat mendukung kehidupan biota laut. Secara spasial yang dianalisis menggunakan PCA (Principal Component Analysis) menunjukkan bahwa pada saat musim peralihan II suhu, salinitas, fosfat dan TSS menjadi penciri stasiun Kapuran (7KPLMT dan 5KPLT). Pada saat musim barat, suhu dan fosfat menjadi penciri pada stasiun Kapuran (7KPLMT) dan nitrat menjadi penciri di stasiun Pulau Tangkil (1TL). Musim peralihan I, suhu, pH, nitrat dan fosfat menjadi penciri pada stasiun Kapuran (7KPLMT). Hasil analisis PCA antara parameter lingkungan sedimen menunjukkan tekstur sedimen lanau menjadi penciri dari stasiun Pulau Kelagian (8KGLMT) dan tekstur sedimen pasir kasar dan C-organik menjadi penciri dari stasiun Kapuran (7KPLMT). Karakteristik dan variasi parameter perairan secara temporal memperlihatkan bahwa nitrat, salinitas dan fosfat menjadi pembeda antara musim peralihan II dan musim barat, sedangkan TSS menjadi pembeda antara musim peralihan II dan peralihan I. Hasil penelitian ini menemukan 6 jenis lamun, yaitu Cymodocea serulata, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Halodule pinifolia dan Halodule uninervis. Asosiasi jenis lamun pulau Tangkil (1TL), pantai Sari Ringgung (2SRL) dan Teluk Hurun (3THLM) dicirikan adanya kehadiran jenis lamun E. acoroides dan tidak berasosiasi dengan jenis lamun lainnya. Pantai Kapuran (5KPLT dan 7KPLMT) dicirikan dengan ditemukannya jenis lamun C. serrulata yang berasosiasi dengan lamun H. pinifolia. Pantai Lahu (4LLM) dicirikan dengan ditemukannya jenis H. uninervis, sementara di Pulau Maihitam (6MLT) dan Pulau Kelagian (8KGLMT) dicirikan kehadirin jenis lamun H. ovalis dan tidak berasosiasi dengan jenis lamun lainnya. Tingkat kesamaan berdasarkan kerapatan jenis lamun membentuk tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari pulau Tangkil, Sari Ringgung, Teluk Hurun dan Lahu, kelompok kedua pantai Kapuran (5KPLT dan 7KPLMT), sedangkan kelompok ketiga terdiri dari Pulau Maihitam dan Kelagian. Tingkat kesamaan jenis lamun berdasarkan kerapatan yang tertinggi ditemukan pada pulau Maihitam dengan pulau Kelagian, yaitu lebih dari 80%. Hubungan kerapatan lamun dengan parameter perairan dipengaruhi oleh nitrat (NO3), fosfat (PO4) dan salinitas, sedangkan sedimen dipengaruhi oleh kandungan C-organik dan tekstur sedimen lanau. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 54 spesies ikhtiofauna dari 30 famili dengan total hasil tangkapan sebanyak 235 ekor. Secara temporal hasil tangkapan pada musim barat memiliki jumlah individu ikhtiofauna tertinggi, sedangkan secara spasial stasiun 5KPLT (Kapuran) memiliki jumlah tangkapan ikan tertinggi, yaitu 48 ekor. Spesies ikan melimpah yang tertangkap adalah Siganus fuscescens, Trachinotus blochii dan Siganus guttatus. Nilai indeks keanekaragaman ikhtiofauna pada ekosistem lamun di perairan Teluk Lampung, dikategorikan sedang, dengan indeks dominansi dikategorikan rendah dan indeks keseragaman dikategorikan stabil pada ketiga periode pengamatan (musim peralihan II, barat, peralihan I). Analisis PCA, menunjukkan hubungan komposisi ikhtiofauna dengan parameter lingkungan perairan pada tiga periode musim menunjukkan parameter suhu, salinitas, pH, TSS, nitrat (NO3) dan fosfat (PO4) menjadi penciri pada pantai Kapuran (7KPLMT dan 5KPLT) dengan komposisi ikhtiofauna yang besar. Secara temporal parameter nitrat, fosfat dan salinitas yang mempengaruhi besarnya komposisi ikhtiofauna pada musim barat. Ukuran panjang maksimal ikhtiofauna yang tertangkap sebesar 50 cm dan ukuran panjang minimal sebesar 6 cm. Posisi tingkat tropik didominasi oleh karnivora 72,2%, omnivora 16,7% dan herbivora 11,1%. Hasil analisis koresponden (CA) memperlihatkan ikhtiofauna yang berukuran besar lebih dipengaruhi jenis lamun besar dengan kerapatan yang tinggi, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Cymodocea serulata, sedangkan ikhtiofauna yang berukuran kecil lebih dipengaruhi oleh jenis lamun kecil dengan kerapatan yang tinggi, yaitu Halodule pinifolia, Halophila ovalis dan Halodule uninervis. Hubungan kerapatan lamun dengan kelompok trofik menunjukkan pola ikhtiofauna kelompok tropik herbivora cenderung memiliki kelas ukuran panjang ikhtiofauna yang kecil, sedangkan kelompok tropik karnivora dan omnivora memiliki kelas ukuran panjang ikhtiofauna yang lebih besar. The Bay of Lampung located on the southern part of the coasts of Lampung Province facing toward the Sunda Strait. The bay is relatively calm which makes the waters along the coasts have seagrass ecosystem. Seagrass ecosystem has both ecological functions and economic benefits, where the ecosystem of seagrass meadows is known to be the ecosystem that high level of productivity. Very productive ecosystem has physical structure which is relatively complex and therefore it serves as feeding ground and shelter for various ichthyofauna. This study is intended to assess the characteristics of the environment of the waters in Bay of Lampung, to analyse the distribution, composition and association of seagrass, to quantify composition, diversity and trophic levels of ichthyofauna in terms of economic significance and to determine the contribution of seagrass