Perbandingan Indeks Kualitas Fisika Tanah dalam Kaitan Produktivitas (Studi Kasus: Tanaman Kedelai)

Abstract

Sifat fisika tanah merupakan salah satu sifat tanah sebagai penentu kualitas tanah dan kesuburan tanah, berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman, sehingga perlu ditentukan indeks kualitas fisik tanah (SPQI). Dalam penetapan SPQI tidak ada metode baku yang digunakan, sehingga perlu dikembangkan SPQI yang kredibel dan user friendly dengan membandingkan berbagai metode. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan SPQI untuk tanaman kedelai berdasarkan perlakuan yang diberikan dengan menggunakan dua metode yang berbeda secara konseptual dan untuk mengetahui hubungan antara SPQI dengan produktivitas tanaman kedelai. Lokasi penelitian ini berada di Kebun Percobaan Ciwalen, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Sifat fisik tanah yang digunakan adalah distribusi ukuran partikel pasir, distribusi ukuran partikel debu, distribusi ukuran partikel liat, bobbot isi, pori drainase sangat cepat, pori drainase cepat, pori drainase lambat, air tersedia, permeabilitas, dan kemantapan agregat. Setiap parameter fisika tanah diberi nilai dan diberi skor 0 sampai 5. Ada dua metode yang digunakan dalam penentuan SPQI, yaitu Principal Component Analysis (PCA) (SPQI-1) dan opinion judgement (SPQI-2). Tanah di lokasi ini memiliki kualitas tanah sedang sampai sangat baik. SPQI berkorelasi positif dengan produktivitas kedelai, dan korelasi antara kedua variabel tersebut sangat rendah, yaitu 0,0137-0,0966. SPQI-1 memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan produktivitas tanaman kedelai dibandingkan SPQI-2. Dengan demikian, SPQI-1 tampaknya menjadi metode terbaik karena merupakan pendekatan yang objektif dan berbasis statistik, MDS yang dipilih secara cermat dengan sejumlah kecil parameter sifat fisik tanah, tidak hanya mengandalkan pendapat ahli atau literatur yang ada.

Soil physical properties are one of the soil properties as a determinant of soil quality and soil fertility, play a role in plant growth and production, so it is necessary to determine the soil physical quality index (SPQI). In setting the SPQI, there is no standard method used, so it is necessary to develop a credible and user-friendly SPQI by comparing various methods. Therefore, the purpose of this study was to compare the SPQI for soybean plants based on the treatment given using two conceptually different methods and to determine the relationship between SPQI and soybean plant productivity. The location of this research is in the Ciwalen Experimental Garden, Cianjur Regency, West Java Province. The soil physical properties used are sand particle size distribution, silt particle size distribution, clay particle size distribution, bulk density, drainage pore very fast, drainage pore fast, drainage pore slow, available water, permeability, and aggregate stability. Each soil physics parameter is rated and given a score of 0 to 5. There are two methods used in determining the SPQI, namely Principal Component Analysis (PCA) (SPQI-1) and opinion judgment (SPQI-2). The soil at this location has moderate to excellent soil quality. SPQI has a positive correlation with soybean productivity, and the correlation between the two variables is very low, namely 0.0137-0.0966. SPQI-1 has a higher correlation with soybean crop productivity than SPQI-2. Thus, SPQI-1 seems to be the best method because it is an objective and statistically based approach, carefully selected MDS with a small number of soil physical properties parameters, not only relying on expert opinion or existing literature.