View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Multidiciplinary Program
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Multidiciplinary Program
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Rancang Bangun Agrotechnology Park Berkelanjutan Berbasis Kopi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

      Thumbnail
      View/Open
      Artikel utama (3.831Mb)
      Cover (2.848Mb)
      Lampiran (2.888Mb)
      Date
      2021-09-06
      Author
      Hamdan, Hamdan
      Fauzi, Anas Miftah
      Rusli, Meika Syahbana
      Rustiadi, Ernan
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Produksi kopi Indonesia sebagian besar berasal dari perkebunan rakyat yang didominasi jenis Robusta. Pengembangan sistem inovasi untuk mempercepat transfer teknologi perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan mutu kopi sehingga agroindustri berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan menyusun rancang bangun Agrotechnology Park (ATP) berkelanjutan berbasis kopi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Pendekatan yang digunakan terdiri atas: (a) Life Cycle Assesment, (b) kelayakan finansial, (c) model persamaan struktural, (d) kesesuaian lahan, (e) Skalogram fasilitas umum dan agroindustri, dan (f) sistem dinamik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroindustri kopi memenuhi kriteria keberlanjutan dari dimensi lingkungan dan ekonomi. Rasio output-input penggunaan energi menunjukkan efisiensi yang baik dari agroindustri kopi dengan nilai 5,35. Nilai emisi terhadap potensi pemanasan global, acidification, dan eutrophication masing-masing sebesar 0,14 kgCO2eq/kg green bean, 0,29 gSO2eq/kg green bean, dan 0,48gPO43-eq/kg green bean. Nilai emisi tersebut menunjukkan potensi pengembangan kopi organik karena nilainya lebih rendah dibandingan pertanian kopi organik di negara lain. Nilai NPV sebesar Rp 75,55 juta, artinya investasi pada usahatani kopi menguntungkan secara ekonomi. Namun, indeks kesejahteraan sebagai indikator dimensi sosial belum memenuhi kriteria keberlanjutan karena hanya memenuhi 65,66% kebutuhan dasar rumah tangga petani. Kondisi keberlanjutan sosial agroindustri dapat dicapai dengan peningkatan produksi sebesar 50%, dari 737,42 menjadi 1106,12 kg/ha. Variabel utama pengembangan ATP terdiri atas pengelolaan dimensi sumberdaya dan dimensi sosial. Strategi pengelolaan dimensi sumberdaya dilakukakan melalui tiga indikator, yaitu: (a) menstimulasi percepatan rantai pasok bahan baku ke industri dan perdagangan strategis, (b) meningkatkan transfer teknologi, dan (c) meningkatkan produktivitas kawasan melalui inovasi. Sedangkankan strategi pengelolaan dimensi sosial melalui empat indikator, yaitu: (a) meningkatkan upah tenaga kerja local, (b) menghambat peningkatan ketimpangan wilayah, (c) meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal, dan (d) mengurangi konflik sumberdaya. Berdasarkan kedua variabel tersebut, tujuan pengembangan ATP terdiri atas: (a) menumbuhkan dan mengembangkan kewirausahaan baru, (b) menjadi pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, (c) menjadi penghubung antara industri-akademisi-pemerintah, dan (d) menyediakan infrastruktur dan fasilitas pengembangan untuk industri yang berorientasi teknologi. Lahan perkebunan kopi di Kabupaten Kepahiang memiliki kelas kesesuaian marginal (S3) dan tidak sesuai (N) dengan faktor pembatas utama adalah ketersediaan air (wa), ketersediaan hara (nr), dan bahaya erosi (eh). Kecamatan Kaba Wetan memiliki lahan dengan rata-rata faktor pembatas lebih ringan dibandingkan kecamatan lainnya, yaitu wa dan eh. Analisis skalogram menghasilkan empat desa yang termasuk kelompok hirarki I, yaitu Desa Sido Rejo Kecamatan Kabawetan, Tebat Monok Kecamatan Kepahiang, Lubuk Sahung dan Talang Gelompok Kecamatan Seberang Musi. Berdasarkan kriteria kesesuaian lahan dan tingkat perkembangan wilayah, Desa Sido Rejo dipilih sebagai pusat pelayanan ATP. Desa ini juga memiliki keterjangkauan yang baik, dekat dengan sumber bahan baku, menerapkan good agricultural practices kopi, memiliki sertifikat indikasi geografis (IG), dan memiliki daya Tarik wilayah sebagai daerah wisata kebun teh dan kampung kopi Kabawetan. Model Agrotechnology Park dirancang dengan pendekatan sistem dinamik yang terdiri atas; (a) model produksi dan peningkatan mutu kopi dan (b) model ATP. Skenario produksi dipilih berdasarkan kemudahan dalam penerapan teknologi, kemampuan ekonomi petani, dan keterjangkauan lokasi kebun. Berdasarkan model produksi, simulasi skenario optimis dengan peremajaan 50%, pemupukan organik, tanaman peneduh 400 batang/ha, dan pengendalian gulma secara mekanik mampu memenuhi kriteria keberlanjutan. Model ATP mengambarkan hubungan antar kecamatan sebagai jaringan Pusat Transformasi Perdesaan dengan pusat pelayanan ATP. Aktivitas utama pada masing-masing Pusat Transformasi Perdesaan (PTP) adalah penyediaan klon unggul melalui pembangunan kebun percontohan, produksi green bean premium melalui unit pengolahan, dan produksi bubuk kopi premium untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal Kabupaten Kepahiang.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109110
      Collections
      • DT - Multidiciplinary Program [748]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository