Arahan Pengembangan Perkebunan Tebu Berbasis Potensi Lahan di Kabupaten Lamongan
Abstract
Volume gula yang diimpor dari Thailand, Australia, Brazil, dan berbagai negara lain mencapai 5,02 juta ton pada tahun 2018. Tren bertambahnya kebutuhan dan impor gula berbanding terbalik dengan tren produksi gula nasional. Produksi gula nasional tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 0,88 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017. Penurunan produksi gula ini merupakan akibat semakin menurunnya luas lahan perkebunan tebu akibat konversi lahan di Indonesia. Kabupaten Lamongan adalah salah satu kabupaten yang berkontribusi sebagai penghasil tebu sekaligus gula di Jawa Timur. Pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan laju konversi lahan di Kabupaten Lamongan yang mengancam produksi tebu di tahun mendatang. Penggunaan lahan yang berkelanjutan sangat penting untuk diterapkan guna menjamin pemenuhan kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk merumuskan arahan pengembangan perkebunan tebu berbasis potensi lahan di Kabupaten Lamongan. Tahap analisis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis perubahan penggunaan lahan tahun 2007-2019 dan prediksi penggunaan lahan di Kabupaten Lamongan pada tahun 2031, analisis neraca tebu di Kabupaten Lamongan tahun 2031, analisis status lahan yang sesuai dan tersedia untuk pengembangan lahan perkebunan tebu di Kabupaten Lamongan, dan arahan pengembangan perkebunan tebu berbasis potensi lahan di Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan hasil analisis, terjadi peningkatan luas lahan permukiman sebesar 10.881,60 ha antara tahun 2019-2031. Peningkatan ini sebagian besar merupakan hasil konversi dari lahan pertanian termasuk perkebunan tebu. Kabupaten Lamongan diprediksi akan mengalami surplus tebu sebesar 52.613,48 ton dan surplus lahan perkebunan tebu seluas 744,6 ha di tahun 2031. Surplus tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya akibat terjadinya kompetisi antar penggunaan lahan. Evaluasi terhadap lahan yang sesuai dan tersedia untuk pengembangan perkebunan tebu menunjukkan bahwa lahan sesuai dan tersedia terbesar di Kabupaten Lamongan adalah kelas S2 (cukup sesuai) yaitu 65,67% di tahun 2019 dan 62,04% di tahun 2031. Berdasarkan penilaian 6 orang pakar dan stakeholder, pengembangan perkebunan tebu berbasis potensi lahan dapat diarahkan untuk dilakukan di Kecamatan Ngimbang, Solokuro, Kedungpring, Mantup, Sambeng, Babat, dan Bluluk dengan total luas lahan mencapai 22.787,76 ha. Arahan pengembangan perkebunan tebu tersebut telah mempertimbangkan jumlah rumah tangga pertanian, kesesuaian dan ketersediaan lahan untuk perkebunan tebu tahun 2031, prediksi jumlah penduduk tahun 2031, dan prediksi neraca ketersediaan tebu tahun 2031 di tiap kecamatan.
Collections
- MT - Agriculture [3687]