Show simple item record

dc.contributor.advisorSumarwan, Ujang
dc.contributor.advisorHartoyo, Hartoyo
dc.contributor.advisorSuharjo, Budi
dc.contributor.authorRahsilaputeri, Maharini
dc.date.accessioned2021-11-16T05:31:14Z
dc.date.available2021-11-16T05:31:14Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109923
dc.description.abstractPemerintah Indonesia perlu menerapkan pembangunan berkelanjutan/sustainable development goals (SDGs) no 12, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab/responsible consumption and production (RCP) untuk memenuhi kebutuhan hidup 270 juta warganya. RCP membutuhkan keterlibatan konsumen dengan pola konsumsi yang berkelanjutan yang salah satunya adalah menjaga lingkungan hidup. Penelitian ini merupakan kajian awal dengan model ekstensif mencakup berbagai faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi keinginan generasi Z untuk menjadi agen perubahan pencegah kerusakan lingkungan di Indonesia. Model penelitian menggunakan 3 teori dasar, teori perilaku pendekatan tindakan beralasan, model aktivasi norma dan teori kesediaan untuk berpartisipasi. Selain itu 8 faktor latar belakang yang mempengaruhi perilaku ramah lingkungan juga ditambahkan pada teori pendekatan tindakan beralasan. Penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dengan data empiris. Penelitian tahap 1 dilakukan di Jabodetabek selama bulan Maret-April 2020. Penelitian dilakukan terhadap 590 responden generasi Z yang diwakili oleh mahasiswa berbagai perguruan tinggi yang berumur 18-22 tahun. Pengambilan data menggunakan kuesioner daring melalui Google Form, desain sampel data adalah non probability sampling. Analisis penelitian menggunakan analisis deskriptif, PLS-SEM, dan PLSpredict. Penelitian tahap 2 dilakukan terhadap 10 expert dengan wawancara dan kuesioner daring melalui Google Form pada bulan Desember 2020. Analisis data menggunakan AHP. Penelitian ini membandingkan strategi yang dihasilkan dari model yang disebut sebagai strategi sudut pandang generasi Z dan strategi yang dihasilkan dari sudut pandang para pakar dalam konteks implementasi RCP di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki keinginan menjadi agen perubahan pencegahan kerusakan lingkungan dengan cara melakukan perilaku ramah lingkungan lain yang belum pernah mereka lakukan. Hasil analisis model menunjukkan bahwa variabel laten yang langsung mempengaruhi keinginan menjadi agen perubahan adalah: (1) motif kolektif, (2) motif sosial dan (3) perilaku ramah lingkungan yang sudah dilakukan oleh responden. Dari 20 variabel laten dalam model, 11 variabel laten mempunyai pengaruh terhadap keinginan menjadi agen perubahan. Urutan varibel laten tersebut berdasar besar pengaruh adalah: (1) motif kolektif, (2) motif sosial, (3) perilaku ramah lingkungan yang dilakukan, (4) norma pribadi, (5) intensi individu untuk melakukan perilaku ramah lingkungan, (6) pandangan terhadap tanggung jawab, (7) persepsi norma, (8) persepsi pengetahuan konsumen, (9) kesadaran akan konsekwensi, (11) sikap terhadap perilaku ramah lingkungan dan (11) persepsi dukungan pemerintah. Analisis hipotesis yang menggambarkan hubungan positif dan signifikan antara variabel laten menunjukkan bahwa variabel laten sikap terhadap perilaku ramah lingkungan dipengaruhi 3 faktor latar belakang: (1) persepsi pengetahuan lingkungan, (2) nilai lingkungan dan terakhir (3) pengalaman hidup yang signifikan. Variabel laten persepsi norma dipengaruhi oleh 3 faktor latar belakang: (1) persepsi dukungan pemerintah, (2) persepsi pengetahuan lingkungan dan terakhir (3) pengaruh media. Variabel laten persepsi kontrol perilaku dipengaruhi oleh 4 faktor latar belakang yaitu: (1) persepsi pengetahuan lingkungan, (2) kepedulian lingkungan, (3) pengalaman hidup yang signifikan dan terakhir (4) etika konsumen. Hubungan positif dan signifikan variabel inti teori pendekatan tindakan beralasan menunjukkan bahwa perilaku ramah lingkungan yang sebenarnya dipengaruhi 2 variabel laten: (1) norma pribadi dan (2) intensi untuk melakukan perilaku ramah lingkungan. Variabel intensi untuk melakukan perilaku ramah lingkungan mendapat 3 pengaruh: (1) norma pribadi, (2) sikap terhadap perilaku ramah lingkungan dan terakhir (3) persepsi kontrol perilaku. Variabel laten persepsi norma dari teori pendekatan tindakan beralasan tidak mempengaruhi intensi untuk melakukan perilaku ramah lingkungan secara langsung tetapi melalui variabel norma pribadi. Selain pengaruh langsung secara positif dan signifikan dari persepsi norma, norma pribadi dipengaruhi secara langsung oleh pandangan tanggung jawab yang dipengaruhi oleh kesadaran akan konsekwensi. Strategi yang diusulkan terbagi menjadi dua tahap. Strategi berdasar sudut pandang generasi Z adalah strategi jangka pendek dan usulan strategi para pakar adalah strategi jangka menengah dan panjang. Prioritas strategi jangka pendek merupakan gabungan dari hasil analisis model dan pembobotan pendapat para pakar, sedangkan prioritas strategi jangka panjang hanya berdasar pembobotan para pakar. Pemangku kepentingan yang bertanggung jawab pada penerapan strategi ini adalah pemerintah, organisasi lingkungan non pemerintah/LSM, dan pelaku bisnis dengan peran yang berbeda pada penerapan strategi jangka pendek dan jangka panjang Strategi jangka pendek adalah: (1) meningkatkan pengetahuan mengenai lingkungan mencakup masalah dan solusi lingkungan, contoh perilaku praktis ramah lingkungan dan segala aspek perilaku tersebut, (2) penyediaan fasilitas/sarana umum ramah lingkungan yang mengedukasi, (3) memasukkan pengetahuan/nilai/kepedulian lingkungan pada semua kegiatan generasi Z, (4). menggunakan media yang tepat untuk memperbanyak informasi/edukasi mengenai lingkungan antara lain melalui iklan layanan masyarakat. Strategi jangka panjang adalah: (1) memasukkan nilai-nilai keberlanjutan pada setiap aktivitas gen Z, (2) penambahan program/mata pelajaran khusus mengenai keberlanjutan di setiap jenjang pendidikan formal, (3) memperbanyak sarana publik ramah lingkungan yang mengedukasi, (4) memperbanyak iklan layanan masyarakat mengenai keberlanjutan pada media yang tepat. Penegakan hukum harus tetap dilakukan sejak saat ini dan menjadi strategi dasar yang tidak boleh berhenti, sehingga strategi ini mendasari semua implementasi strategi baik jangka pendek atau jangka panjang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleModel Pembentukan dan Peningkatan Kapasitas Generasi Z sebagai Agen Perubahan Pencegahan Kerusakan Lingkungan di Indonesiaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordgenerasi Zid
dc.subject.keywordagen perubahanid
dc.subject.keywordproses hirarki analitisid
dc.subject.keywordmodel aktivasi normaid
dc.subject.keywordpendekatan tindakan beralasanid
dc.subject.keywordPLS-SEMid
dc.subject.keywordteori kesediaan untuk berpartisipasiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record