Pemodelan Habitat Potensisal untuk Zona Prioritas Konservasi Rangkong Badak (Buceros rhinoceros Linnaeus 1758) di Pulau Sumatera

Abstract

Rangkong badak (Buceros rhinoceros Linnaeus 1758) merupakan salah satu burung terbesar di Asia. Populasi rangkong badak semakin menurun karena tutupan hutan yang berkurang. Pendugaan habitat potensial spesies ini perlu dilakukan untuk informasi pengelolaan di masa depan. Seratus data koordinat spesies yang diperoleh dari berbagai pustaka dan website GBIF (Global Biodiversity Information Facility) digunakan dalam pemodelan beserta variabel ketinggian, kelerengan, curah hujan, jarak dari jalan, jarak dari pemukiman, jarak dari sungai, NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), dan tutupan lahan. Model kesesuaian habitat rangkong badak menghasilkan nilai AUC (Area Under Curve) 0,898. Karakteristik habitat rangkong badak di Sumatera adalah perbukitan atau pegunungan, kerapatan hutan padat, hutan primer atau hutan sekunder serta curah hujan sedang dan dekat dengan sungai. Aceh dan Lampung merupakan provinsi dengan potensi kesesuaian habitat tinggi, karena terdapat kawasan dilindungi yaitu di Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan Selatan.

The rhinoceros hornbill (Buceros rhinoceros Linnaeus 1758) is one of the largest birds in Asia. The rhinoceros hornbill population is decreasing due to reduced forest cover. It is necessary to estimate the potential habitat of this species for future management information. One hundred species coordinate data obtained from the library and GBIF (Global Biodiversity Information Facility) website were used in the modeling along with the variables of elevation, slope, rainfall, distance from roads, distance from settlements, distance from rivers, NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), and land cover. The rhinoceros hornbill habitat suitability model yielded an AUC (Area Under Curve) value of 0.898. The characteristics of rhinoceros hornbill habitat in Sumatra are hills or mountains, dense forest density, primary or secondary forest and moderate rainfall, and close to rivers. Aceh and Lampung are provinces with high habitat suitability potential because there are protected areas in Gunung Leuser National Park and South Bukit Barisan.