dc.description.abstract | Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) khususnya taman kota dan taman
hutan kota (THK) sangat dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan rekreasi bagi
populasi masyarakat perkotaan. Kondisi tersebut sudah menjadi suatu tuntutan
mendasar dalam kehidupan modern yang menginginkan suasana yang lebih asri dan
alami untuk estetika wilayah perkotaan. Tingginya recreation demand masyarakat
perkotaan dalam menggunakan taman kota dan THK sebagai tempat untuk
melakukan aktivitas rekreasi di alam terbuka harus diimbangi oleh ketersediaan
lahan (recreation-supply) berupa kawasan RTH khususnya tapak taman kota dan
THK dalam jumlah dan luasan yang memadai dan berkesesuaian.
Berdasarkan empirical negative evidences dapat dipetakan permasalahan
yang terjadi dengan berbagai resiko dampak negatif, yakni: (a) RTH yang tidak
dikelola dengan baik akan menjadi area sepi yang terbengkalai dan menjadi “zona
tindakan kejahatan” serta meningkatnya tindakan kriminal dari
pengunjung/penduduk di lokasi sekitarnya, (b) terlampauinya batas daya dukung
akan merusak RTH sebagai sub - ekosistem perkotaan; jika pengunjung melebihi
batas daya dukung tapak. Dari butir (a) dan (b) dapat dirumuskan dua permasalahan
yang ada : (a) kajian seperti apa yang sebaiknya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta terkait penghitungan daya dukung rekreasi tapak untuk merevitalisasi
taman kota dan THK secara berkesesuaian dan tepat guna, sehingga manfaatnya
menjadi optimal dan dampak negatifnya menjadi minimal?, (b) serangkaian upaya
berupa perencanaan yang terintegrasi (integrated plan) apa yang sebaiknya
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengoptimalkan
fungsi/kegunaan taman kota dan THK sebagai tapak rekreasi?.
Tujuan penelitian ini: (a) menganalisis daya dukung fisik taman kota dan
THK, (b) menganalisis daya dukung psikologi pengunjung taman kota dan THK,
(c) mengkaji tingkat daya dukung riil taman kota dan THK, (d) menganalisis
orientasi perspektif masyarakat sekitar terhadap kegiatan wisata di taman kota dan
THK dan (e) Merumuskan arah kebijakan untuk pengelolaan dan pelestarian
lingkungan taman kota dan THK dengan menghitung daya dukung rekreasi taman
kota dan THK sebagai dasar pertimbangan.
Penelitian ini dilakukan di tiga tapak tidak berbayar (tidak perlu membeli
tiket untuk memasuki tapak taman) dalamwilayah Provinsi DKI Jakarta; satu lokasi
taman kota dan dua THK yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pemilihan tapak penelitian ini berdasarkan purposive sampling method yaitu dibagi
menjadi 3 tingkatan klasifikasi (strata) karakter wilayah kota: (1) Taman Kota
Suropati (Jakarta Pusat) sebagai well established area (area mapan), (2) THK
Honda-Tebet (Jakarta Selatan) sebagai established area (area berkembang) , dan
(3) THK Penjaringan (Jakarta Utara) less established area (area tumbuh). Metode
penelitian yang digunakan kombinasi antara metode kualitatif dengan kuantitatif.
Total jumlah responden pengunjung yang diambil sebanyak 600 responden untuk
ketiga lokasi penelitian (240 responden di Taman Suropati, 180 responden THK
Honda-Tebet, 180 responden THK Penjaringan) dan @ 30 responden penduduk di
sekitar ke 3 tapak penelitian ini (total 90 penduduk). Kuesioner menggunakan jenis
kuesioner tertutup (closed ended) dengan skala Likert dari rentang skor 1-7. Nilai
persepsi kepuasan wisatawan kemudian dianalisis menggunakan metode
Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI).
Daya Dukung Riil tapak penelitian diperoleh dengan melengkapi rumus Daya
Dukung Fisik (DDF) dengan Daya Dukung Psikologi (CFp), sehingga nilai Daya
Dukung Riil menjadi CFp x DDF; sehingga kemudian diperoleh nilai DDR di
Taman Suropati sebesar 2.138 pengunjung/hari, DDR di THK Honda-Tebet
sebesar 7.097 pengunjung/hari. Adapun DDR THK Penjaringan sebesar 4.021
pengunjung/hari. Jika ditotal, maka daya dukung riil ketiga tapak penelitian 13.256
pengunjung/hari, yakni jumlah maksimum pengunjung dengan mempertimbangkan
faktor penurunan kualitas kepuasan wisatawan per tapak.
Sesuai dengan karakteristik pengunjung dan kegiatan rekreasi di Taman
Suropati, hasil studi menunjukkan bahwa nilai CFp di taman ini telah mereduksi
DDF-nya sebesar 91,22%, yaitu dari 24.335 orang/hari menjadi 2.138 orang/hari.
Adapun di THK Honda-Tebet, nilai DDF-nya telah tereduksi oleh CFp sebesar
88,51%, yaitu dari 61.762 orang/hari menjadi 7.097 orang/hari; sedangkan untuk
THK Penjaringan DDF-nya telah tereduksi sebesar 89,20 % (dari 37.249 orang/hari
menjadi 4.021 orang/hari). Besarnya intensitas nilai reduksi yang terjadi karena
CFp pada setiap THK terkait dapat dijadikan sebagai indikator penting dari
tingginya kebutuhan kualitas rekreasi dari populasi pengunjung. Secara
keseluruhan besaran DDR dari ketiga tapak tersebut 13.256 orang/hari; nilai
tersebut setara dengan 2.976 orang/hari/ha-tapak; diperoleh dari membagi angka
13.256 orang/hari dengan total luas penggunaan ruang (m2/orang) dari ke 3 tapak.
Berdasarkan berbagai data yang diperoleh dalam penelitian ini, diketahui
bahwa saat ini jumlah kunjungan/hari/tapak yang terjadi pada Taman Suropati,
THK Honda-Tebet dan THK Penjaringan masih berada di bawah nilai DDR yang
didapat dalam studi ini. Temuan dari penelitian ini rata-rata pola kebutuhan ruang
kegiatan di tiga tapak secara rata-rata 1,47 kali lebih besar dari angka asumsi
kebutuhan ruang yang banyak digunakan oleh peneliti lain yaitu 1 m2/orang.
Diperoleh nilai CFp untuk menentukan nilai akhir dari daya dukung riil pada ketiga
lokasi penelitian rata-rata sebesar 10,35%.
Implikasi dari rangkaian analisis penelitian ini adalah ke 3 tapak penelitian
harus ditingkatkan nilai performanya (IPA) untuk kemudian dapat pula menaikkan
nilai CSI nya. Berdasarkan hal tersebut, maka sintesis strategi yang diperlukan
ditujukan untuk merumuskan arah kebijakan agar terciptanya kesesuaian supply
dengan demand, serta meminimalisir dampak negatif bersamaan dengan
memaksimalkan manfaat dari keberadaan RTH untuk rekreasi. Beberapa
rekomendasi penting sebagai tindakan pengelolaan tapak rekreasi yang diperlukan
untuk terpenuhinya 5 aspek penting daya dukung rekreasi, yakni terkait: (a) aspek
supply RTH, (b) penggunaan ruang untuk rekreasi, (c) perilaku pengunjung taman
kota dan THK, (d) rekayasa (revitalisasi) tapak rekreasi, (e) menentukan faktor
koreksi psikologi. | id |