dc.description.abstract | Pengembangan terhadap padi hitam di Indonesia belum banyak mendapat
perhatian. Hal ini dikarenakan beberapa kendala seperti umur panen lama,
produktivitas rendah, tekstur nasi pera dan rentan serangan organisme
pengganggu tanaman (OPT) padi. Teknik kultur antera merupakan salah satu
teknik untuk merakit dan mengembangkan padi hitam dengan menghasilkan
galur-galur dihaploid (DH). Penelitian ini menguji galur-galur DH padi hitam
melalui uji daya hasil lanjutan (UDHL) dan uji multilokasi (UML). Galur-galur
DH padi hitam tersebut diharapkan berumur genjah, tahan organisme pengganggu
tanaman (OPT), memiliki produktivitas tinggi dan stabil.
Penelitian pertama bertujuan untuk menyeleksi galur-galur DH padi hitam
dalam uji daya hasil lanjutan menggunakan seleksi indeks. Penelitian ini
dilaksanakan dari Desember 2019 hingga Juli 2020 di dua lokasi yaitu Kediri dan
Bogor. Penelitian UDHL menggunakan 27 galur DH dan tiga varietas
pembanding yaitu Aek Sibundong, Inpari 24 dan Jeliteng. Rancangan yang
digunakan ialah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan tiga
ulangan dan galur sebagai perlakuan.
Hasil analisis gabungan menunjukkan bahwa pengaruh genotipe (G)
sangat nyata (p < 0,01) untuk semua karakter. Terdapat interaksi genotipe dengan
lingkungan untuk hampir semua karakter yang diamati kecuali jumlah anakan
vegetatif, jumlah anakan produktif, dan panjang malai. Semua karakter memiliki
heritabilitas arti luas yang tinggi. Karakter jumlah gabah isi, jumlah gabah total,
panjang malai dan umur panen berkorelasi nyata dan positif dengan produktivitas.
Karakter dengan pengaruh langsung paling besar ialah panjang malai.
Berdasarkan heritabilitas, analisis korelasi, analisis lintas dan analisis komponen
utama, karakter yang dapat dijadikan karakter seleksi ialah jumlah gabah total,
panjang malai dan produktivitas. Produktivitas diberi bobot tiga kali lebih besar
dibandingkan karakter lainnya. Oleh karena itu, model indeks seleksi yang dapat
dirumuskan ialah sebagai berikut I= (3*0,516* Produktivitas) + (0,948* Jumlah
gabah total) + (0,926* Panjang malai). Berdasarkan indeks seleksi, 14 genotipe
dipilih.
Interaksi genotipe dengan lingkungan harus dipertimbangkan oleh
pemulia. Oleh karena itu, uji multilokasi penting dilakukan untuk menilai
interaksi genotipe dengan lingkungan dan sebagai upaya mengidentifikasi
genotipe unggul. Tujuan penelitian kedua ialah untuk mengevaluasi genotipe yang
memiliki karakter agronomi baik dan berdaya hasil tinggi di beberapa lingkungan.
Penelitian uji multilokasi dilaksanakan dari Desember 2019 - Februari 2021.
Percobaan dilakukan di enam lingkungan yang berbeda yaitu E1: Malang tahun
2020, E2: Kediri tahun 2020, E3: Subang tahun 2020, E4: Bogor tahun 2020, E5:
Kediri tahun 2019, dan E6: Bogor tahun 2019. Bahan tanaman yang digunakan
ialah 14 galur-galur dihaploid padi beras hitam hasil seleksi UDHL serta 2
varietas pembanding yaitu Aek Sibundong dan Jeliteng. Rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) digunakan dalam penelitian ini dengan tiga ulangan
dengan genotipe sebagai perlakuan di setiap lingkungan.
Hasil ragam gabungan menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan
interaksi genotipe dengan lingkungan berpengaruh sangat nyata terhadap seluruh
karakter yang diamati. Faktor genotipe tidak berpengaruh nyata untuk karakter
produktivitas. Galur MW 2-7-1-1, MW 3-19-1-2, MW 3-24-2-5, MW 3-58-1-3
dan MW 2-7-1-2 merupakan lima galur DH yang mempunyai keunggulan
beberapa karakter yaitu tinggi tanaman pendek (<110 cm), umur panen genjah
(<125 HSS), persentase gabah isi sebanding dengan varietas pembanding, bobot
1000 butir lebih berat dibandingkan varietas pembanding, dan produktivitas
sedikit lebih tinggi dibandingkan dua varietas pembanding dari rata-rata di enam
lokasi.
Pelepasan padi untuk budidaya secara komersial harus mempertimbangkan
stabilitas hasil galur di seluruh lokasi pengujian dan memiliki hasil rata-rata lebih
unggul ataupun sebanding dengan varietas pembanding. Tujuan penelitian ketiga
ialah untuk mengetahui stabilitas hasil galur-galur dihaploid padi hitam
berdasarkan beberapa metode stabilitas. Data yang dianalisis pada penelitian ini
ialah data produktivitas pada uji multilokasi. Analisis parameter stabilitas diuji
dengan analisis stabilistas Finlay & Wilkinson (1963), Francis & Kannenberg
(1978), Eberhart & Russell (1966), Kang (1993) dan AMMI.
Analisis G × E dilakukan pada karakter produktivitas di enam lokasi uji.
Interaksi genotipe dan lingkungan (G × E) memiliki kontribusi paling besar
terhadap keragaman karakter produktivitas yaitu sebesar 52.96%. Galur DH MW
2-7-1-1 dinyatakan stabil menurut Finlay-Wilkinson, Francis-Kanneberg dan
Kang. Galur yang dinyatakan stabil oleh tiga metode stabilitas yaitu FinlayWilkinson, Kang dan AMMI ialah MW 3-19-1-2, MW 3-24-2-5 dan MW 2-7-1-2.
Galur yang dinyatakan stabil oleh empat metode stabilitas yaitu Finlay-Wilkinson,
Francis-Kannenberg, Kang dan AMMI ialah MW 3-58-1-3. Lima galur tersebut
berpotensi untuk dilepas sebagai varietas baru. Lima galur tersebut memiliki
tinggi tanaman tergolong pendek (97,0-102,7 cm), berumur genjah (119,9-121,5
HSS), panjang malai sedang (20,8-28,0 cm), persentase gabah isi sebanding (67,3-
72,3%) dengan pembanding, bobot 1000 butir tinggi (29,2-30,9 g) lebih tinggi
daripada pembanding, serta produktivitas (5,2- 5,4 ton.ha-1) sedikit lebih tinggi
dibandingkan pembanding. | id |