Pemodelan Distribusi Wilayah Rawan Kebakaran Menggunakan Model Maximum Entropy (Studi Kasus PT Jambi Batanghari Plantation)
Abstract
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia adalah peristiwa bencana regional dan
global yang banyak memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan mahluk hidup di
dalamnya. Kejadian-kejadian kebakaran di Indonesia ini perlu dikaji, terutama untuk
dapat memberikan informasi bagi usaha-usaha, pengelolaan untuk mencegah kebakaran
hutan dan lahan. kebakaran hutan dan lahan. Salah satu informasi yang diperlukan adalah
mengetahui tingkat kerawanan kebakaran di suatu wilayah. Metode yang digunakan
dalam memprediksi wilayah rawan kebakaran pada penelitian ini maximum entropy.
Model ini dapat digunakan untuk memetakan distribusi wilayah rawan kebakaran dan
menentukan parameter yang paling berpengaruh. Input model maximum entropi terbagi
menjadi 2 yaitu input sample dan input environmental layer. Peta kerawanan kebakaran
dihasilkan dari nilai probabilitas kejadian kebekaran di setiap pixel area. Parameter yang
paling berpengaruh adalah parameter tutupan lahan, radiasi, kecepatan angin, dan
kedalaman gambut masing-masing yaitu 33,6%,17,6%, 14,1%, dan 13,4%. Tutupan lahan
yang berada pada wilayah dengan kerawanan kebakaran tinggi adalah semak belukar,
lahan terbangun, lahan persemaian kelapa sawit, dan perkebunan kelapa sawit. Tutupan
lahan ini berada di kawasan gambut dengan kedalaman 3 meter atau lebih dan juga tanah
mineral. Model MaxEnt ini memiliki nilai akurasi AUC sebesar 0,85.