| dc.description.abstract | Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (PLP2B) merupakan suatu kebijakan pemerintah untuk menangani issue pangan dan konversi lahan pertanian. Kota Sukabumi merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki produktivitas padi dan potensi air tinggi. Untuk menjaga lahan pertanian di Kota Sukabumi, Pemerintah Kota Sukabumi menerbitkan Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 1 Tahun 2016 tentang PLP2B di Kota Sukabumi. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala seperti masih terjadinya konversi lahan dan belum adanya informasi spasial secara menyeluruh, sehingga diperlukan suatu kajian terkait prioritas lokasi dan strategi pengembangan LP2B di Kota Sukabumi. Tujuan penelitian ini antara lain: (1) mengidentifikasi kondisi dan permasalahan pada faktor fisik lahan, infrastruktur, ekonomi, sosial, dan kelembagaan di kelurahan lokasi lahan rekomendasi LP2B di Kota Sukabumi; (2) mengidentifikasi lokasi kelurahan prioritas pengembangan LP2B di Kota Sukabumi; (3) menyusun strategi pengembangan LP2B di Kota Sukabumi.
Penelitian ini menggunakan metode evaluasi kesesuaian lahan, overlay, analisis distribusi frekuensi, analisis stakeholder, perbandingan berpasangan, dan metode SWOT. Evaluasi kesesuaian lahan digunakan untuk melihat potensi kondisi fisik lahan, metode ini didukung dengan metode overlay untuk melihat keselarasan dengan RTRW dan sebaran LP2B secara spasial. Analisis stakeholder digunakan untuk melihat kondisi kelembagaan LP2B. Hasil wawancara dianalisis dengan metode distribusi frekuensi untuk melihat kecenderungan jawaban responden dan metode perbandingan berpasangan digunakan untuk mencari faktor dan sub kriteria yang memiliki pengaruh paling tinggi terhadap pengembangan LP2B. Hasil dari seluruh analisis di atas, selanjutnya diklasifikasikan dengan menggunakan metode equal interval untuk menentukan prioritas lokasi pengembangan LP2B dan juga digunakan sebagai bahan metode SWOT untuk memformulasikan strategi pengembangan LP2B di Kota Sukabumi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kesesuaian kondisi fisik lahan rekomendasi LP2B dominan cukup sesuai (kategori S2), namun keselarasan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pertanian di bawah 50% dari total wilayah kajian. Begitupun dengan ketersediaan lahan yang sudah ditetapkan hanya sekitar 10% dari total lahan yang direncanakan; kondisi infrastruktur Kota Sukabumi tergolong baik dengan ketersediaan fasilitas irigasi yang cukup merata; kondisi ekonomi petani cukup beragam, namun petani di Kota Sukabumi didominasi oleh petani tanpa memiliki lahan; petani di lahan sawah rekomendasi LP2B didominasi oleh usia non produktif (>40 tahun) dan tingkat pendidikan sekolah dasar (SD); kondisi kelembagaan petani cukup baik dalam hal keikutsertaan pada kelompok tani, namun dalam hal kerjasama antar petani, kelompok tani lain, petugas, ketersediaan unit simpan pinjam dan pertemuan rutin tergolong rendah. 2) Terdapat lima kelurahan yang menjadi prioritas 1 pengembangan LP2B di Kota Sukabumi, yaitu Kelurahan Situmekar, Cipanengah, Jayamekar, Sudajayahilir dan Jayaraksa. Kelima kelurahan tersebut umumnya memiliki kondisi yang baik pada aspek yang memiliki pengaruh tinggi untuk keberhasilan pengembangan LP2B yaitu aspek ekonomi dan infrastruktur. 3) terdapat tiga strategi alternatif untuk pengembangan LP2B di Kota Sukabumi, yaitu: (1) pemanfaatan teknologi untuk peningkatan hasil panen dan pendapatan petani, (2) sosialisasi dan pendekatan secara persuasif terhadap pemilik lahan sawah untuk berpartisipasi dalam LP2B dan (3) pemanfaatan anggaran LP2B secara optimal untuk melakukan sosialisasi, peningkatan lahan P2B dan pemberian insentif. | id |
