dc.description.abstract | Petani kecil merupakan kelompok masyarakat yang rentan terhadap kondisi
lingkungan fisik dan sosial tempat kegiatan petani berlangsung. Ketidakpasatian
tersebut berasal dari perubahan alam, lingkungan dan ekonomi karena usaha bidang
pertanian merupakan usaha yang berkaitan dengan makhluk hidup sehingga sangat
bergantung dengan kondisi alam dan lingkungan. Selain ketidakpastian kondisi
alam, usaha pertanian juga dihadapkan pada risiko harga. Harga input dan output
usahatani tidak stabil. Harga input seperti pupuk, bibit dan pakan cenderung terus
mengalami kenaikan. Sementara komoditas pertanian secara umum memiliki sifat
mudah busuk atau rusak, volumenious, produksinya bersifat musiman sementara
konsumsi terjadi sepanjang tahun sehingga harga output berubah-ubah.
Sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, pengembangan kambing
perah dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Kambing perah
memiliki keunggulan dibanding ternak lain karena mempunyai kemampuan
adaptasi cukup tinggi, kemampuan berkembangbiak lebih cepat dan menghasilkan
susu secara harian. Program pengembangan usahatani khususnya usaha kambing
perah juga dilaksanakan di beberapa daerah dan telah berhasil meningkatkan
penghasilan rumah tangga. Akan tetapi sejauh ini belum ada evaluasi program
pengembangan kambing perah untuk menekan kerentanan dan meningkatkan
resiliensi rumah tangga petani. Padahal hal tersebut sangat penting untuk
menciptakan rumah tangga petani yang kuat, lenting dan mampu bertahan terhadap
berbagai tekanan dan krisis. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis tingkat kerentanan dan resiliensi rumah tangga petani
kambing perah pada berbagai tipe usaha, menganalisis pengaruh usaha kambing
perah dalam menekan kerentanan rumah tangga petani, serta menganalisis
pengaruh usaha kambing perah dalam meningkatkan resiliensi rumah tangga petani.
Penelitian ini dilakukan di Desa Girikerto Kabupaten Sleman Provinsi DIY
sebagai salah sentra pengembangan kambing perah di Indonesia. Unit analisis
adalah petani yang memelihara kambing perah. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 103 petani. analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dan kuantitatif. Tingkat kerentanan dan resiliensi rumah tangga dianalisis dengan
Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM) menggunakan software R dengan
paket PLSPM. Pengaruh usaha kambing perah terhadap kerentanan dan resiliensi
rumah tangga dianalisis dengan regresi multinomial logit.
Sebagian besar rumah tangga petani memiliki tingkat kerentanan dan
resiliensi sedang. Paparan yang dirasakan petani bersumber dari perubahan musim
yang menyebabkan keringnya sumber mata air. Perubahan musim juga
menimbulkan angin kencang yang merobohkan tanaman pohon dan menimpa
kebun salak. Kebun salak menjadi sasaran hama tikus. Tikus mamakan hampir
semua bagian dari tanaman salak yang menyebabkan petani gagal panen. Selain itu
kambing perah juga berpotensi terserang penyakit mastitis walaupun kasusnya tidak
banyak. Paparan tersebut menyebabkan rumah tangga petani sensitif terhadap
pangan, air dan kesehatan. Adaptasi yang dilakukan petani adalah denganiv
mengandalkan hasil dari usaha kambing perah dan atau mencari pekerjaan lain
diluar pertanian. Dalam upaya untuk bangkit dari krisis petani mengandalkan modal
finansial, modal fisik, modal alam, modal sosial dan modal SDM yang dimilikinya.
Dengan bergabungnya petani kedalam kelompok ternak membantu petani dalam
organisasi diri sehingga meningkatkan kemampuan manajerial usaha. Kelompok
ternak juga sangat membantu petani untuk belajar melalui kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan.
Usaha kambing perah mampu menekan kerentanan rumah tangga melalui
produksi susu yang dihasilkan. Susu kambing diproduksi setiap hari yang dapat
dijual langsung untuk mendapat penghasilan. Penghasilan ini menjadi modal
finansial petani untu memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Usaha kambing perah
mampu meningkatkan resiliensi rumah tangga petani melalui pendapatan yag
dihasilkan. Pendapatan merupakan modal finalsial yang dapat digunakan petani
untuk membiayai kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan mendesak ketika
terjadi krisis. Komponen pendapatan usaha kambing perah berasal dari produksi
susu, penjualan kambing dan pendapatan dari hasil ikutan berupa kotoran. Akan
tetapi aset kambing yang dimiliki petani justru berpengaruh sebaliknya yaitu
menekan resiliensi. Aset kambing adalah nilai jual seluruh kambing yang dimiliki
petani yang sekaligus menggambarkan banyaknya kambing yang dimiliki. Semakin
banyak jumlah kambing yang dipelihara berimplikasi pada biaya produksi yang
semakin meningkat, terutama biaya untuk pakan yang harganya terus meningkat.
Peningkatan harga pakan ini banyak dikeluhkan oleh peternak. Jika peternak tidak
memiliki cukup biaya pemeliharaan kambing akan diberi pakan seadanya sehingga
produksinya kurang optimal | id |