Show simple item record

dc.contributor.advisorNuryartono, Nunung
dc.contributor.advisorArifin, Bustanul
dc.contributor.advisorBakhtiar, Toni
dc.contributor.authorRachman, Muhammad Ibrahim
dc.date.accessioned2021-10-14T00:27:46Z
dc.date.available2021-10-14T00:27:46Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109630
dc.description.abstractRisiko lingkungan khususnya perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh umat manusia saat ini karena telah menyebabkan pergeseran pola cuaca yang dapat menjadi ancaman bagi proses produksi pangan secara global salah satunya dari kegagalan panen. Petani adalah salah satu pihak yang terdampak secara signifikan dari kegagalan panen terutama dari sisi ekonomi. Untuk melindungi petani dari dampak ekonomi terhadap gagal panen, pada tahun 2015 pemerintah telah meluncurkan produk Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Namun meskipun telah memberikan subsidi premi sebesar 80%, tingkat partisipasi petani dalam program ini masih rendah. Selain itu, pengelolaan AUTP saat ini hanya dilakukan oleh pengelola tunggal tanpa melibatkan pihak swasta sehingga tidak terjadi persaingan sehat dan juga sejauh ini program asuransi pertanian ini masih melindungi komoditas yang terbatas. Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Menganalisis pengaruh program pemerintah dalam meningkatkan partisipasi petani dalam asuransi pertanian, (2) Menganalisis faktor-faktor sosio ekonomi dan dimensi yang mempengaruhi perilaku petani untuk berpartisipasi dalam asuransi pertanian, (3) Menganalisis atribut produk asuransi pertanian yang penting bagi petani sehingga produk asuransi pertanian dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi petani, (4) Menganalisis potensi pengembangan sistem pooling dengan diversifikasi komoditas pangan utama dengan melakukan analisis terhadap profitabilitas dari sistem tersebut, dan (5) Merumuskan skema kemitraan pemerintah-swasta dalam pengelolaan asuransi pertanian yang saling menguntungkan. Penelitian ini menerapkan beberapa metode analisis yakni Uji McNemar untuk mengkaji pengaruh program pemerintah dalam meningkatkan partisipasi petani dalam asuransi pertanian serta Structural Equation Modelling – Partial Least Square dan Regresi Logistik untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk membeli asuransi pertanian. Metode lainnya yang digunakan adalah Bayesian Best-Worst Method untuk menganalisis atribut produk asuransi pertanian yang penting bagi petani serta gabungan antara metode Frequency-Severity, Asset-Liability Management dan Asset Share untuk menganalisis potensi pengembangan sistem pooling dengan diversifikasi komoditas pertanian dengan melakukan analisis terhadap profitabilitas dari model tersebut. Untuk merumuskan skema kerjasama pengelolaan asuransi pertanian yang menguntungkan dengan keterlibatan dari pihak swasta yang dapat diterapkan di Indonesia, penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchical Process (AHP) dengan mewawancarai 5 pakar yang berasal dari Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Pertanian, PT Asuransi Jasa Indonesia, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia serta petani dan peneliti. Responden dari penelitian ini adalah 103 petani yang tersebar di 14 desa di wilayah kecamatan Sliyeg, kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Responden dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil dari analisis data menemukan bahwa program pemerintah yang berbentuk faktor pendorong yang bersifat memaksa lebih efektif untuk meningkatkan partisipasi petani dalam AUTP dibandingkan program insentif seperti subsidi premi, selanjutnya tingkat partisipasi lebih dipengaruhi oleh faktor yang terkait dengan objek pertanggungan yang dalam hal ini adalah lahan pertanian yang meliputi faktor status kepemilikan lahan dan faktor luas lahan serta niat petani untuk berpartisipasi dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku dan persepsi risiko. Temuan lainnya dari penelitian ini adalah bahwa atribut produk asuransi pertanian yang paling penting bagi petani adalah jumlah uang pertanggungan dibandingkan nilai premi dan atribut lainnya dan juga bahwa sistem pooling dapat diterapkan karena berdasarkan simulasi yang dilakukan, sistem ini dapat menghasilkan profitabilitas yang baik. Mengingat manfaat asuransi pertanian yang sangat besar bagi para petani, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengembangan asuransi pertanian melalui kemitraan Pemerintah-Swasta. Untuk merumuskan strategi ini metode AHP digunakan untuk menyusun prioritas elemen-elemen yang harus diutamakan. Faktor yang harus diprioritaskan di dalam strategi pengembangan kemitraan Pemerintah-Swasta dalam pengelolaan asuransi pertanian adalah kolaborasi pemangku kepentingan yang masih dianggap kurang oleh para pakar. Dari sisi aktor yang harus diutamakan adalah petani. Adapun dari sisi tujuan, yang harus diprioritaskan adalah meningkatkan partisipasi petani dalam asuransi pertanian. Implikasi kebijakan yang dapat diidentifikasi dari hasil studi ini adalah: (1) Penerapan strategi pembentukan konsorsium perusahaan asuransi BUMN dan swasta untuk mengelola asuransi pertanian dapat dilakukan segera, namun ke depannya pemerintah perlu melakukan perubahan terhadap regulasi yang berlaku saat ini yang membatasi keterlibatan sektor swasta, (2) Hasil simulasi studi ini menunjukkan bahwa penerapan asuransi pertanian yang lebih luas dapat berdampak kepada turunnya tarif premi karena risiko dapat tersebar dengan lebih baik dan bilangan besar dapat dicapai dengan lebih optimal. Keterlibatan swasta akan dapat mendukung perluasan penerapan asuransi pertanian, (3) Dalam melakukan pengembangan produk asuransi pertanian ke depan, perlu diperhatikan mengenai jumlah uang pertanggungan dengan mempertimbangkan ongkos usahatani, (4) Hasil simulasi studi ini menunjukkan bahwa penerapan sistem pooling memungkinkan untuk dilakukan dengan memperluas komoditas yang dapat dilindungi oleh asuransi pertanian sehingga di masa depan penerapan asuransi pertanian tidak hanya terpusat pada komoditas padi, (5) Edukasi literasi asuransi pertanian yang berkelanjutan perlu dilakukan dengan memanfaatkan jalur komunikasi yang dapat dipercaya oleh petani yaitu kelompok tani, penyuluh pertanian dan televisi. Petani yang memiliki pengetahuan yang memadai mengenai asuransi pertanian akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk berpartisipasi dalam asuransi pertanian.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Pengembangan Asuransi Pertanian Berbasis Perilaku Petani, Pooling Risiko, dan Kemitraan Pemerintah-Swastaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAsuransi Pertanianid
dc.subject.keywordAtribut Produkid
dc.subject.keywordPerubahan Iklimid
dc.subject.keywordSistem Poolingid
dc.subject.keywordTingkat Partisipasiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record