Penerapan Teori Uses and Gratifications dalam Komunitas Virtual Sebagai Dukungan Sosial Orang tua dalam Perawatan Anak Autis
Date
2022-02Author
Herna, Herna
Sarwoprasodjo, Sarwititi
Hubeis, Aida Vitayala S
Puspitawati, Herien
Metadata
Show full item recordAbstract
Komunikasi merupakan hal yang sangat vital dalam semua sektor kehidupan, tidak terkecuali pada bidang kesehatan. Salah satu bidang kesehatan yang membutuhkan komunikasi yang efektif adalah gangguan autis. Prevalensi Autis Syndrom Disorder (ASD) atau disebut autis terus meningkat di dunia. Tercatat satu dari 160 orang diidentifikasi dengan gangguan autis dan dilaporkan terjadi di semua kelompok ras, etnis, dan sosial ekonomi. Demikian juga di Indonesia, meskipun belum ada angka pasti, penderita gangguan autis diprediksi sekitar 2,4 juta orang dengan peningkatan 500 orang per tahun. Individu dengan gangguan autis dan keluarganya menghadapi tantangan besar yaitu stigma sosial, isolasi, dan diskriminasi yang menjadi keprihatinan dunia. Anak-anak autis dan keluarganya terutama yang memiliki sumber daya yang rendah seringkali memiliki akses yang terbatas pada dukungan dan layanan yang sesuai, padahal mereka adalah orang yang paling membutuhkan. Oleh karenanya sikap sosial dan dukungan sosial merupakan faktor penting bagi penderita gangguan autis dan orang tuanya.
Seiring perkembangan teknologi, dukungan sosial tidak hanya didapatkan baik secara nyata (offline) tetapi juga secara online. Banyaknya pilihan media sosial dan komunitas virtual yang bersifat interaktif untuk mendiskusikan berbagai aspek kehidupan khususnya gangguan kesehatan autis. Media sosial WhatsApp menjadi pilihan yang potensial untuk komunikasi kesehatan dikarenakan merupakan aplikasi perpesanan terbesar di Indonesia dengan persentase sebesar 84% dan tingkat partisipasi paling tinggi.
Berkaitan dengan hal tersebut, tujuan penelitian adalah untuk: (1) Mengeksplorasi gratifikasi atau kepuasan yang diperoleh orang tua anak autis pada penggunaan komunitas virtual; (2) Memaparkan perkembangan komunikasi orang tua anak autis pada komunitas dalam upaya memeroleh kepuasan; (3) Mengidentifikasi perbedaan interaktivitas orang tua yang memiliki anak autis dalam menggunakan komunitas berdasarkan tingkat keparahan gangguan anak, tingkat pendapatan, dan gender; dan (4) Menyajikan model strategi penyebaran informasi kesehatan dengan menggunakan komunitas virtual.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi virtual. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi partisipan pada komunitas virtual “Anak Istimewa” dan wawancara mendalam. Waktu penelitian Januari 2020 hingga hingga menuliskan hasil penelitian pada Agustus 2021. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks, foto, gambar, link, dan video yang dibagikan selama bulan Januari higga Desember 2020 sebanyak 116.238 chat.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Motivasi untuk bertukar dukungan informasi, dukungan emosi, dukungan spiritual, dan interaksi sosial mendorong anggota untuk terlibat aktif dalam komunitas. Orang tua yang memiliki anak autis mendiskusikan dan memvalidasi informasi yang didapat dari berbagai sumber, mengevaluasi saran pengobatan dari profesional, mengonsultasikan anak autis pada ahli secara online di komunitas virtual. Hasil diskusi meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perawatan anak autis, selanjutnya informasi berupa intervensi yang didapatkan dari komunitas merupakan salah satu faktor anggota dalam menerapkan informasi. Dukungan emosi, dukungan spiritual, interaksi sosial, dan kehadiran ahli pada penggunaan komunitas menjadi penyemangat orang tua yang memiliki masalah sosial karena gangguan autis yang penuh dengan stigma. Hal ini mengandung pengertian bahwa terdapat peluang komunitas virtual yang dapat dimanfaatkan potensinya dalam pembangunan.
(2) Anggota menggunakan komunitas virtual sebagai wadah diskusi dan sebagai sarana untuk bertukar dukungan informasi, dukungan emosi, dukungan spiritual, dan dukungan interaksi sosial. Interaksi anggota melalui komunitas virtual berorientasi pada dua jenis aktivitas yaitu membangun hubungan antaranggota dalam kelompok dengan pesan persuasif dan informatif dan menyelesaikan masalah terkait anak autis dengan pesan informatif dan suportif. Interaksi memperlihatkan tahapan perkembangan antara lain: tahap perkenalan, tahap perbedaan makna, tahap persamaan makna, dan tahap implementasi. Setiap tahap memperlihatkan perbedaan kebutuhan diikuti dengan peningkatan interaktivitas, motivasi, dan gratifikasi. Anggota memeroleh manfaat maksimal pada tahap implementasi yaitu pada saat anggota berhasil membangun hubungan antaranggota dan mengaplikasikan beberapa informasi yang diperoleh sebagai alternatif penyelesaian masalah.
