Show simple item record

dc.contributor.advisorPravitasari, Andrea Emma
dc.contributor.advisorAnwar, Syaiful
dc.contributor.authorAndari, Masyitah Tri
dc.date.accessioned2021-12-23T03:02:00Z
dc.date.available2021-12-23T03:02:00Z
dc.date.issued2021-12-21
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110287
dc.description.abstractPeningkatan konversi lahan pertanian menjadi non pertanian termasuk isu utama di Kabupaten Karawang. Hal tersebut dikarenakan oleh peningkatan populasi, dampak urbanisasi Ibu kota, industrilisasi, urban expansion dan posisi Kabupaten Karawang yang berada di jalur Jakarta – Bandung Mega Urban Region (koridor JBMUR). Peningkatan kebutuhan ruang di kawasan perkotaan mendorong berkembangnya kawasan kota hingga ke pinggiran kota (urban sprawl), dan berdampak pula terhadap daya dukung lingkungan di Kabupaten Karawang. Oleh karena itu tujuan utama pnelitian ini adalah menyusun rekomendasi pemanfaatan ruang berbasis urban sprawl dan daya dukung lingkungan (DDL), adapun untuk mendapatkan tujuan utama, dibutuhkan beberapa tujuan lainnya yaitu: (1) mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan tahun 2009 – 2018, (2) mengidentifikasi dan memproyeksikan pola spasial urban sprawl tahun 2009 – 2018, dan 2018 – 2031, (3) menganalisis nilai jejak ekologi (ecological footprint) dan status daya dukung lingkungan tahun 2018 dan 2031 serta rencana tindak penyempurnaan pemanfaatan ruang, selanjutnya (4) menyusun rekomendasi pemanfaatan ruang berbasis urban sprawl dan daya dukung lingkungan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara di lapangan. Sedangkan data sekunder berupa citra landsat 7 TM tahun 2009 dan citra Landsat 8 TM tahun 2018 yang bersumber dari United States Geological Survey (USGS), citra SPOT 7 Kab Karawang yang bersumber dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), peta administrasi dan pola ruang RTRW Kab Karawang 2011 – 2031 bersumber dari Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA), dan data kependudukan yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Metode analisis dalam penelitian ini yaitu (1) analisis penggunaan lahan yang didalamnya terdapat klasifikasi citra, analisis confussion matrix, dan analisis gain and losses, (2) analisis urban sprawl yang didalamnya terdapat analisis autokorelasi, indeks Moran dan Local Indicator of Spatial Association (LISA), evaluasi keselarasan antara penggunaan lahan dan pola ruang RTRW serta urban sprawl, (3) analisis daya dukung lingkungan yang didalamnya terdapat analisis jejak ekologi, dan biokapasitas, serta (4) analisis deskriptif (sintesis output tujuan 1, 2 dan 3). Hasil analisis menunjukkan 115.054 ha (59,89%) di Kabupaten Karawang masih didominasi oleh sawah pada tahun 2009. Sektor industri sangat kecil yaitu hanya sebesar 4.666 ha (0,08%) dari total luas lahan. Namun pada tahun 2018, sektor industri meningkat dengan luasan 4.818 ha dan berbanding terbalik dengan luas sawah yang menurun 2,97%. Penggunaan lahan yang banyak terkonversi di Kabupaten Karawang adalah kelas vegetasi dan badan air seluas 11.098 ha. Berdasarkan hasil analisis gain and losses, penggunaan lahan yang paling banyak berkurang adalah sawah (9,13%), sedangkan penggunaan lahan yang makin banyak bertambah adalah industri (93,81%) dan permukiman (31,29%) pada periode 2009 – 2018. Sebaran spasial urban sprawl terjadi di sepanjang ruas jalan tol Cikampek, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Pangkalan, dan Tegalwaru. Urban sprawl yang terjadi pada tahun 2009 – 2018 memiliki tipe perembetan meloncat (leap frog development). Namun terjadi perubahan tipe tersebut menjadi perembetan memanjang (ribbon development). Peningkatan urban sprawl sebesar 6.714 ha pada proyeksi urban sprawl tahun 2018 – 2031. Penggunaan lahan yang selaras dengan pola ruang RTRW jauh lebih luas dibandingkan dengan yang tidak selaras. Oleh karena itu, rekomendasi prioritas 1 pengembangan lahan pertanian masih mendominasi di Kabupaten Karawang. Hasil analisis kebutuhan nilai jejak ekologi (demand) penduduk pada penggunaan lahan hutan, ladang/tegalan, permukiman, kebun campuran, sawah, dan tempat pemrosesan akhir (TPA) di Kabupaten Karawang berturut-turut sebesar 0,0058, 0,0328, 0,0018, 0,4720, 0,0973, dan 0,0002 gha/ha. Nilai jejak ekologi pada tahun 2018 secara keseluruhan sebesar 0,6096 gha/ha, dan pada tahun 2031 meningkat menjadi 0, 6099 gha/ha. Berdasarkan lahan aktual Kabupaten Karawang tahun 2018 terdapat enam kelas. Nilai biokapasitas (supply) penggunaan lahan hutan, ladang/tegalan, permukiman, kebun campuran, sawah, dan tanah kosong berturut-turut sebesar 0,0030, 0,0168, 0,0236, 0,0289, 0,1064, dan 0,0001 gha/ha. Nilai biokapasitas pada tahun 2018 secara keseluruhan sebesar 0,1793 gha/ha, dan pada tahun 2031 menurun menjadi 0,1484 gha/ha. Nilai daya dukung lingkungan Kabupaten Karawang tahun 2018 sebesar 0,29. Kondisi defisit ini bermakna bahwa penggunaan lahan dan sumberdaya alam di Kabupaten Karawang sudah tidak dapat menghidupi penduduknya. Jumlah penduduk optimal yang mampu didukung adalah 669.908 Jiwa. Oleh sebab itu diperlukan 461,294 ha luas lahan tambahan untuk mendukung jumlah penduduk. Pada tahun 2031, nilai daya dukung lingkungan Kabupaten Karawang sebesar 0,24 menurun 0,05 poin dari tahun 2018. Berdasarkan hasil penelitian tujuan 1, 2 dan 3 tersebut, maka penataan ruang disusun dengan rekomendasi : (1) menyusun dan mengesahkan rencana detail tata ruang (RDTR) Kabupaten Karawang sebagai dokumen pengendali pemanfaatan ruang, (2) menetapkan dan mengimplementasikan program lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B), (3) mengarahkan penataan ruang Kabupaten Karawang sebagai Smart city di Kabupaten Karawang sebagai bagian dari pengendalian kualitas lingkungan hidup, (4) menyusun kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) Kabupaten Karawang sebagai upaya meningkatkan status daya dukung lingkungan (DDL), (5) melakukan pembatasan izin bangunan, (6) melakukan pengembangan pembangunan vertikal, (7) memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai bahan kerajinan dan pupuk menjadi solusi dalam permasalahan penanggulangan sampah, (8) menurunkan ketergantungan penduduk terhadap tanaman pangan (beras) melalui diversifikasi pangan, (9), mengoptimalisasi pasok kebutuhan pangan silang antar daerah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleRekomendasi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Karawang Berbasis Urban Sprawl dan Daya Dukung Lingkunganid
dc.title.alternativeRecommendation of Spatial Utilization Karawang Regency Based on Urban Sprawl and Environmental Carrying Capacityid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbiocapacityid
dc.subject.keywordecological footprintid
dc.subject.keywordland conversionid
dc.subject.keywordurbanization effectid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record