Penilaian Draminski Detector Sebagai Alat Skrining Mastitis Subklinis pada Sapi Perah di Peternakan Rakyat Pondok Ranggon

Abstract

Mastitis subklinis merupakan salah satu masalah utama dalam pengembangan peternakan sapi perah di Indonesia. Beberapa alat uji skrining telah dikembangkan untuk membantu upaya pengendalian masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan menilai kesesuaian (agreement) alat Draminski Mastitis Detector untuk menjadi alat skrining mastitis subklinis pada sapi perah. Sampel susu kuartir yang berasal dari 27 ekor sapi perah dalam masa laktasi normal di kawasan Pondok Ranggon Jakarta Timur dikumpulkan untuk diuji terhadap kemungkinan berasal dari kuartir yang menderita mastitis subklinis. Setiap sampel susu diuji dengan 3 jenis uji yaitu metode Breed (golden standard) yang berdasarkan jumlah sel somatis, alat Milkchecker yang berdasarkan konduktivitas listrik, dan alat Draminski Mastitis Detector yang berdasarkan hambatan listrik. Hasil penelitian menunjukkan Draminski Mastitis Detector memiliki tingkat kesesuaian yang kurang baik terhadap metode Breed sebagai metode baku (nilai Kappa 0,013) dan alat Milkchecker (nilai Kappa 0,036). Alat uji ini juga dinilai memiliki kinerja uji yang kurang baik dalam mendiagnosa kasus mastitis subklinis pada sapi perah dengan nilai sensitivitas 3,5%, spesifisitas 100%, nilai prediktif positif 100%, nilai prediktif negatif 18,8%, prevalensi dugaan 2,9%, dan prevalensi sebenarnya 81,7%. Kesimpulan dari penelitian ini Draminski Mastitis Detector tidak dapat digunakan untuk menggantikan metode Breed dan Milkchecker sebagai alat uji skrining deteksi mastitis subklinis pada sapi perah di Indonesia yang umumnya dipelihara dengan cara konvensional (peternakan rakyat).

Subclinical mastitis is one of the main problems in the development of dairy farming in Indonesia. Several screening test tools have been developed to support of control program for this problem. This study aims to assess the suitability (agreement) of the Draminski Mastitis Detector as a screening tool for subclinical mastitis in dairy cows. Quaternary milk samples from 27 dairy cows during normal lactation in the Pondok Ranggon area, East Jakarta were collected to be tested for the possibility of coming from quarters suffering from subclinical mastitis. Each milk sample was tested with 3 types of tests, namely the Breed method (golden standard) which is based on the number of somatic cells, the device Milkchecker which is based on electrical conductivity, and the Draminski Mastitis Detector which is based on electrical resistance. The results showed that the Draminski Mastitis Detector had a poor level of compatibility with the Breed method as the golden standard (Kappa value 0,013) and the Milkchecker tool (Kappa value 0,036). This test equipment is also considered to have poor test performance in diagnosing cases of subclinical mastitis in dairy cattle with a sensitivity value of 3,5%, specificity 100%, positive predictive value 100%, negative predictive value 18,8%, estimated prevalence 2,9 %, and the true prevalence was 81,7%. The conclusion of this study is that the Draminski Mastitis Detector cannot be used to replace the Breed method and Milkchecker as a screening test for the detection of subclinical mastitis in dairy cattle in Indonesia which are generally reared in a conventional way (people’s farms).