Kapasitas Pengelola Gang Hijau dalam mendukung Keberlanjutan Program Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
Date
2021-09-22Author
Suryani, Suryani
Muljono, Pudji
Susanto, Djoko
Harijati, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota-kota di negara berkembang menghadapi degradasi lingkungan
sebagai dampak menurunya kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, mengamanatkan proporsi minimum
ketersediaan RTH di Indonesia pada wilayah perkotaan minimal 30 persen dari
luas kota tersebut, yang terdiri 20 persen RTH publik dan 10 persen RTH privat.
Namun, di Provinsi DKI Jakarta ketersediaannya belum memenuhi standar yang
diduga kapasitas pengelola gang hijau masih rendah dan peran stakeholders dalam
mendorong pemanfaatan pekarangan untuk keberlanjutan RTH belum maksimal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan RTH di Jakarta dengan pengadaan budi
daya tanaman hortikultura pada gang hijau. Gang hijau adalah sebuah gang atau
jalur pejalan kaki yang ditanami berbagai jenis tanaman hortikultura yang diatur
sedemikian rupa membentuk satu kesatuan manfaat dan estetika di pemukiman
perkotaan.
Tujuan penelitian adalah (1) Menganalisis tingkat kapasitas pengelola gang
hijau, karakteristik individu, kekosmopolitan, dukungan stakeholders, partisipasi
pengelola gang hijau, dan keberlanjutan program RTH di Jakarta; (2)
Menganalisis pengaruh karakteristik individu, kekosmopolitan, dukungan
stakeholders dan partisipasi pengelola gang hijau terhadap kapasitas pengelola
gang hijau di Jakarta; (3) Menganalisis pengaruh karakteristik individu,
kekosmopolitan, dukungan stakeholders, partisipasi pengelola gang hijau dan
kapasitas pengelola gang hijau terhadap keberlanjutan RTH di Jakarta; (4)
Merumuskan strategi meningkatkan kapasitas pengelola gang hijau untuk
mendukung keberlanjutan RTH di Jakarta.
Penelitian ini didesain sebagai penelitian kuantitatif dengan metode survei.
Penelitian dilakukan di Provinsi DKI Jakarta, dengan waktu pengambilan data
pada bulan Desember 2019 - Februari 2020. Kecamatan dan Kelurahan dalam
penelitian ini dipilih secara sengaja dengan kriteria wilayah tersebut melakukan
usahatani pada gang hijau. Populasi penelitian sejumlah 2.236 pengelola gang
hijau. Jumlah sampel ditentukan secara proporsional didapatkan 340 pengelola
gang hijau. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner,
wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Sedangkan data
sekunder dari hasil-hasil penelitian terdahulu, kajian pustaka yang relevan serta
data yang dimiliki lembaga dan instansi terkait antara lain: Dinas Ketahanan
Pangan, Kelautan dan Pertanian, Programa BPP dan penyuluh yang bertugas di
wilayah lokasi penelitian. Analisis data menggunakan uji statistik deskriptif dan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 24 dan analisis
statistik inferensial menggunakan program Partial Least Square (PLS) 3 dan
Model Logic untuk merumuskan strategi keberlanjutan program RTH.
Hasil penelitian menemukan bahwa (1) Kapasitas pengelola gang hijau
pada kapasitas teknis, manajerial dan sosial berada pada kategori sedang.
Karakteristik individu umur berada pada kategori dewasa, pendidikan formal dan
pengalaman berusaha tani kategori sedang, pendidikan non formal dan motivasi
pada kategori sangat rendah, luas lahan pekarangan kategori lahan sempit. Tingkat
kosmopolitan kontak luar komunitas dan aksesibilitas informasi kategori sangat
rendah, ketersediaan kelompok kategori rendah dan keterdedahan media kategori
sedang. Tingkat dukungan Stakeholders pada kategori sedang untuk peran
pemerintah dan swasta, peran masyarakat dan peran penyuluh kategori sedang,
dan peran media berada pada kategori sangat rendah. Tingkat partisipasi pengelola
gang hijau pada tahap perencanaan kategori rendah dan tahap pelaksanaan,
pemanfaatan hasil, serta tahap evaluasi berada pada kategori sedang. (2)
Karakteristik individu, dukungan stakeholder, dan tingkat partisipasi berpengaruh
positif dan nyata terhadap kapasitas pengelola gang hijau. Dukungan stakeholder
direfleksikan oleh peran pemerintah, peran masyarakat, peran penyuluh dan peran
media. Tingkat partisipasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan
hasil dan evaluasi program gang hijau mendukung program RTH. Tingkat
kekosmopolitan berpengaruh negatif dan nyata terhadap kapasitas pengelola gang
hijau yang direfleksikan oleh kontak luar komunitas, ketersediaan kelompok dan
keterdedahan media; (3) Keberlanjutan program RTH dipengaruhi oleh dukungan
stakeholder yang direfleksikan oleh peran pemerintah, masyarakat, penyuluh dan
media. Tingkat kapasitas pengelola gang hijau aspek teknis, manajerial dan sosial
berpengaruh positif terhadap keberlanjutan program RTH; (4) Strategi yang harus
dilakukan untuk keberlanjutan RTH di Jakarta antara lain meningkatkan kerja
bersama dengan pemerintah, perguruan tinggi, swasta dan masyarakat.
Collections
- DT - Human Ecology [615]