(3) Penelitian mengidentifikasi perbedaan dalam penggunaan komunitas virtual berdasarkan tingkat keparahan gangguan, tingkat pendapatan, dan gender untuk memeroleh kepuasan. Ibu yang memiliki anak dengan tingkat keparahan gangguan tinggi dan tingkat pendapatan tinggi cenderung mencari informasi tentang penyembuhan anak autis, bukan pada hal lain, sedangkan ibu yang memiliki anak dengan tingkat keparahan gangguan rendah dengan pendapatan tinggi cenderung mencari informasi tentang pengembangan anak, karena tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi anak. Ibu yang memiliki anak dengan tingkat keparahan gangguan tinggi dengan pendapatan rendah cenderung mencari informasi tentang penyembuhan dengan biaya terjangkau. Dalam penerapan intervensi dini, perempuan (ibu) yang memiliki anak autis dengan tingkat keparahan gangguan tinggi mengajak pasangan (ayah) bergabung ke dalam komunitas untuk memantapkan dukungan. Ibu cenderung puas dengan informasi yang bersifat teknis dan detail pada penerapan diet, sedangkan laki-laki (ayah) cenderung mencari informasi yang lebih rasional dan tidak detail. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa dalam menyosialisasikan pesan perlu memerhatikan karakteristik dan kebutuhan individu.
Model strategi komunikasi penyebarluasan informasi dengan menggunakan komunitas virtual dimulai dari (a) menetapkan tujuan dan target sasaran, (2) menyusun pesan yang berbasis pengetahuan dari sumber yang kredibel, memperhatikan karakteristik individu, dan kesaksian orang tua, (3) mengoptimalkan fungsi admin dalam memfasilitasi dan memoderasi komunikasi, (4) mempertimbangkan waktu yang tepat dalam menyebarkan pesan, (5) melakukan pendekatan online dan offline atau menghubungkan pengguna ke sumber lain. Communication is very vital in all sectors of life, not least in the field of health. One area of health that requires effective communication is autistic disorder. The prevalence of Autism Syndrom Disorder (ASD) or called autism continues to increase in the world. One in 160 people were identified with autism and it was reported across all racial, ethnic and socioeconomic groups. Likewise in Indonesia, although there are no exact numbers, people with autism are predicted to be around 2.4 million people with an increase of 500 people per year. Individuals with autistic disorders and their families face major challenges: social stigma, isolation, and discrimination that are of concern to the world. Autistic children and their families especially those with low resources often have limited access to appropriate support and services, when they are the ones most in need. Therefore social attitudes and social support are important factors for people with autistic disorders and their parents.
Along with the development of technology, social support is not only obtained both in real (offline) but also online. There are many interactive social media and virtual community options to discuss various aspects of life, especially autistic health disorders. WhatsApp social media is a potential choice for health communication because it is the largest messaging application in Indonesia with a percentage of 84% and the highest participation rate.
In this regard, the purpose of the study is to: (1) Explore the gratification or satisfaction obtained by the parents of autistic children on the use of virtual communities; (2) Explaining the development of communication of parents of autistic children in the community in an effort to obtain satisfaction; (3) Identify differences in the interactivity of parents who have autistic children in using communities based on the severity of the child's disorder, income level, and gender; and (4) Present a model of health information dissemination strategy using virtual communities.
Research uses qualitative approaches with virtual ethnographic methods. Data collection is done by observing participants in the virtual community of "Special Children" and in-depth interviews. Research time January 2020 until writing the results of the study in August 2021. The data sources in the study were text, photos, images, links, and videos shared during January to December 2020 as many as 116,238 chats.
The results showed (1) Motivation to exchange informational support, emotional support, spiritual support, and social interaction encouraged members to be actively involved in the community. Parents who have an autistic child discuss and validate information obtained from various sources, evaluate treatment advice from professionals, consult autistic children on online experts in virtual communities. The results of the discussion increase knowledge and understanding of the treatment of autistic children, then information in the form of interventions obtained from the community is one of the member factors in applying information. Emotional support, spiritual support, social interaction, and an expert presence on community use are encouraging for parents who have social problems due to stigmatized autistic disorder. This contains the understanding that there are virtual community opportunities that can be utilized in development.
(2) Members use virtual communities as a forum for discussion and as a means to exchange information support, emotional support, spiritual support, and social interaction support. Member interaction through virtual communities is oriented towards two types of activities: building relationships between members in groups with persuasive and informative messages and solving problems related to autistic children with informative and supportive messages. Interaction shows the stages of development, among others: the stage of introduction, the stage of difference in meaning, the stage of meaning equation, and the stage of implementation. Each stage showed differences in needs followed by increased interactivity, motivation, and gratification. Members get maximum benefits at the implementation stage, which is when members successfully build relationships between members and apply some of the information obtained as an alternative to problem solving.
(3) Research identifies differences in the use of virtual communities based on the severity of the disorder, income level, and gender for satisfaction. Mothers who have children with high severity of the disorder and high income levels tend to seek information about the healing of the autistic child, not on anything else, while mothers who have children with low severity of the disorder with high incomes tend to seek information about the child's development, because it is not too concerned about the child's condition. Mothers who have children with high severity disorders with low incomes tend to seek information about healing at affordable costs. In the application of early intervention, women (mothers) who have autistic children with high severity of the disorder invite partners (fathers) to join the community to strengthen support. Mothers tend to be satisfied with information that is technical and detailed on the application of diet, while men (fathers) tend to look for more rational and not detailed information. The results indicate that in socializing the message needs to pay attention to the characteristics and needs of the individual.
(4) The communication strategy model of disseminating information about the health of autistic children using virtual communities on social media starts from (a) setting goals and targets, (2) composing knowledge-based messages from credible sources, paying attention to individual characteristics, and parental testimony, (3) optimizing admin functions in facilitating and moderating communication, (4) considering the right time in spreading messages, (5) approach online and offline or connect users to other sources.
Collections
- DT - Human Ecology [467]