Analisis Kadar Air Tanah Berdasarkan Pengamatan Lapang dan Data Satelit Soil Moisture Active Passive (SMAP)
Date
2022Author
Kurniasih, Indriani
Tarigan, Suria Darma
Purwakusuma, Wahyu
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengukuran kadar air tanah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran menggunakan metode langsung membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan terbatas, sedangkan pengukuran menggunakan metode tidak langsung dapat mengidentifikasi pada cakupan wilayah yang lebih luas dengan waktu yang singkat serta dapat memperoleh data pada waktu pengamatan yang real time dan human error yang kecil dibandingkan data pengamatan di lapangan. Pemetaan data kadar air tanah hasil penginderaan jauh masih belum banyak dilakukan di Indonesia sehingga menyebabkan kurang terobservasinya pengukuran kadar air tanah dengan teknologi penginderaan jauh yang salah satunya dapat menggunakan Soil Moisture Active Passive (SMAP). Penelitian ini bertujuan membandingkan pola kadar air tanah melalui analisis data Soil Moisture Active Passive (SMAP) dengan pola kadar air data pengamatan lapang. Penelitian ini menggunakan SMAP yang termasuk dalam satelit jenis Synthetic Aperture Radar (SAR) dengan memiliki gelombang mikro yang sangat sensitif terhadap kadar air tanah. Satelit ini menggunakan kombinasi penginderaan jauh gelombang mikro aktif (radar L-band) dan pasif (radiometer L-band) untuk pemetaan kadar air tanah. Data kadar air tanah SMAP merekam data setiap 3 jam pada grid global 9 km. Evaluasi pengukuran kadar air SMAP dilakukan dengan menggunakan hasil pengamatan langsung di lapangan. Hasil uji statistik R2 dan (Nash-Sutcliffe-Efficiency) NSE menunjukkan bahwa pola data kadar air SMAP mendekati pola kadar air lapang.