on ichthyofauna in the waters of Bay of Lampung. This study consists of eight station. The results of the study show that the characteristics and variety of the parameters of the waters, both spatial and temporal, are naturally matched. Spatially, the analysis uses PCA (Principal Component Analysis) which shows that during the transitional II season, temperature, salinity, phosphate are the main characteristics of station 7KPLMT (Kapuran) and TSS is the main characteristics of station 5KPLT (Kapuran). During west season, the temperature and phosphate are the main characteristics at station 7KPLMT (Kapuran) and nitrate is the main characteristics at station 1TL and during transitional I season, temperature, pH, nitrate and phosphate are the main characteristics at station 7KPLMT (Kapuran). Meanwhile, the analysis of PCA of the environmental parameters of the sediments show the texture of the ash sediment is the main characteristics of station 8KGLMT (Kelagian) and the texture of coarse sand sediment and C-organic are the main characteristics of station 7KPLMT (Kapuran). The characteristics and variety of the water parameters are temporally showing that nitrate, salinity and phosphate are the differentiating factors of transitional II and west seasons, as TSS are the distinguishing factor of transitional II and transitional I seasons. The results of this study found that there are 6 species of seagrass, namely Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Halodule pinifolia and Halodule uninervis. The association of the types of seagrass of Island of Tangkil (1TL), beach of Sari Ringgung (2SRL) and Bay of Hurun (3THLM) are characterize by the presence of types seagrass E. acoroides and not associated with other types of seagrasses. Pantai Kapuran (5KPLT and 7KPLMT) is characterize by the discovery of the species of seagrass C. serrulata which is associated with seagrass H. pinifolia. On the beach of pantai Lahu (4LLM), it is characterized by the types of H. uninervis, as in the Island of Maihitam (6MLT) and Island of Kelagian (8KGLMT) it is characterized by the type of seagrass H. ovalis and not associated with other types of seagrass. The level of similarity based on the density of seagrass types forms three groups. The first group consists of the Island of Tangkil, Sari Ringgung, Bay of Teluk Hurun and Lahu, as the second group consists of Bay of pantai Kapuran (5KPLT and 7KPLMT), and the third group consists of the Island of Maihitam and Kelagian. The highest level of similarity based on the density of seagrass is in the Island of Maihitam and the Island of Kelagian, which is more than 80%. The correlation between the density of seagrass and the parameters of the waters are affected by nitrate (NO3), phosphate (PO4) and salinity. On sediment, it is affected by the content of C-organic and the texture of the silt sediment. The results of the study show that there were six seagrass species and 54 ichthyofauna species found from 30 families with the total catch as many as 235 individuals. Temporally, the results of the catch during west season has the highest individual of ichthyofauna captured, as spatially, station 5KPLT (Kapuran) has the highest amount of catch, 48 fish. The fish species of Siganus fuscescens, Trachinotus blochii and Siganus guttatus are captured in abundant amount. The index value of the community structure of the fish of the seagrass meadows in the waters of Bay of Lampung as the diversity index is categorized as moderate. The dominance index is categorized as low and diversity index is categorized as stable during three periods of observations (transitional II, west, transitional I seasons). PCA Analysis shows the correlation of the composition of ichthyofauna and the environmental parameters of waters during the three seasonal periods indicating that the parameters, such as temperature, salinity, pH, TSS, nitrate (NO3), and phosphate (PO4) are the main characteristics in the coast of pantai Kapuran (7KPLMT and 5KPLT) with a large composition of ichthyofauna. Temporally, the parameters of nitrate, phosphate, and salinity which affect the abundance of the composition of ichthyofauna during the west season. Based on the study results, in terms of size, the maximum length of ichthyofauna captured was 50 cm and the minimum length was 6 cm. The position of the trophic level was dominated by carnivore 72.2%, omnivore 16.7% and herbivore 11.1%. The correspondence analysis results (CA) shows that the ichtyofauna with large size was more influenced by the types of large seagrass with high density, namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii and Cymodocea serulata, as small-size ichthyofauna was more influenced by small seagrass with high density, such as Halodule pinifolia, Halophila ovalis and Halodule uninervis. The correlation of the density of seagrass and the trophic groups shows that there is an ichthyofauna pattern of herbivore trophic group more likely to have small size/short body of ichthyofauna, as carnivore and omnivore trophic groups are more likely to have longer or larger size of ichtyofauna.
Collections
- DT - Fisheries [727]