Show simple item record

dc.contributor.advisorWasis, Basuki
dc.contributor.advisorSaharjo, Bambang Hero
dc.contributor.authorSusanti, Pratiwi Ddwi
dc.date.accessioned2021-08-29T07:40:55Z
dc.date.available2021-08-29T07:40:55Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108909
dc.description.abstractKebakaran gambut akan menyebabkan terjadinya subsiden, kerusakan pada sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta melepaskan gas rumah kaca. Pemadaman kebakaran hutan dan lahan biasanya dilakukan hanya dengan menggunakan air dan membutuhkan waktu yang cukup lama hingga api benar-benar padam. Pemadaman kebakaran gambut dengan air kurang efektif dan efisien karena proses penurunan suhu bahan bakar tidak segera terjadi akibat air yang digunakan dalam pemadaman akan diuapkan kembali ke udara akibat tingginya suhu permukaan. Selain menggunakan air, terdapat metode pemadaman baru yaitu dengan menggunakan foaming agent dari minyak kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di lahan gambut bekas terbakar di Desa Rimba Panjang, Riau. Lahan tersebut sebelumnya merupakan lahan kosong yang tidak dikelola dan didominasi oleh tumbuhan bawah dan beberapa pohon besar. Pemadaman kebakaran gambut di lahan ini memerlukan waktu kurang lebih dua minggu untuk pemadaman kebakaran. Namun masih terdapat empat titik berpotensi terbakar kembali. Dari empat titik tersebut dilakukan proses pemadaman dengan foaming agent pada tiga plot, dan satu plot lainnya menggunakan air. Metode dengan menggunakan foaming agent dilakukan dengan cara memadamkan api menggunakan alat pemadam kebakaran, yang berisi campuran larutan NF 46 0,5 100 L m-². Selanjutnya, dilakukan pemadaman secara langsung pada plot dan diamati hingga api padam seluruhnya yang ditandai dengan tidak adanya lagi asap yang keluar. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemadaman dengan menggunakan foaming agent selama tiga bulan perlakuan tidak merusak ekosistem dan tidak berdampak negatif terhadap pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil perhitungan INP, terdapat tiga jenis dominan pada setiap plot pengamatan yaitu kelakai (Stenochlaena palustris) dengan INP sebesar 89.40 %, paku-pakuan (Pteris Sp.) dengan INP sebesar 20.10 %, dan alang-alang (Imperata cylindrica) dengan INP sebesar 30.85 %. Hasil analisis menunjukkan Indeks keanekaragaman jenis (H’) sebesar 1.206, indeks kemerataan jenis (E) sebesar 0.524, dan indeks kekayaan jenis (R) sebesar 1.967. Pemadaman dengan menggunakan foaming agent dapat mempercepat proses pemadaman (3 sampai 4,6 menit) dibandingkan dengan menggunakan air (50 menit).id
dc.description.abstractPeat fires will cause subsidence, damage to the physical, chemical and biological properties of the soil and emit greenhouse gases. Forest and land fires are usually extinguished using water only and it takes a long time for the fire to be completely extinguished. Extinguishing peat fires with water is less effective and efficient because the process of decreasing the temperature of the fuel does not occur immediately due to the water used in extinguishing it will be re-evaporated into the air due to the high surface temperature of the peat. In addition to using water, there is a new extinguishing method, namely by using a foaming agent from palm oil. This study was carried out on burnt peat land area in Rimba Panjang Village, Riau. The land was previously an unmanaged vacant land and was dominated by undergrowth and several large trees. It takes approximately two weeks to extinguish the peat fire on this land. However, there are still four spots that have the potential to burn again. From these four points, the extinguishing process is carried out with foaming agent in three plots, and one plot using water. The method using a foaming agent is done by extinguishing the fire using a fire extinguisher containing a mixture of NF 46 0.5 100 L m² solution. Furthermore, direct fire suppression was carried out on the plot and observed until the fire was completely extinguished which was indicated by the absence of smoke coming out. This study showed that extinguishing using a foaming agent for three months did not damage the ecosystem and had no negative impact on plant growth. Based on the results of the INP calculation, there are three dominant species in each observation plot, namely mackerel (Stenochlaena palustris) with an IVI of 89.40%, ferns (Pteris Sp.) with an IVI of 20.10%, and alang-alang (Imperata cylindrica) with an IVI of 30.85%. The results of the analysis show that the species diversity index (H') is 1.206, the species evenness index (E) is 0.524, and the species richness index (R) is 1.967. Extinguishing using a foaming agent can speed up the extinguishing process (3 to 4.6 minutes) compared to using water (50 minutes).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcTanah gambutid
dc.titleDampak Aplikasi Foaming Agent pada Tanah Gambut Bekas Terbakar di Desa Rimba Panjang, Kabupaten Kampar, Riauid
dc.title.alternativeImpacts of Application of Foaming Agent Following Peat Fire at Rimba Panjang Village, Kampar District, Riauid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordFoaming agent, Kebakaran, Pemadaman api, Tanah gambutid
dc.subject.keywordFoaming agentid
dc.subject.keywordKebakaranid
dc.subject.keywordPemadaman apiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record